Arena

Indonesia vs Curacao: Ruang Kelemahan Masih Tersisa

Sabtu, 24 Sep 2022 – 08:30 WIB

Konferensi pers jelang pertandingan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/9/2022) (Foto: PSSI)

Di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong, tim nasional sepak bola Indonesia memperlihatkan ketangguhan dalam bertahan. Sepanjang 2022, tim ”Garuda” tidak pernah kebobolan lebih dari dua gol dalam satu laga. Namun, Indonesia masih perlu mengantisipasi kelengahan  yang berpotensi dimaksimalkan lawan untuk mencetak gol.

Ketangguhan pertahanan tim Garuda akan diuji Curacao pada laga uji coba di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (24/9/2022) pukul 20.00 WIB. Shin telah menyiapkan para pemain terbaiknya.

Sebanyak 23 pemain dipanggil menjalani pemusatan latihan sejak 19 September lalu. Sejumlah pemain yang berkarier di luar negeri, seperti Egy Maulana Vikri, Elkan Baggott, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, dan Saddil Ramdani, juga turut memperkuat Indonesia.

Tim Garuda punya modal bagus menghadapi Curacao, yaitu soliditas di lini pertahanan yang mulai terbentuk. Sepanjang tahun ini, gawang Indonesia hanya sekali kebobolan lebih dari satu gol, yaitu saat ditahan Thailand, 2-2, pada pertemuan kedua final Piala AFF 2020 pada awal Januari 2022 lalu.

Dari tujuh laga sepanjang 2022, gawang Indonesia hanya kebobolan lima gol. Sebaliknya, mereka melesakkan 18 gol. Ketangguhan lini belakang tim Garuda kian terlihat saat tampil di kualifikasi Piala Asia 2023. Saat itu, Indonesia menghadapi lawan-lawan tangguh, seperti Kuwait, Jordania, dan Nepal.

Ketika itu, Indonesia menang 2-1 atas Kuwait dan 7-0 atas Nepal. Melawan Jordania, yang berperingkat ke-86 dunia atau dua tingkat di bawah Curacao, Indonesia mampu menekan agresivitas lawan, sehingga hanya kalah 0-1. Pertahanan Indonesia sangatlah padu dan terorganisir. Jarak antarlini begitu rapat sehingga menyulitkan pemain Jordania mencari celah.

Penampilan kiper Nadeo Argawinata juga cemerlang dalam mematahkan peluang-peluang Jordania. Ketangguhan lini belakang itu turut membantu Indonesia lolos ke Piala Asia pertamanya dalam 15 tahun.

Maka, laga versus Curacao menjadi kesempatan Shin untuk menguji lebih jauh ketangguhan pertahanan timnya. Tim lawan diperkuat sejumlah pemain yang berkarier di liga-liga Eropa.

”Memang, ranking Curacao sangat tinggi dibandingkan kita. Jadi, di laga besok, saya ingin melihat apakah kita bisa kembali bermain bagus atau tidak. Saya juga ingin tahu apa yang masih harus diperbaiki dan antisipasi dari tim ini dengan melawan tim besar,” ujar Shin dalam konferensi pers pada Jumat (23/9/2022).

Pengalaman melawan Jordania bisa menjadi modal berharga bagi Shin untuk meladeni Curacao. Saat itu, para pemain Indonesia tampil pantang menyerah dengan semangat juang tinggi. Hanya saja, akibat kelengahan sekejap pada awal babak kedua, gawang Indonesia kebobolan. Barisan pemain belakang Indonesia belum begitu siap seusai jeda turun minum.

Kelengahan sekejap itu diharapkan tidak lagi terulang saat meladeni Curacao. ”Tim pelatih sudah menganalisa apa saja yang harus kami lakukan ketika bertahan dan menyerang. Mudah-mudahan, besok apa yang diinginkan pelatih bisa berjalan,” ungkap Fachruddin Aryanto, bek tengah Indonesia.

Indonesia bisa memanfaatkan inkonsistensi Curacao pada tahun ini. Dari tiga laga terakhir, mereka menelan dua kekalahan dan hanya memetik satu kemenangan. Diakui Cuco Martina, bek kanan Curacao, Indonesia bisa merepotkan timnya, kendati memiliki peringkat FIFA yang jauh lebih rendah, yaitu ke-155.

Ia bahkan secara khusus menyebut Nadeo dan Arhan sebagai pemain-pemain tangguh. “Mereka memenangkan pertandingan terakhir dengan hasil yang sangat baik. Jadi, kita lihat saja besok saat kedua tim bertemu,” katanya.

Adapun Pelatih Curacao Remko Bicentini menyampaikan, timnya melalui perjalanan panjang hingga tiba di Indonesia. Dia meminta para pemainnya untuk segera fokus mempersiapkan diri jelang laga tersebut.

Back to top button