Market

Kerja Bantu Rakyat, Buku Satu Tahun Zulhas Jadi Menteri Perdagangan

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan meluncurkan buku bertajuk Kerja Bantu Rakyat, Satu Tahun Perjalanan Zulkifli Hasan Sebagai Menteri Perdagangan.

Sesuai judulnya, buku ini menjadi gambaran perjuangan pria yang akrab disapa sebagai Zulhas itu memberikan sumbangsihnya kepada rakyat Indonesia sebagai Mendag. “Hari ini tanggal 15 Juni menandai satu tahun perjalanan saya di Kemendag. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, pertama saya ingin mengumumkan rasa syukur karena sudah bisa melalui perjalanan sebagai Mendag,” ujar Zulhas dalam peluncuran bukunya di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat (15/9/2023).

Seperti yang disampaikan alumni Universitas Krisnadwipayana itu, momentum peluncuran buku ini memang bertepatan dengan Zulhas duduk di jabatan yang disebut oleh Komisi VI DPR RI sebagai ‘kursi panas’. Namun klaim tersebut ternyata tak menggentarkan politikus dari PAN itu. Karena disinyalir ia memandang jabatan ini menjadi langkah dirinya mengabdi kepada rakyat.

Tugas berat langsung menghadang seperti mengendalikan harga kebutuhan pokok yang memberatkan masyarakat di tahun lalu. Namun itu dianggap sebagai bagian dari tugas harian sebagai Menteri Perdagangan. Menariknya semangat Zulhas ini merupakan pesan Sang Ayah.

“Jadi satu tahun bisa berjalan dengan baik, saya sangat bersyukur. Karena dulu pesan bapak saya, di mana pun berada harus sekuat tenaga membuat orang bahagia, membuat orang senang, jangan membuat orang susah,” tuturnya.

Ia melanjutkan, dalam bukunya tak lupa Zulhas tentu saja memaparkan bagaimana salah satu jobdesk utama sebagai Mendag adalah langsung turun ke pasar untuk melihat harga serta stok kebutuhan pokok. Dalam setahun, jelas Zulhas, sudah ada ratusan pasar yang dikunjungi tanpa lelah.

Targetnya, demi mendengar langsung cerita dari masyarakat sebagai pembeli, para pedagang, hingga ke produsen. Namun tentu saja di awal, blusukannya ke pasar-pasar di Tanah Air tak selalu lancar.

“Awal-awal jadi Mendag ke pasar karena perintah Presiden harus turun sampai yang mikro, paling sering dimarahi emak-emak, ke mana-mana dimarahi emak-emak. Karena pada waktu itu memang terjadi gejolak harga yang luar biasa. Mulai dari Natal, Tahun baru, puncaknya saat lebaran enggak bisa terkendali, terutama minyak goreng. Tapi sejalan waktu, alhamdulillah, kita berhasil membuat minyak goreng stabil,” sambung Mendag.

Selain minyak goreng, buku itu juga menceritakan bagaimana koordinasi Zulhas dengan banyak pihak mampu menjaga tren surplus perdagangan Indonesia di tahun 2022 yang tercatat hampir USD$55 miliar. Kemudian langkahnya juga turut berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,31%.

Selama setahun menjadi Mendag, tantangan yang muncul dari sisi kebijakan impor juga berhasil “ditendang” Kemendag di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan. Mengingat impor barang-barang bermasalah ini dipandang dapat merusak perekonomian rakyat dan negara.

“Ada beberapa yang kita lakukan menindak praktek-praktek ilegal, termasuk baja, pakaian bekas, dan lain-lain yang menganggu industri dan UMKM kita. Yang Penting lagi yang kita lakukan setahun ini adalah memperluas pasar yang non-tradisional,” sebut Mendag RI.

Ia menambahkan, buku ini juga menggambarkan kondisi ekonomi selama satu tahun ke depan di kawasan ASEAN, Asia, dan ekonomi dunia yang diproyeksikan akan melambat. Dari sinilah mengapa dalam buku ini terdapat paparan terobosan yang menurut Zulhas menjadi peluang bagi Indonesia dengan melirik pasar selain negara-negara Barat.

“Kami mulai menjajaki pasar-pasar baru, ada Asia Selatan dua miliar manusianya, ekonominya tumbuh bagus. India, Pakistan, Bangladesh punya uang, itu pasar besar sekali. Justru surplus kita di situ paling besar, bukan dengan EU (European Union) sebenarnya,” tambahnya.

Back to top button