Kanal

Jatim Dipagari Cak Imin, Mampukah Mahfud Bobol?

Pascadeklarasi Ganjar Pranowo-Mahfud MD, banyak pihak yang penasaran soal peta kekuatan Mahfud dibandingkan bacawapres pendamping Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Keduanya dipandang punya elektabilitas cukup kuat di Jatim, siapa yang lebih unggul?

Soal kekuatannya di Jatim, Cak Imin sangat percaya diri. Ia selalu optimis menang mutlak di Jatim pada Pilpres 2024, karena fanatisme terhadap Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpinnya sangat tinggi.

Survei PolMark Research Center membuktikan bahwa Cak Imin sosok yang menonjol di provinsi Jatim. Di daerah basis NU ini, elektabilitas Cak Imin mencapai 11,5 persen, jauh di atas Gubernur Jatim Khofifah dengan 5,8 persen dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 1,8 persen.

Sementara secara suara partai, berdasarkan hasil rekapitulasi Pemilu 1999-2019, rata-rata perolehan suara PKB adalah 11,07 juta atau 9,05 persen. Perolehan suara terbesar tercatat pada pemilu 2019 yakni 13,57 juta atau 9,69 persen, sementara terendah pada pemilu 2009 yakni 5,15 juta atau 4,94 persen.

Pada tahun 2019, khususnya di daerah yang sering disebut sebagai “penentu akhir hasil pilpres di Indonesia” itu, PKB memperoleh suara sebanyak 4,19 juta. Jumlah itu setara dengan 19,02 persen dari total perolehan suara di Jatim. PKB menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak setelah PDIP sebanyak 4,31 juta.

Jawa Tengah (Jateng) juga menjadi lumbung suara terbesar kedua PKB dengan 2,72 juta warga yang memilihnya dalam Pileg 2019. Jumlah itu setara dengan 14,04 persen dari total perolehan suara di Jateng. Lumbung suara terbesar PKB selanjutnya adalah Jawa Barat (Jabar), dengan perolehan 1,89 juta suara.

Berkaca dari itu, maka tidak berlebihan jika kehadiran Cak Imin di Koalisi Perubahan seperti durian runtuh. Kebutuhan akan mendongkrak suara di Jatim dan sebagian Jateng menjadi alasan jelas mengapa pilihan jatuh ke Cak Imin untuk dampingi Anies.

“Cak Imin dan PKB itu memang kandangnya di Jatim. Jadi bukan tentang sepak terjang memang itu lah rumahnya mereka. Jadi karena di rumah pasti bisa memaksimalkan suara,” ucap analis politik, Hendri Satrio (Hensat) kepada Inilah.com, di Jakarta, dikutip Minggu (22/10/2023).

post-cover
Kegiatan jalan sehat bersama Anies dan Cak Imin di Sidoarjo, Jawa Timur, diklaim dihadiri 1,2 juta pendukung. (Foto: Dok. PKB Jatim).

Kekuatan Cak Imin bukan hanya di PKB, ia juga punya banyak pendukung dari kalangan NU. Tengok saja saat deklarasi Anies Baswedan dan Cak Imin di Surabaya beberapa waktu lalu, sejumlah Kiai dari NU ikut mendukung pasangan berjuluk AMIN itu.

Sebut saja KH Ubaidillah Faqih (Gus Ubed) dan KH Maksum Faqih (Gus Maksum) dari Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Abdussalam Shohib (Gus Salam) dari Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, KH Muhammad Kholil As’ad (Ra Kholil) dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, hingga beberapa Kiai sepuh lainnya.

Secara struktural memang NU tidak memihak, namun tidak demikian secara kultural, di mana Cak Imin kadung menjadi representatif NU. “Tidak dapat dihindari, pemilih NU dan Jawa Timur akan terkondisikan ke Muhaimin Iskandar, karena Jatim pemilihnya mengikuti para kiai, dan selama ini yang punya ikatan cukup kuat terkait kiai tentu Muhaimin,” kata Direktur Ekskutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada Inilah.com di Jakarta, dikutip Minggu (22/10/2023).

Lantas bagaimana dengan kekuatan kubu Ganjar-Mahfud untuk menghadapi pertarungan ini?

Pasangan Ganjar-Mahfud saat ini didukung oleh dua partai parlemen yakni PDIP dan PPP, ditambah dukungan dari dua partai non-parlemen, Perindo dan Partai Hanura. Kondisi ini menyulitkan, mengingat Perindo dan Hanura diprediksi tidak mampu memberikan kontribusi signifikan.

post-cover
Bacapres Ganjar Pranowo dan bacawapres Mahfud MD berpose di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023). (Foto: Inilah.com/Agus Priatna).

Situasi PPP tidak jauh berbeda, secara nasional saja raihan suaranya di Pemilu 2019, hanya 6.323.147 suara atau 4,52 persen. Secara kasar, dapat disimpulkan PDIP nyaris bekerja sendiri jika melihat peta kekuatan koalisi yang dimiliki saat ini.

Untuk wilayah Jateng, kubu Ganjar memang di atas angin. Wilayah ini berjuluk ‘kandang’ banteng, pada pemilu sebelumnya PDIP mampu meraih 5,77 juta suara, tinggalkan jauh PKB yang menduduki posisi kedua dengan raihan 2,73 juta suara.

Di Jatim PDIP memang juga menduduki posisi puncak, dengan raihan 4.310.666 suara. Namun keunggulan ini tidak bisa menjadi patokan sebab hanya menang tipis dari urutan kedua PKB, selisih 121.115 suara.

Politikus PDIP, Deddy Yevri Hanteru Sitorus menyebut bahwa koalisinya saat ini tak gentar akan ancaman penurunan perolehan suara pemilih di Jateng dan Jatim. Ia mengaku partainya masih optimis untuk tetap meraih suara tertinggi di kedua wilayah tersebut. “Survei kita juga bagus, jadi kami optimis,” kata Deddy saat berbincang dengan Inilah.com.

Tapi tak bisa dinafikan PDIP sebagai motor utama bagi pemenangan Ganjar harus mati-matian untuk bisa menjaga keunggulannya di Jateng dan Jatim. Terbukti dengan keputusan partai banteng moncong putih bersama koalisinya mendapuk Mahfud sebagai pendamping Ganjar, dengan harapan bisa memperlebar jarak raihan suara di basis NU.

Sayangnya, menurut hasil survei yang dikeluarkan Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) pada awal September lalu, tercatat elektabilitas Cak Imin berada di angka 26,8 persen, mengalahkan Khofifah (26,2 persen) dan Mahfud MD (19 persen).

“Muhaimin sejauh ini adalah tokoh paling representasikan suara Jatim. Bahkan dibanding Mahfud MD sekalipun, tetap Muhaimin yang dianggap secara langsung mewakili warga Nahdliyin,” tutur Direktur Ekskutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada Inilah.com di Jakarta, dikutip Minggu (22/10/2023).

Di sisi lain, langkah kubu Ganjar-Mahfud juga diprediksi tidak mulus-mulus saja di Jawa Barat (Jabar). Sebab Partai Gerindra pengusung Prabowo Subianto tercatat sebagai pemenang di wilayah ini, meraih 4.320.050 suara, unggul 800 ribu lebih dari PDIP, di posisi kedua dengan torehan 3.510.525 suara. Selain itu, PDIP juga dibayang-bayangi oleh PKS di urutan ketiga dengan raihan 3.286.606 suara, yang notabene bagian dari koalisi pendukung duet AMIN. [Rez/Reyhaanah]

Back to top button