Hangout

Jangan Biarkan Narkoba Jadi Sahabat Artis dan Kita

Artis dan narkoba sulit dipisahkan seperti dua sahabat. Kasus narkoba sering menjerat para artis bahkan seakan tak pernah kapok, artis yang sama mengulanginya walaupun sudah dijatuhi hukuman. Saatnya menggaungkan War On Drugs!

Kasus terbaru melilit aktor Gary Iskak yang ditangkap untuk kali keduanya karena kasus narkoba pada Senin (23/5/2022) akibat menggunakan narkoba jenis sabu. Polisi berhasil menyita barang bukti berupa alat hisap sabu dan sisa pemakaian sabu sebanyak dua klip.

Sejak awal tahun hingga Mei 2022 saja, setidaknya ada delapan artis Tanah Air, termasuk Gary Iskak, diamankan polisi gara-gara penggunaan obat terlarang ini, yakni Naufal Samudra, Velinne Chu, Ardhito Pramono, Fico Fachriza, Fauzan Lubis, DJ Chantal Dewi, hingga Roby Satria. Mereka mengonsumsi sabu, ganja, narkotika sintetis LSD (Lysergic Acid Diethylamide) serta tembakau sintesis.

Ini baru tahun ini saja hingga bulan kelima. Tak terhitung sudah berapa artis yang tertangkap karena mengonsumsi narkoba pada tahun-tahun sebelumnya. Ibarat fenomena gunung es, pasti lebih banyak artis yang mengonsumsi narkoba yang sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan petugas.

Mengingat begitu lekatnya dunia artis dengan dunia narkoba ini, banyak orang khawatir peristiwa-peristiwa artis terjerat narkoba masih akan terjadi di masa-masa mendatang.

Fenomena artis dan narkoba tak hanya terjadi di Indonesia. Banyak artis Hollywood terjerumus mengonsumsi obat-obatan terlarang seperti Angelina Jolie yang sempat mengalami ketergantungan pada heroin dan kokain. Ada juga Lindsay Lohan, Kate Moss, Macaulay Culkin, hingga Amy Winehouse.

Kondisi artis yang kecanduan ini sempat menjadi sorotan karena menjadi tidak cantik atau ganteng lagi. Wajah mereka terlihat rusak, kehidupan mereka pun jadi terganggu.

Lalu mengapa para artis ini memilih mengonsumsi narkoba? Ridho Rhoma, yang pernah dua kali berurusan dengan narkoba, di channel YouTube Deddy Corbuzier mengungkapkan, dia mengonsumsi narkoba saat itu karena tekanan pekerjaan. Sehingga ia butuh narkoba untuk membantu tubuh mendapat tenaga. Alasan lainnya adalah untuk membakar lemak.

Banyak alasan artis menggunakan narkoba sehingga kemudian menjadi sebuah kebutuhan bahkan kecanduan. Pada akhirnya ada dua pilihan, berurusan dengan kepolisian jika ketahuan atau tubuh dan hidupnya semakin rusak terimbas efek negatif penyalahgunaan narkoba.

Faktor Kecanduan

Sudah sering terungkap pengguna narkoba ditangkap lebih dari satu kali dengan kasus yang sama. Sementara banyak kasus lain ketika pengguna narkoba harus berungkali keluar masuk pusat rehabilitasi bahkan pesantren namun tidak sembuh-sembuh.

Kasus lainnya, ada pengguna narkoba yang hidupnya hancur, hartanya habis, pekerjaannya ia tinggalkan bahkan tidak memperdulikan lagi keluarganya. Ini karena efek narkoba yang menyebabkan ketagihan atau kecanduan.

Narkoba masuk ke tubuh kita dengan beberapa cara. Seperti melalui injeksi, inhalasi, hingga mengonsumsinya. Efek obat pada tubuh dapat bergantung pada bagaimana obat masuk ke tubuh kita. Misalnya, penyuntikan obat langsung ke aliran darah memiliki dampak langsung, sedangkan jika kita meminumnya memiliki efek tertunda. Tapi semua obat yang disalahgunakan mempengaruhi otak.

Semua narkoba seperti sabu-sabu, kokain, mariyuana (ganja), dan lainnya, mempengaruhi sirkuit ‘hadiah’ otak, yang merupakan bagian dari sistem limbik. Area otak ini memengaruhi naluri dan suasana hati.

Hampir semua obat-obatan terlarang menargetkan sistem ini, yang menyebabkan sejumlah besar dopamin –zat kimia otak yang membantu mengatur emosi, motivasi dan perasaan senang, membanjiri otak.

Banjir dopamin inilah menjadi salah satu penyebab utama kecanduan narkoba. Lama kelamaan akan merusak otak karena dapat mengubah cara kerja otak dan mengganggu kemampuan berpikir. Seringkali menyebabkan keinginan yang kuat untuk penggunaan obat-obatan kompulsif.

