Market

Kemendag Ungkap Hilirisasi Jadi Kunci Perdagangan Hijau dan Berkelanjutan


Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, Indonesia memiliki banyak potensi dalam mengembangkan perdagangan hijau dan berkelanjutan. Pengembangan itu bertujuan mengurangi dampak perubahan iklim serta memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan menuturkan sudah lewat masanya negeri ini mengekspor barang mentah. Artinya penerapan kebijakan hilirisasi menjadi sangat penting.

Kasan menyebutkan, di antaranya hilirisasi produk tambang yang dilakukan pemerintah. Misal pada komoditas nikel yang menjadi bahan baku penting bagi kendaraan listrik.

“Di tingkat global, peringkat Indonesia sebagai eksportir sudah naik drastis dari urutan kedelapan pada 2021 menjadi urutan pertama pada 2022. Mengalahkan negara-negara yang sebelumnya menjadi eksportir produk nikel terbesar, seperti Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat,” jelas Kasan dalam Strategic Issues Forum di Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Dengan pencapaian tersebut, kata dia, menjadi modal penting bagi Indonesia. Untuk itu, upaya hilirisasi yang telah dilakukan pada komoditas nikel perlu diperluas pada komoditas primer lainnya. 

Tujuannya supaya dapat mewujudkan perdagangan berkelanjutan sehingga cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada 2045 bisa terwujud. “Ini optimisme bagi kita semua. Indonesia harus bisa kembangkan hilirisasi berkelanjutan,” ucap Kasan.

Badan Pusat Statistik yang mencatat nilai ekspor dari hilirisasi nikel pada 2022 mencapai US$ 33,81 miliar atau Rp504,2 triliun. Sedangkan dari dari Januari hingga Juli 2023 nilainya mencapai USD 3,45 miliar. 

Back to top button