Market

Inilah Perkembangan Terakhir yang Pengaruhi Sentimen Pasar

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dan bisnis, para pelaku pasar dan investor baik di pasar modal maupun di sektor riil perlu mengetahui perkembangan terkini berbagai data keuangan.

Perkembagan dimaksud berasal dari bursa saham, nilai tukar mata uang, berita-berita dalam dan luar negeri, serta jadwal rilis data ekonomi. Semua itu tentu dapat memengaruhi positif-negatifnya sentimen pasar.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perkembangan dimaksud:

IHSG: 6.662,30 -33.07 (-0,49%)

LQ45: 939.30 -8.58 (-0,91%)

Indo10Yr: 6.5723 +0.0122 (+0,19%)

Dow Jones: 36407 -392.5 (-1,07%)

S&P 500: 4700 -92.96 (-1,94%)

Nasdaq.15100 -522.5 (-3,34%)

UST10Yr: 1.7050 0.0370 (+2,22%)

IDR: 14.371 +58.00 (+0.41%)

Data per 5 Januari 2022 kecuali dinyatakan sebaliknya.

Berita-berita Dalam Negeri

  1. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menandatangani prasasti penanda aset surat berharga syariah negara (SBSN) untuk pembiayaan sejumlah proyek di Provinsi Kalimantan Timur. Beberapa proyek dimaksud adalah antara lain: pembangunan prasarana pendidikan tinggi di Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dengan alokasi Rp86,6 miliar pada 2019. Lalu, pembangunan prasarana Bandara APT Pranoto di Samarinda untuk dukungan konektivitas ibu kota negara (IKN). Dilaksanakan tahun 2020-2023 dengan alokasi total Rp326,37 miliar.
  2. Sepanjang 2021, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan berhasil mencegah potensi kerugian negara sebesar Rp906,15 miliar. Pihak DJBC sedikitnya melakukan 321 kali pencegahan dengan perkiraan nilai barang Rp3,56 triliun, melalui pelaksanaan kegiatan patroli laut. Bea dan Cukai berhasil mencegah masuknya 1,6 ton jenis methampetamine, 30.000 butir ekstasi dan 1.000 butir happy five melalui operasi laut sepanjang tahun lalu.
  3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore (5/1/2022), ditutup melemah. Mengikuti terkoreksinya mayoritas bursa saham regional. IHSG ditutup melemah 33,07 poin atau 0,49 persen ke posisi 6.662,3. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,58 poin atau 0,91 persen ke posisi 939,3. Investor menilai potensi laba perusahaan teknologi kurang atraktif ketika imbal hasil obligasi merangkak naik. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS telah naik menembus 1,6 persen tahun ini karena investor mengantisipasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS The Federal Reserve pada pertengahan tahun ini untuk menjinakkan lonjakan inflasi.

Berita-berita Luar Negeri

  1. Dana Moneter Internasional (IMF) akan merilis laporan Prospek Ekonomi Dunia (World Economic Outlook) pada 25 Januari, seminggu lebih lambat dari yang direncanakan, guna memperhitungkan perkembangan COVID-19 terbaru. Juru bicara IMF, Gerry Rice pernah mengatakan kepada wartawan untuk mengharapkan laporan terbaru pada 19 Januari. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, menyebut adanya kemungkinan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi globalnya pada Januari. Ini mencerminkan kekhawatiran atas varian virus Corona yakni Omicron. Pada Oktober, IMF telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 5,9 persen pada tahun 2021 dan 4,9 persen tahun ini.
  2. Pasar saham Asia tergelincir pada perdagangan sesi pagi Rabu (5/1/2022), menyusul sesi Wall Street yang beragam karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi membebani perusahaan teknologi global dan mendorong dolar ke level tertinggi lima tahun terhadap yen Jepang.
  3. Saham-saham Tokyo ditutup sedikit lebih tinggi pada perdagangan Rabu, terangkat kenaikan saham-saham unggulan seperti Sony Group dan Toyota Motor, namun pelemahan saham kelas berat teknologi yang dipicu oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga AS lebih awal membatasi keuntungan. Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terkerek 0,10 persen atau 30,37 poin menjadi 29.332.16 poin, setelah jatuh ke wilayah negatif beberapa kali sepanjang hari, sementara indeks Topix yang lebih luas naik 0,45 persen atau 9,05 poin menjadi 2.039,27 poin.
  4. Mothers Index (MTHR) dari perusahaan-perusahaan start-up merosot 5,0 persen ke level terendah sejak Mei 2020, karena prospek kenaikan suku bunga lebih awal oleh bank sentral AS mendorong aksi jual saham-saham pertumbuhan yang mahal.

Jadwal Rilis Data Ekonomi

6 Jan : PMI Non-Manufacturing ISM AS (Desember 2021)

6 Jan : Initial Jobless Claims AS

6 Jan : Cadangan Devisa Indonesia (Desember 2021)

7 Jan : Consumer Price Index (CPI) year on year (Desember 2021)

7 Jan : Non Farm Payrolls AS (Desember 2021)

Back to top button