Market

Hitung Kancing Suku Bunga Acuan di Gedung Bank Indonesia, Naik atau Turun?


Kalau tak ada aral, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan berapa suku bunga acuan atau BI-7 Day Reserve Repo Rate (BI-7DRRR), hari ini. Apakah naik dari level 6 persen, atau tetap? Kalau turun sih, peluangnya kecil.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra memprediksikan, BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen, di tengah ketidakpastian global.

“BI masih akan hold (mempertahankan) suku bunga dan tidak ada perubahan kebijakan karena masih ada risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” kata Ariston, dikutip dari Antara, Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Informasi saja, BI membahas arah kebijakan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang berlangsung pada 22 dan 23 November 2023. Kemungkinan, suku bunga acuan akan diumumkan pada Kamis sore  (22/12/2023).

Masih kata Ariston, naga-naganya, BI tidak akan menurunkan suku bunga acuannya, meski ekspektasi pasar sudah tinggi terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), atau The Fed.

Hal itu dikarenakan masih banyak ketidakpastian di pasar seperti ketegangan geopolitik dan isu perlambatan ekonomi global. The Fed diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga acuannya pada Maret 2024.

Sementara Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, ada tiga tantangan besar yang mewarnai 2024. Pastinya akan memengaruhi perekonomian Indonesia.

Tiga tantangan tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi China, karena negeri Tirai Bambu ini, merupakan mitra dagang utama (ekspor) bagi  Indonesia.

Di mana, arah kebijakan suku bunga acuan global ke depan, serta kondisi geopolitik global dan faktor kesehatan. “Kita memang sangat tergantung dengan China dalam artian bahwa ekspor kita mayoritas atau paling besar adalah ke China. Tentu saja sangat penting bagi kita untuk memahami bagaimana pertumbuhan ekonomi China ke depan,” kata Ariston.

Ia menuturkan, pertumbuhan ekonomi China akan sangat memengaruhi harga sejumlah komoditas ekspor Indonesia, seperti batu bara dan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).

Selanjutnya, ia menekankan penting untuk mencermati arah kebijakan dari suku bunga acuan global ke depannya, apakah siklus kenaikan akan terus berlanjut atau dalam waktu dekat akan ada pemangkasan suku bunga acuan. Hal itu akan mempengaruhi volatilitas dan aliran modal asing ke Indonesia dan emerging market lainnya.

Andry memprediksi, The Fed akan memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75 persen pada 2024. The Fed pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2023 memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate (FFR) di level 5,25 persen hingga 5,50 persen.

Di sisi lain, ia berharap tidak ada faktor kesehatan seperti pandemi COVID-19 yang dapat memukul sektor belanja masyarakat ke depannya atau menghantam mobilitas dan sektor-sektor terkait di dalamnya.

“Faktor geopolitik sangat penting dalam beberapa tahun terakhir bersama-sama faktor kesehatan. Ini adalah black swan yang akan mempengaruhi perekonomian 2024 dan juga akan mempengaruhi perekonomian di domestik,” ujarnya.

Back to top button