Kenali Sejumlah Mitos dan Fakta tentang Omicron
Di tengah lonjakan kasus penularan virus COVID-19 varian Omicron di sejumlah negara, termasuk Indonesia, banyak beredar informasi simpang siur seputar virus tersebut.
Hal ini tentunya sangat berbahaya lantaran bisa berpotensi menghambat upaya memutus penyebaran COVID-19.
Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membeberkan sejumlah mitos dan fakta terkait COVID-19 varian Omicron demi meluruskan kesalahpahaman informasi di tengah masyarakat:
Mitos:
Omicron hanya memicu gejala ringan
Fakta:
Gejala varian Omicron tidak separah varian Delta. Meskipun begitu, Omicron tak boleh diremehkan lantaran bisa memicu risiko kematian, terutama bagi kelompok yang belum divaksin serta rentan (lansia dan komorbid).
* * *
Mitos:
Karena lebih ringan, seseorang yang terinfeksi varian Omicron tak perlu rawat inap yang begitu lama. Sebab, daya tahan tubuhnya mampu mengatasi gejala tersebut.
Fakta:
Omicron masih memicu risiko tinggi bagi sistem kesehatan tubuh, sehingga tak boleh disepelekan.
* * *
Mitos:
Vaksin tak mampu melawan Omicron.
Fakta:
Vaksin mampu memberikan perlindungan lebih terhadap gejala parah hingga risiko kematian akibat Omicron.
* * *
Mitos:
Orang yang belum divaksin tak akan terkena gejala parah akibat Omicron
Fakta:
Orang yang paling rentan atau berisiko tertular varian Omicron adalah mereka yang belum divaksinasi.
* * *
Mitos:
Omicron seperti sakit flu biasa.
Fakta:
Omicron jauh lebih berbahaya daripada sakit flu biasa.
* * *
Mitos:
Seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya, bisa kebal melawan Omicron.
Fakta:
Omicron dapat menginfeksi kembali orang yang sebelumnya pernah terinfeksi COVID-19.
* * *
Mitos:
Vaksin booster atau dosis ketiga tidak efektif untuk melawan gejala parah dari Omicron.
Fakta:
Vaksin booster mampu meningkatkan perlindungan terhadap gejala parah dari Omicron dan semua varian COVID-19 lainnya.
* * *
Mitos:
Mengenakan masker tak berguna melawan Omicron.
Fakta:
Mengenakan masker adalah tindakan perlindungan yang efektif untuk membantu mengurangi infeksi dan penyebaran Omicron.
* * *
Mitos:
Munculnya Omicron dengan gejala ringan, tandanya pandemi segera berakhir.
Fakta:
Akhir dari pandemi masih belum terlihat sampai saat ini.