Market

Inilah Saham-saham Pilihan Rabu, 26 Januari 2022

Analis mengharapkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (26/1/2022) seiring rilisnya kinerja emiten di sektor perbankan. Namun, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan dari Bank Sentral AS alias The Fed tetap menjadi ancaman. Inilah saham-saham pilihannya.

Pada perdagangan Selasa (25/1/2022), IHSG ditutup melemah tajam 86,993 poin (1,31%) ke posisi 6.568,173. Indeks mencapai tertingginya di 6.632,953 atau melemah 22,213 poin dan terendahnya di 6.523,929 atau melemah 131,237 poin dari posisi pembukaan di angka negatif 6.630,878.

Mungkin anda suka

Kepala riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, penurunan tajam IHSG Selasa seiring dengan penurunan tajam yang terjadi di bursa saham regional sebesar 1-2%, seperti Nikkei dan Hang Seng.

“Dow Jones turun tajam sebelum ditutup plus. Lalu, Dow Jones Futures juga melaju minus 1-2%. Karena itu, semua bursa memang mendukung pelemahan tajam IHSG,” katanya kepada Inilah.com, di Jakarta, Selasa (25/1/2022).

Kemarin, investor asing sempat mencatatkan net sell dan tutup menjadi net buy sehingga penurunan IHSG menjadi berkurang. “Saham-saham big caps yang tadinya tertekan banyak, seperti BBRI, penurunannya kemabli berkurang,” ucapnya.

Pelaku pasar global, lanjut Suria, mengantisipasi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai kejelasan kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan mulai Maret 2022. Bahkan sudah ada yang memperkirakan kenaikannya langsung 50 basis points (bps) atau naik 0,5% dari biasanya 25 bps.

“Itulah yang membuat saham-saham teknologi di AS mendapat tekanan negatif sehingga Dow Jones turun tajam sebelum kembali naik dan tutup di zona positif,” ujarnya.

Lebih jauh Suria menjelaskan, tingginya kenaikan suku bunga AS akan mengganggu pertumbuhan kinerja emiten yang sedang kencang, terutama di saham-saham teknologi. Sebab, kebanyakan perusahaan teknologi belum mencatatkan keuntungan karena leverage-nya tinggi.

“Kenaikan suku bunga otomatis menghambat kinerjanya karena faktor utang misalnya. Ini berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang sudah established sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan suku bunga,” tuturnya.

Arah IHSG Rabu, 26 Januari 2022

Seharusnya, menurut Suria, arah IHSG menguat pada Rabu (26/1/2022) atau Kamis (27/1/2022). Sebab, bank-bank besar akan merilis laporan keuangannya untuk full year 2021, seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada Rabu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada Kamis.

“Kemungkinan result-nya bagus. Jika melihat ini saya perkirakan IHSG akan menguat di hari Rabu,” ungkap dia.

Menurut dia, positifnya kinerja perbankan menunjukkan pemulihan kinerja. Sebab, kinerja bank-bank merefleksikan apa yang terjadi di berbagai sektor. Namun, di lain sisi, kenaikan suku bunga The Fed sudah semakin dekat. “Sebentar lagi Februari lalu Maret. Ini juga yang menjadi ancaman di pasar,” ucapnya.

Penurunan tajam IHSG kemarin, kata dia, merefleksikan banyak pelaku yang diselimuti ketakutan. Akan tetapi, indeks tidak mungkin akan terus mengalami penurunan. Karena Dow Jones Futures turun, kemungkinan Dow Jones kembali turun.

Jika Dow Jones ditutup positif, IHSG berpeluang rebound. “Suport IHSG yang dapat menjadi patokan adalah level psikologis 6.500 dan resistance 6.700,” ungkap Suria.

Suria menjelaskan, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed belum bisa dipastikan sudah terdiskon atau belum di pasar. Sebab, kenaikan suku bunga tersebut terjadi secara bertahap. “Karena itu, pasar harus terus memantau, apakah benar naik atau tidak,” timpal Suria.

Jika The Fed menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) juga berpeluang menaikkan suku bunga acuannya. Secara historis, sebelum menaikkan suku bunga acuan, BI menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) terlebih dahulu.

“Sekarang BI sudah mengumumkan rencana kenaikan GWM untuk bank menjadi 5% per Maret 2022,” ungkap dia.

Saham-saham Pilihan

Dengan penurunan tajam IHSG, banyak saham yang sudah berada pada level menarik untuk dilirik. Suria pun menyodorkan beberapa saham pilihannya:

  1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

Di sektor perbankan, saham BBNI di Rp6.800 sangat menarik setelah turun 4,23%. Padahal, BBNI akan merilis kinerja keuangannya full year 2021 Rabu ini. Dengan Price to Book Value atau PBV di level 1 kali, saham ini sangat menarik.

  1. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

Begitu juga dengan saham BBTN di Rp1.565 setelah turun 5,7%. Dengan PBV 0,8 kali, harga saham BBTN jauh berada di bawah harga rata-rata PBV di sektornya.

Bandingkan dengan PBV saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di level 4 kali dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 2,2 kali. “Meski dua saham ini selalu dihargai premium, tapi kan perbedaannya jauh,” ucap Suria tandas.

Secara fundamental, harga saham BBNI dan BBTN seharusnya berada di atas harga PBV-nya. Apalagi, BNI dan BTN akan melakukan rights issue, di mana harga saham seharusnya berada di atas harga PBV-nya.

  1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Saham BBRI juga menarik di Rp4.070 setelah turun 1,2%. Sedangkan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) relatif tidak mengalami penurunan tajam.

  1. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Saham WIKA di Rp1.010 juga menarik setelah turun 3,3%.

  1. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)

Lalu saham ASSA di Rp3.030 juga menarik setelah turun 6,8%.

“Secara fundamental, saham-saham tersebut sudah menarik. Hanya saja, soal momentum, itu hal lain. Jika regional masih turun, IHSG masih berpeluang turun karena tidak bisa naik sendirian,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

 

 

Back to top button