Market

Jokowi Naikkan Harga BBM, Indonesia dalam Bayang-bayang Stagflasi

Pasca Presiden Jokowi naikkan harga BBM, siap-siap banyak industri tutup. Pengangguran melonjak di tengah inflasi tinggi, selamat datang stagflasi.

Tak sedang bercanda, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Padmanegara menyebut Indonesia dalam ancaman stagflasi. Inflasi tinggi tentu saja mengganggu pertumbuhan ekonomi. Rendahnya pertumbuhan di tengah tingginya pengangguran, itu stagflasi.

“Kenaikan harga BBM subsidi dilakukan di waktu yang tidak tepat, terutama jenis Pertalite. Masyarakat jelas belum siap menghadapi kenaikan harga Pertalite menjadi 10.000 per liter,” ungkap Bhima kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (3/9/2022).

“Dampaknya Indonesia bisa terancam stagflasi, yakni naiknya inflasi yang signifikan tidak dibarengi dengan kesempatan kerja. BBM bukan sekedar harga energi dan spesifik biaya transportasi kendaraan pribadi yang naik, tapi juga ke hampir semua sektor terdampak,” imbuhnya.

Tak main-main, suatu negara yang diserang inflasi tinggi, bakalan sulit untuk pulih. Sebut saja Amerika Serikat dan Inggris yang inflasinya menjulang hingga 10%, tak bisa menurunkan seketika. “Akan sulit sekali, karena ada scarring effect inflasi dari BBM. Perlu waktu yang cukup lama (turun),” ungkap Bhima.

Presiden Jokowi melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022), mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi (Pertalite dan Solar) dan Pertamax. Untuk Pertamax naik dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Kebijakan ini telah mempertimbangkan banyak hal, baik harga minyak dunia yang masih tinggi, nilai tukar rupiah dan penambahan volume konsumsi BBM. “Saya sebetulnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,24 triliun,” ungkap Jokowi.

Dia bilang, subsidi bisa terus meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Pada sisi lain, subsidi BBM dinikmati oleh sebagian besar orang kaya. “Dan lagi lebih dari 70% subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu yaitu pemilik mobil pribadi,” ujarnya.

Back to top button