Market

Inflasi Terjaga, Ekonom UI Sarankan Perry Tahan Suku Bunga Acuan

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky meminta Bank Indonesia (BI) yang dipimpin Perry Warjiyo menjaga suku bunga acuan tetap di level 5,75 persen pada bulan ini.

“BI perlu mempertahankan suku bunga di 5,75 persen bulan ini, sambil mempersiapkan kebijakan moneter yang akomodatif untuk meningkatkan ketahanan eksternal dan mendorong stabilitas harga domestik di tengah potensi perlambatan ekonomi global tahun ini,” kata Riefky di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

BI telah mempertahankan suku bunga di 5,75 persen selama tiga bulan terakhir, karena inflasi yang relatif terkendali. Ditambah lagi, arus masuk modal yang cukup besar disertai stabilnya rupiah. “Melihat data terkini, inflasi diperkirakan akan terus menurun dan kembali dalam target BI sebesar 3 plus minus 1 persen secara tahunan dalam waktu dekat,” katanya.

Permintaan surat utang Indonesia juga masih menjanjikan karena investor memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed tidak akan melakukan pengetatan moneter yang tidak terlalu agresif di sisa tahun ini sehingga selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan US Treasury tetap cukup menarik.

Dampak gejolak sektor perbankan global juga relatif tidak terlihat pada perbankan dan perekonomian domestik.

Selain itu, kinerja rupiah yang terapresiasi 4,4 persen secara year to date sampai 23 Mei 2023 juga lebih baik dari sepanjang era pandemi. Cadangan devisa juga masih cukup untuk meredam potensi guncangan dalam jangka pendek sehingga BI dianggap belum perlu meningkatkan suku bunga acuannya.

Namun demikian, pemerintah dan Bank Indonesia diminta tetap mewaspadai pelemahan ekonomi global yang mulai berdampak terhadap penurunan ekspor ke mitra dagang Indonesia seperti AS, sekalipun permintaan domestik masih cukup baik. “Pada saat yang sama, impor secara keseluruhan menurun yang dapat memberikan indikasi bahwa kegiatan ekonomi sedikit melambat,” katanya.

Back to top button