News

Ketua MUI Cholil Nafis Kasih Paham Pendeta Gilbert: Zakat Itu Ada yang 2,5%, 5%, Bahkan 10%


Kritik tajam diarahkan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M. Cholil Nafis, terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong yang baru-baru ini mengundang kontroversi karena komentarnya terkait praktik zakat dan salat dalam Islam. Pendeta Gilbert, dalam sebuah video yang menjadi viral, tampak menyindir cara beribadah umat Islam yang dia anggap lebih berat dibandingkan dengan umat Kristiani.

Dalam respons yang disampaikan melalui aplikasi X/twitter, KH Cholil Nafis menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap pendekatan yang dilakukan oleh Pendeta Gilbert. 

“Mau bercanda atau serius ini? Klo bercanda tak lucu tapi klo serius pasti keliru,” ujarnya. 

Dia menegaskan bahwa zakat dalam Islam memang bervariasi, dengan kadar 2,5% hingga 10%, tergantung jenis zakatnya. 

“Zakat itu ada yang 2,5 persen ada yang 5 persen, bahkan ada 10 persen tergantung jenis zakatnya,” jelas Kiai Cholil.

Menurutnya, membandingkan ajaran agama sambil merendahkan merupakan perilaku yang tidak layak diucapkan oleh seorang pemimpin agama. 

“Intinya membandingkan ajaran agama sambil merendahkan itu tak layak diucapkan,” tambahnya. 

Rais Syuriyah PBNU itu juga menyoroti potensi dampak negatif dari ceramah seperti yang dilakukan oleh Pendeta Gilbert, khususnya dalam hal memecah kerukunan umat beragama.

Mengutip laman Kemenag menjelaskan bahwa zakat memiliki banyak jenis dan ketentuan, termasuk zakat fitrah yang diwajibkan pada setiap muslim yang hidup selama bulan Ramadan, dan zakat mal yang meliputi zakat atas emas, perak, dan hasil perniagaan sebesar 2,5%. Berbeda lagi dengan Zakat Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan sendiri sebesar 10% jika tadah hujan atau 5% jika menggunakan irigasi dan perawatan lainnya. 

Tak hanya itu ada juga zakat yang dikenakan atas harta temuan. Zakat rikaz tidak disyaratkan adanya nisab. Kadar zakat rikaz sebesar 1/5 atau 20%.

Dengan adanya variasi dalam pengenaan zakat ini, pernyataan Pendeta Gilbert yang menyederhanakan pandangan terhadap zakat dan salat mendapat kritik keras dari tokoh agama muslim.

Video yang menampilkan ceramah Pendeta Gilbert tersebut memicu reaksi luas di kalangan netizen setelah beredar di media sosial. 

Dalam video tersebut, Pendeta Gilbert membandingkan praktik kebersihan sebelum ibadah dalam Islam dengan praktik ibadah dalam agama Kristen, serta menyinggung perbedaan dalam pembayaran zakat dan cara beribadah.

Kiai Cholil Nafis mengakhiri dengan harapan bahwa insiden serupa tidak terjadi lagi di masa depan, mengingat pentingnya menjaga harmoni dan saling menghormati di antara umat beragama di Indonesia.

Back to top button