Market

KESDM Dukung Pertamina Garap WK Peri Mahakam dan East Natuna

Pemerintah mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) berperan aktif mendukung kebutuhan energi nasional. Serta mengembangkan sektor migas nasional.

“Pemerintah Indonesia akan terus berupaya mendukung pengembangan kegiatan hulu migas dengan terus melakukan improvement dalam sistem pengelolaan migas sehingga dapat meningkatkan keyakinan investor dalam melakukan investasi,” kata Tutuka di sela penandatanganan kontrak kerja sama (KKS) di wilayah kerja (WK) Peri Mahakam dan East Natuna oleh PT Pertamina Hulu Borneo, Eni Peri Mahakam Ltd dan PT Pertamina East Natuna di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Penandatanganan KKS WK Peri Mahakam dilakukan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Borneo, Chalid Said Salim dan Managing Director Eni Peri Mahakam Ltd, Roberto Daniele.

Sementara, WK East Natuna ditandatangani Direktur PT Pertamina East Natuna, Wisnu Hindadari. Kedua KKS tersebut akan berlaku selama 30 tahun dengan menggunakan skema Cost Recovery.

Pandangan senada disampaikan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto yang hadir dalam acara ini. Dia mendukung percepatan strategi agar proyek berjalan tepat pada waktunya. “Saya siap untuk mendukung upaya mengelola blok yang hari ini kita tandatangani,” tegas Dwi.

Dalam hal ini, pemerintah menetapkan kepemilikan PT Pertamina Hulu Borneo (51 persen) dan Eni Peri Mahakam Ltd (49 persen), sebagai pengelola WK Peri Mahakam di lepas pantai dan daratan Timur Kalimantan.

Meliputi area seluas 7.414,43 kilometer-persegi (km2), total investasi tahun pertama masa eksplorasi US$7,2 juta. Meliputi kegiatan studi G&G, akuisisi dan processing 150 km2 data seismik 3D serta pengeboran 1 (satu) sumur eksplorasi.

Sedangkan WK East Natuna dikelola PT Pertamina East Natuna (100 persen). Terletak di offshore Laut Natuna dengan luas 10.484 km2. Lokasinya di perbatasan Indonesia-Malaysia-Vietnam.

Pengelolaan WK East Natuna difokuskan pada eksplorasi minyak untuk mempercepat pengembangan lapangan di area batas negara dan pengembangan kawasan perbatasan. Total investasi tahun pertama masa eksplorasi sebesar US$12,5juta. Meliputi kegiatan studi G&G, akuisisi dan processing 430 km2 data seismik 3D serta pengeboran 1 (satu) sumur eksplorasi.

Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro, menjelaskan bahwa penandatanganan WK Peri Mahakam dan WK East Natuna oleh afiliasi PHE dengan SKK Migas merupakan sebuah pencapaian penting bagi Pertamina dalam upaya meningkatkan portofolio hulu perusahaan.

“Kami percaya bahwa amanah dari Pemerintah kepada PHE untuk mengelola WK Peri Mahakam dan East Natuna akan memberikan value yang signifikan tidak hanya kepada perusahaan tapi juga kepada pemerintah,” kata Wiko.

Back to top button