Tak hanya merusak otak, mengutip gatewayfoundation, efek samping dari kecanduan narkoba akan menggerogoti tubuh kita. Seperti sistem kekebalan yang melemah, meningkatkan risiko penyakit dan infeksi. Juga kondisi jantung mulai dari detak jantung yang tidak normal hingga serangan jantung dan pembuluh darah yang kolaps serta infeksi pembuluh darah akibat obat yang disuntikkan.

Seringkali juga terjadi mual dan sakit perut, yang juga dapat menyebabkan perubahan nafsu makan dan penurunan berat badan. Peningkatan ketegangan pada hati, yang menempatkan orang tersebut pada risiko kerusakan hati yang signifikan atau gagal hati.

Para pengguna narkoba juga sering mengalami kejang, stroke, kebingungan mental, dan kerusakan otak. Juga penyakit paru-paru, ingatan, perhatian, dan pengambilan keputusan, yang membuat kehidupan sehari-hari lebih sulit.

Narkoba Tawarkan Banyak Pilihan

Narkotika seperti tanpa henti terus menggoda manusia. Godaan makin menjadi-jadi karena narkoba juga terus berkembang menjelma dengan banyak jenis. Setidaknya ada ratusan NPS (New Psichoactive Substances) atau jenis narkotika maupun psikotropika baru yang ada di seluruh dunia.

Karena NPS tidak dikendalikan di bawah Konvensi Pengendalian Obat Internasional, status hukumnya dapat sangat berbeda dari satu negara ke negara lain. Misalnya saja beberapa negara telah melegalkan ganja atau obat-obatan psikotropika sementara negara lain masih memberlakukan larangan. Setidaknya ada sembilan negara yang telah melegalkan ganja termasuk tetangga kita, Filipina.

Indonesia termasuk sangat banyak mengategorikan jenis-jenis narkoba. Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika jenis jenis narkotika terbagi dalam tiga golongan. Golongan 1 terdiri dari 191 jenis, golongan II terdiri dari 91 jenis, serta narkotika golongan III sebanyak 15 jenis.

Yang berbahaya dan sudah banyak beredar adalah jenis-jenis narkotika ini sudah dicampur dengan makanan lain seperti permen, rokok, atau makanan dan obat-obatan lainnya. Sehingga dengan mudah anak-anak atau orang dewasa mengonsumsinya.

Jenis narkotika yang paling banyak beredar di Tanah Air di antaranya ganja, sabu, ekstasi, Lysergic Acid (LSD), heroin, dan morfin.

Kasus Narkoba di Indonesia

Narkoba masih menjadi permasalahan yang tidak ada habisnya di Indonesia, kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat seiring berjalannya waktu. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) selama 2022 ini saja telah berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu seberat 715,02 kilogram serta ganja seberat 40,12 ton hingga 78.638 butir pil ekstasi.

Sejak 2012, BNN mengungkapkan ada 16.865 kasus narkoba, 22.980 tersangka dengan jumlah pasien penyalahgunaan mencapai 36.129 orang. Sementara prevalensi pengguna narkoba di Indonesia pada 2021 meningkat sebesar 0,15 persen, sehingga menjadi 1,95 persen atau 3,66 juta jiwa.

Sebelumnya, di 2019, prevalensi pengguna narkoba di Indonesia sebesar 1,80 persen atau 3,41 juta jiwa; sementara prevalensi dunia di 2020 sebesar 5,5 persen atau sekitar 275 juta orang di seluruh dunia menggunakan narkotika. Angka prevalensi tersebut merujuk pada masyarakat secara nasional.

Prevalensi adalah jumlah orang memakai narkoba dalam kurun waktu tertentu dan dikaitkan dengan besar populasi dari kasus itu berasal. Angka prevalensi narkotika dapat diukur dalam dua terminologi waktu, yaitu pernah memakai narkotika dan setahun terakhir memakai narkotika.

Mengingat bahayanya narkoba bagi individu dan masyarakat, sudah selayaknya tak boleh hadir dalam ruang-ruang kehidupan di sekitar kita. Apalagi kebanyakan mereka yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba berada di usia produktif. Umur yang harusnya digunakan untuk mempersiapkan diri membangun bangsa rusak gara-gara narkoba.

Sementara fenomena artis yang masih bersahabat dengan narkoba harus segera dihentikan. Sebagai publik figur, para artis selama ini menjadi idola dan panutan sehingga gaya hidupnya yang bersahabat dengan narkoba bisa menjadi contoh buruk bagi masyarakat. Selain itu, hati-hati juga narkoba bisa membuat nyawa melayang sia-sia.

Menarik mengutip sepenggal lirik lagu ‘Narkoba (Linting Daun)’ yang dipopulerkan Bondan Prakoso yang sempat viral di Tiktok:

Linting daun labat sangat
Lambat laun goyang-goyang
Bikin manyon buat ati makin bimbang
Tawa canda mati rasa ngomong sendirian
Linting daun suntik tangan hirup asap obat ditelan
Ingin terbang melihat bintang
Over dosis rumah sakit nyawa pun melayang. [ikh]

Back to top button