Market

Kementerian ESDM Dorong Peran Perempuan dalam Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2060


Sebagai negara yang dikaruniahi kekayaan alam berlimpah, potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, cukup besar. Modal besar mewujudkan kedaulatan energi. Namun perlu dukungan masyarakat, termasuk kalangan perempuan.

“Dengan melihat potensi energi terbarukan di Indonesia yang cukup besar, maka perlu melibatkan peran perempuan dan laki-laki yang seimbang dalam mewujudkan kedaulatan energi,” kata Sekretaris Ditjen EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sahid Junaidi, Jakarta, dikutip Jumat  (8/3/2024).

Direktur Eksekutif Srikandi Energi Indonesia, Annisa Nuril Deanty menyambut baik pernyataan tersebut.. “Pengarus-utamaan gender di sektor energi perlu diimplementasikan di segala lini kementerian. Mulai dari perencanaan, anggaran, dan implemantasi program harus melihat aspek kesetaraan gender,” kata Annisa.

Dia mendorong terwujudnya kolaborasi dan penguatan kapasitas antar lembaga. Baik lembaga pemerintah, maupun non-pemerintah dalam analisa gender dan implementasi pengarus-utamaan gender dalam sektor energi.

Manager Communication Kementerian ESDM, Khoiria Oktaviani mengatakan, keterlibatan perempuan di sektor energi, tergolong rendah. Hanya 32 persen dibandingkan laki-laki yang prosinya mencapai 68 persen.

“Perempuan masih dipandang sebelah mata karena pandangan stereotip bahwa sektor energi adalah pekerjaan laki-laki. Padahal, potensi perempuan untuk terlibat mewujudkan transisi energi terbarukan menuju target nol emisi 2060 sangat besar. Maka perlu kolaborasi bersama dalam mewujudkan net zerro emission 2060,” kata Khoiria.

Vice President Pertamina Energi Institute, Hery Haerudi menyampaikan, komitmen Pertamina dalam pencapaian net zero emission 2060, tidak perlu diragukan. Bahkan, Pertamina ingin terjadi percepatan dengan membangun sejumlah lini bisnis berbasiskan energi bersih.

“Pertamina rencanakan pengembangan energi terbarukan, EV charging dan battery swap, natural based solutions, pengembangan hidrogen Biru/Hijau, pembangunan ekosistem baterai dan EV, Biofuel, CCS/ CCUS terintegrasi, dan bisnis pasar karbon,” kata Hery.

Ugan Gandar yang dikenal sebagai aktivis energi menekankan kepada keterlibatan anak muda dalam program transisi energi. Ruang- ruang tersebut harus mampu diisi anak muda, generasi penerus bangsa.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina, Arie Gumilar mengakui bahwa potensi energi baru terbarukan di Indonesia, cukup dahsyat. Hanya saja, pemanfaatannya masih minim.  “Berdasarkan data, pemanfaatan energi terbarukan hanya 0,3 persen dari total potensi yang ada. Perlu percepatan transisi energi yang melibatkan anak muda,” paparnya. 
 

Back to top button