Market

Inilah Nilai Ekonomis Blok Masela dalam Perhitungan Pengamat

Pengambilalihan hak kelola 35 persen lapangan abadi di Blok Masela dari tangan Shell akan memberikan nilai efek domino terhadap ekonomi dan berperan penting dalam mendukung ketahanan energi nasional. Lapangan abadi ini akan bisa menghasilkan 35,000 bbl/day kondensat.

Potensi lapangan abadi di Blok Masela sangat luar biasa yakni dengan cadangan gas terbesar di Indonesia, diproyeksikan menghasilkan 9,5 MMTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa, yang merupakan produksi gas terbesar di dalam negeri. Selain itu, lapangan abadi juga akan menghasilkan 35,000 bbl/day kondensat.

Pengamat energi, Hanifa Sutrisna, menilai pengambilalihan 35 persen participating interest Blok Masela oleh Pertamina merupakan langkah yang tepat untuk mempercayakan pengelolaan blok-blok minyak dan gas (migas) raksasa perusahaan nasional.

“Ini waktu yang tepat untuk mempercayakan pengelolaan blok-blok (raksasa) migas kepada anak bangsa. Kita harus optimistis,” kata pengamat energi, Hanifa Sutrisna seperti dikutip dari Antara, Minggu (23/7/2023).

Pasalnya, kinerja Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina yang diberi kepercayaan mengelola Blok Masela memang sedang mengalami peningkatan.

Hanifa menambahkan, pengambilalihan hak kelola 35 persen lapangan abadi di Blok Masela dari tangan Shell akan memberikan nilai efek domino terhadap ekonomi dan perkembangan sumber daya manusia di daerah lokal berperan penting dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Potensi lapangan abadi di Blok Masela merupakan cadangan gas terbesar di Indonesia. Blok tersebut diproyeksikan menghasilkan 9,5 MMTPA LNG dan 150 MMSCFD gas pipa, yang merupakan produksi gas terbesar di dalam negeri. Selain itu, lapangan abadi juga akan menghasilkan 35,000 bbl/day kondensat.

Dalam data Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM), Universitas Indonesia 2016 dan Balitbang Kemenaker tahun 2017, kata dia, diproyeksikan manfaat ekonomi lapangan abadi dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 153 miliar dolar AS.

Blok ini juga berpotensi meningkatkan pendapatan rumah tangga pada tahap konstruksi sebesar 3 miliar dolar AS dan tahap produksi sebesar 30 miliar dolar AS.

Melihat potensi tersebut, menurut Hanifa, negara harus memberi dukungan penuh kepada Pertamina. Bahkan, tidak hanya terkait Blok Masela, namun juga blok-blok migas lain.

“Dukungan tersebut, bisa berupa insentif dalam hal mendatangkan semua teknologi, peralatan, dan pendukung lain, atau juga melalui mendapat relaksasi pajak,” seperti halnya smelter asing yang mendapat relaksasi pajak misalnya,” ujarnya.

Back to top button