Market

‘Hedge fund’ Global Kempit Pengembalian Terburuk dalam 14 Tahun

Jumat, 30 Des 2022 – 14:41 WIB

‘Hedge fund’ Global Kempit Pengembalian Terburuk dalam 14 Tahun - inilah.com

Para pedagang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 1 Juni 2022. (Foto: Dok. Antara/Reuters/Brendan McDermid)

Kabar kurang sedap datang dari hedge fund alias dana lindung nilai global. Mereka mengempit pengembalian terburuk dalam 14 tahun pada 2022.

Itu terjadi lantaran kenaikan suku bunga AS yang agresif dan memukul harga-harga aset dengan keras. Akan tetapi, penurunan mereka secara keseluruhan lebih kecil daripada penurunan yang terlihat di pasar ekuitas dan obligasi tahun ini.

Beberapa strategi dana lindung nilai yang menempatkan uang dalam komoditas dan mata uang menggunakan strategi fokus ke makro dan mengeksploitasi perbedaan harga antara sekuritas-sekuritas terkait yang berkinerja baik pada 2022. Ini memberikan keuntungan yang layak bagi investor.

“Lebih dari kapan pun dalam sejarah baru-baru ini, baik ekuitas maupun obligasi sangat sensitif terhadap peristiwa makro, terutama terhadap angka inflasi,” kata Meisan Lim, Direktur Pelaksana Penelitian Dana Lindung Nilai Cambridge Associates di New York, Kamis (29/12/2022).

Menurut perusahaan data investasi Preqin, pengembalian dana lindung nilai telah turun 6,5 persen tahun ini, terbesar sejak penurunan 13 persen pada 2008.

Sebelumnya, indeks MSCI Dunia pernah mengalami penurunan sebesar 18,7 persen dan indeks ICE BofA U.S. Treasury turun sebesar 11,9 persen.

Dari segi strategi, dana-dana makro naik 8,2 persen hingga November tahun ini, sementara strategi lindung nilai ekuitas dan dan lindung nilai berbasis peristiwa masing-masing turun 9,7 persen dan 4,7 persen, menurut data HFR.

“Sebagai sebuah strategi, makro yang secara historis kurang berkorelasi dengan pergerakan di pasar saham yang lebih luas, membantu mendiversifikasi portofolio,” kata UBS dalam sebuah catatan.

“Kami pikir kelanjutan dari kebijakan moneter yang ketat dan volatilitas yang tinggi akan terbukti menguntungkan bagi manajer makro pada 2023.”

Aktivis dana-dana yang menggunakan saham minoritas untuk mendorong perubahan strategi dan manajemen guna membuka nilai pemegang saham, merosot 13,8 persen, menurut data HFR.

Strategi mengikuti tren dianggap berhasil pada 2022 karena lingkungan inflasi, kata Andrew Hendry, kepala Asia di Janus Henderson Investors, manajer aset global yang juga mengelola Global Multi-Strategy Fund jangka pendek senilai 900 juta euro (955,17 juta dolar AS).

“Pengikutan tren bekerja berdasarkan gagasan bahwa pasar memproses informasi secara tidak efisien dan pada kecepatan yang berbeda, dan pasar yang bergerak ke satu arah untuk memulai, lebih cenderung terus bergerak ke arah itu,” kata Hendry.

“Tren ini memiliki tahun 2022 yang hebat dengan hal-hal seperti harga-harga komoditas yang kuat dan obligasi yang lemah berkontribusi secara substansial terhadap kinerja.”

Bersamaan dengan jatuhnya aset-aset tradisional dari ekuitas hingga obligasi, aset bersih dana lindung nilai global turun 4,8 persen dalam tiga kuartal pertama tahun ini menjadi 4,3 triliun dolar AS. Mereka melihat arus keluar gabungan sebesar 109,8 miliar dolar AS pada periode itu, menurut data Preqin.

Hanya 915 dana yang diluncurkan tahun ini, paling sedikit dalam 10 tahun, demikian data menunjukkan.

Back to top button