Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (Kang Emil) akhirnya memberikan lampu hijau kepada sang istri, Atalia Praratya untuk terjun ke dunia politik. Bahkan Kang Emil sudah merestui Atalia untuk maju sebagai calo wali kota (cawalkot) Kota Bandung pada Pilkada Serentak 2024.
“(Restu) sudah sebetulnya. Kang Emil (Ridwan Kamil) sudah ngasih restu ke saya (maju Pilwalkot Bandung),” kata Atalia di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (31/1/2023).
Meski sudah mendapatkan restu dari sang suami, Atalia mengaku masih belum memutuskan apakah dirinya akan mendaftarkan diri sebagai cawalkot Kota Bandung. Sebab saat ini Atalia masih fokus untuk mengurus keluarga.
“Saya masih belum memutuskan, karena bagi saya keluarga harus nomor satu. Kemudian hati saya belum tergerak untuk masuk ke politik,” ujarnya.
Atalia mengatakan saat ini sudah ada beberapa parpol yang menawarkannya untuk maju di Pilwalkot. Namun dia masih belum mau menyebut parpol mana saja yang sudah siap menampungnya di 2024.
“Ada sebetulnya,” ucapnya seraya tersenyum saat menjawab pertanyaan awak media.
Sebagai informasi, nama Atalia sebenarnya cukup populer di Kota Bandung. Hal ini terbukti dengan elektabilitasnya berada di urutan kedua setelah nama petahana Yana Mulyana.
Beberapa lembaga survei bahkan menyebut pasangan Yana Mulyana dengan Atalia adalah kombinasi yang potensial untuk menang di Pilwalkot Kota Bandung.
Selain dua nama tersebut, menurut hasil survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) juga memunculkan beberapa nama lain. Berdasarkan hasil survei pada periode survei 20-30 Juli 2022, elektabilitas Atalia paling tinggi dibandingkan tokoh lainnya, termasuk Yana Mulyana. Atalia mendapatkan 18,8 persen, sedangkan Yana 18 persen. Kemudian disusul tokoh lainnya, seperti M. Farhan, Budi Dalton dan Raffi Ahmad.
Sementara itu, IPRC merilis hasil survei pada 12 Desember, hasilnya Yana menyalip Atalia. Yana sebagai petahana elektabilitasnya versi IPRC mencapai 28,5 persen.
Atalia berada di urutan kedua sebesar 25,6 persen. Selisihnya hanya 2,9 persen. Kemudian disusul Nurul Arifin, Raffi Ahmad, dan M. Farhan.
