Arena

Iran Bakal Eksekusi Mati Eks Pemain Timnas Terkait Protes Kematian Mahsa Amini

Selasa, 13 Des 2022 – 15:00 WIB

Pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya. (Foto: @amirnasrazadaani/Instagram)

Pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya. (Foto: @amirnasrazadaani/Instagram)

Selama beberapa tahun terakhir, demonstrasi yang terjadi di berbagai kota di Iran lebih banyak mengarah pada isu kesulitan ekonomi yang dialami warga. Iran selama ini telah menjadi korban sepihak rezim sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Salah satu upaya mereka di dalam negeri adalah dengan menangkap para jurnalis dan aktivis. Adapun ke luar negeri, Teheran menuding Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memanfaatkan situasi di Iran untuk menggoyang keutuhan negara dan pemerintahan yang sah.

Akan tetapi, belakangan, substansi demonstrasi di puluhan kota, dan juga sudah menjalar ke pedesaan serta puluhan kota di dunia, adalah soal kematian Mahsa Amini (22), perempuan muda yang tewas setelah menjalani beberapa hari pembinaan oleh Gasht-e Irsyad (patroli bimbingan Islam)karena diduga melanggar aturan berpakaian. Amini diduga tewas karena tindakan kekerasan yang berlebihan saat menjalani “pembinaan”.

Rezim Iran pun mengambil kebijakan kepada demonstran atas protes tersebut untuk menghukum mereka yang telah mengkampanyekan hak-hak dan kebebasan perempuan di negaranya. Yang terbaru adalah mantan pemain timnas junior berusia 26 tahun, Amir Nasr-Azadani, yang dijatuhi hukuman gantung.

Menurut IranWire, Nasr-Azadani adalah pemain sepak bola berusia 26 tahun di Iran yang pernah bermain di liga utama Iran dan untuk timnas junior. Dia telah berkarir untuk tim seperti Rah-Ahan Tehran FC, Tractor SC dan Gol-e Rayhan.

Mendengar kabar tersebut Serikat pesepak bola dunia, FIFPRO, menyerukan agar hukuman gantung yang menimpa Amir Nasr-Azadani (pemain Iran) segera dicabut. Pernyataan tegas itu disampaikan melalui akun Twitter resminya (@FIFPRO).

“FIFPRO terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut,” tulis FIFPRO pada akun Twitter resminya, Selasa (13/12/2022).

Amir Nasr-Azadani terancam menerima hukuman gantung lantaran mengampanyekan hak-hak perempuan di negaranya. Ini dipicu setelah kematian Mahsa Amini (22), yang meninggal dalam tahanan pada September setelah ditahan karena diduga tidak mengikuti aturan berpakaian Islami di negara tersebut.

Pada November lalu, Piala Dunia 2022 sempat dihebohkan dengan sikap diam pemain Iran saat lagu kebangsaan diputar sebelum kick off melawan Inggris. itu ditafsirkan sebagai bentuk dukungan anti-pemerintah di negara merea.

Republik Islam Iran, sebelumnya dilaporkan menggantung seorang pria di depan umum yang menurut media pemerintah dihukum lantaran membunuh dua anggota pasukan keamanan. “Majid Reza Rahnavard digantung di depan umum di (kota suci Syiah) Masyhad pagi ini. Dia dijatuhi hukuman mati karena ‘berperang melawan Tuhan’ setelah menikam sampai mati dua anggota pasukan keamanan,” demikian dikutip dari DailyMail.

FIFPRO is shocked and sickened by reports that professional footballer Amir Nasr-Azadani faces execution in Iran after campaigning for women’s rights and basic freedom in his country.

We stand in solidarity with Amir and call for the immediate removal of his punishment. pic.twitter.com/vPuylCS2ph

— FIFPRO (@FIFPRO) December 12, 2022

Back to top button