Market

IHSG Berlanjut Melemah Pekan Ini, Tujuh Saham Jadi Perburuan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir pekan ini diperkirakan berlanjut melemah seiring kekhawatiran pasar atas berlanjutnya potensi kenaikan suku bunga AS agresif. Namun, terdapat tujuh saham yang dapat menjadi perburuan. Apa saja?

Pekan lalu, IHSG melemah sebesar 0,6 persen dengan penurunan terdalam di sektor teknologi sebesar 2,9 persen disusul sektor keuangan sebesar 1,6 persen. Di lain sisi, penopang terkuat pada pekan lalu adalah sektor transportasi dan logistik sebesar 3,7 persen.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra mengatakan, pelemahan IHSG pada pekan lalu terpengaruh sentimen penurunan atau koreksi harga komoditas. “Kecuali CPO atau minyak kelapa sawit, mayoritas komoditas mengalami penurunan harga,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (27/2/2023).

Pada pekan lalu, sambung Rifqi, juga muncul kekhawatiran akan kembalinya agresivitas Bank Sentral AS The Fed yang memicu penurunan harga logam. “The Fed dikhawatirkan agresif akibat data tenaga kerja yang cukup solid dan inflasi yang sempat lebih tinggi dari konsensus,” terang dia.

Selain itu, sentimen lainnya yang membuat laju IHSG tersendat pada pekan lalu adalah notula rapat FOMC. Mayoritas pejabat The Fed setuju untuk menurunkan tingkat kenaikan suku bunga menjadi 25 bps atau lebih kecil dari biasanya.

“Sayangnya, masih butuh cukup bukti untuk meyakini bahwa penurunan tren inflasi saat ini akan berkelanjutan. Kenaikan suku bunga lanjutan diperkirakan masih akan dibutuhkan untuk menekan inflasi,” paparnya.

Arah IHSG hingga Akhir Pekan

Rifqi memperkirakan, laju IHSG pekan ini melanjutkan pelemahan pekan lalu. Dalam situasi ini, Rifqi berharap investor (jangka panjang) dan trader (investor jangka pendek) memerhatikan dua sentimen pada pekan ini, yakni PMI Manufaktur dan Inflasi Februari yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG.

Terkait PMI Manufaktur, dijelaskan Rifqi, pada Januari PMI Manufaktur mengalami ekspansi lebih cepat ke level 51,3 dari bulan sebelumnya 50,3. Permintaan domestik menjadi penopang ekspansi manufaktur pada Januari lalu.

“Dalam 17 bulan terakhir PMI Manufaktur menunjukan ekspansi. PMI Manufaktur terbaru akan diumumkan pada 1 Maret 2023,” ucapnya.

Sementara itu terkait inflasi Februari, ia menjelaskan inflasi Januari lalu tercatat naik 0,66 persen mom disebabkan oleh kelompok makanan minuman, sedang secara YOY sebesar 5,28 persen lebih rendah dari sebelumnya.

“Inflasi inti masih cukup terjaga di kisaran 3 persenan dan yang terbaru akan dirilis 1 Maret 2023 dengan konsensus inflasi umum 5,50 persen yoy. Kita harus menyikapinya dengan hati-hati. Kalau inflasinya lebih tinggi dari konsensus, bisa jadi sentimen negatif,” tegasnya.

Saham-Saham Pilihan

Di atas semua itu, dia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal dalam transaksi saham hingga akhir ini. “Nah, di tengah potensi penurunan IHSG dengan potensi kenaikan saham-saham secara terbatas pada minggu ini, saya merekomendasikan buy untuk trading hingga 3 Maret 2023 mendatang pada 7 saham,” ungkapnya.

Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan support 3.940 dan resistance 4.200;
  2. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan support 3.590 dan resistance 3.850;
  3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan support 1.370 dan resistance 1.450;
  4. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan support 1.090 dan resistance 1.140;
  5. PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) dengan support 2.160 dan resistance 2.290;
  6. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan support 925 dan resistance 965; dan
  7. PT Astra International Tbk (ASII) dengan support 5.675 dan resistance 5.950.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button