Arena

Fulus Rp44,6 Triliun Pangeran Arab Saudi untuk Dominasi Sepak Bola Dunia

Pemerintah Arab Saudi, melalui Dana Investasi Publik (PIF), melakukan manuver strategis demi mengubah wajah sepakbola di negeri berjuluk Alap-alap Hijau tersebut. Penguasaan empat klub kasta tertinggi Liga Saudi—Al-Hilal, Al-Ittihad, Al-Nassr, dan Al-Ahli—menjadi tindak lanjut dari investasi spektakuler PIF di Newcastle United pada Oktober 2021.

Empat klub yang diperkuat PIF memiliki sejarah dan prestasi yang membanggakan di Saudi. PIF, di bawah kendali Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS), memegang 75 persen saham klub tersebut dan memberikan 25 persen lainnya kepada yayasan nirlaba masing-masing klub.

Pengumuman tersebut dikeluarkan seiring dengan proyek Sport Clubs Investment dan Privatisation Project, menegaskan transformasi keempat klub tersebut menjadi perusahaan milik PIF dan yayasan nirlaba mereka.

Keempat klub tersebut, dua di antaranya, Al-Ittihad dan Al-Ahli, berasal dari Jeddah, sedangkan dua lainnya, Al-Hilal dan Al-Nassr, berbasis di Riyadh. Mereka telah memenangkan berbagai gelar Liga Saudi, dengan Al-Hilal meraih 18 gelar dan Al-Nassr delapan gelar.

As part of today’s announcement of the Sports Clubs Investment and Privatization Project, four Saudi clubs – Al Ittihad, Al Ahli, Al Nassr, and Al Hilal – have been transformed into companies, each of which is owned by #PIF and non-profit foundations for each club. pic.twitter.com/TNZcbIniUE

— Public Investment Fund (@PIF_en) June 5, 2023

PIF merancang kepemilikan empat klub besar ini untuk meningkatkan investasi dan kemitraan di masa depan. Dana investasi ini mencapai 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 44,6 triliun) per tahun, membuka pintu bagi klub untuk merekrut pemain bintang dunia.

Sebagai bagian dari strategi ini, PIF berencana merekrut tiga bintang kelas dunia untuk musim 2023-2024. Salah satu bintang kelas A akan bernilai kontrak lebih dari 200 juta euro atau sekitar Rp 3,17 triliun per musim, dengan dua bintang lainnya memiliki batas kontrak maksimal 100 juta euro (1,58 triliun) per tahun.

Perekrutan ini telah dimulai dengan Al-Ittihad yang baru saja mengumumkan penandatanganan Karim Benzema. Benzema, peraih Ballon d’Or, berharap membantu klub meraih lebih banyak prestasi dan mengangkat sepak bola Arab Saudi ke level yang lebih tinggi.

Tak lama kemudian gelandang Chelsea, N’Golo Kante turut bergabung dengan rekan senegaranya Karim Benzema di klub yang sama. Pemain berusia 32 tahun telah setuju tanda tangani kontrak dengan Al-Ittihad hingga tahun 2025 senilai 100 juta Euro atau sekitar Rp1,6 Triliun per musim, dengan opsi perpanjangan setahun berikutnya.

Skysports Karim Benzema Saudi Arabia 6181186 - inilah.com
Pesepak bola Prancis Karim Benzema berpose sambil memegang jersei klub Arab Saudi, Al-Ittihad diapit oleh dua perwakilan Al-Ittihad di Madrid, Spanyol, Selasa (6/6/2023). Benzema telah resmi bergabung sebagai pemain Al-Ittihad selama tiga tahun. (Foto: Skysports)

Bintang lain yang sebelumnya dibidik adalah Lionel Messi yang sudah memutuskan untuk pindah ke klub MLS Inter Miami, Messi sempat ditawarkan kontrak hampir 1 miliar euro (Rp 15,8 triliun) untuk dua musim dengan Al-Hilal. Jika saja menerimanya, Messi akan menjadi pemain sepak bola dengan kontrak terbesar dalam sejarah.

Di luar itu, keempat klub juga berencana merekrut pemain ternama dari tiga liga top Eropa, seperti Liga Inggris, Liga Spanyol, dan Liga Italia. Sejumlah pemain yang dalam proses negosiasi antara lain Sergio Busquets, Wilfried Zaha, Iago Aspas, Adama Traore, Alexis Sanchez, dan Roberto Firmino.

Dengan begitu banyak gelar antara mereka, empat klub ini – Al-Ittihad, Al-Hilal, Al-Nassr, dan Al-Ahli – kini berada di bawah satu payung perusahaan yang sama. Dibekali oleh PIF, klub-klub tersebut kini memiliki anggaran yang tampaknya tak terbatas untuk merekrut pemain-pemain terbaik dari seluruh dunia. Kemenangan ini mungkin merupakan langkah pertama untuk menciptakan liga sepak bola yang mampu bersaing dengan liga-liga besar lainnya, seperti Liga Inggris, Liga Spanyol, dan Liga Italia.

Kekuatan sepak bola ini tidak hanya membantu mengembangkan liga, tetapi juga membantu memajukan olahraga di Arab Saudi secara keseluruhan. Langkah PIF ini mencerminkan ambisi yang lebih besar – untuk memanfaatkan sepak bola sebagai alat untuk menegaskan kekuatan lunak Saudi di panggung dunia.

Sepak bola adalah salah satu cara Arab Saudi menancapkan kekuatan lunaknya di dunia yang tertuang dalam Visi 2030. Dengan kehadiran pemain bintang, MBS tidak hanya berharap stadion selalu terisi penuh oleh pendukung sepak bola Saudi yang fanatik, tetapi juga menghidupkan semangat berolahraga bagi generasi muda Saudi.

Tentu saja, ambisi PIF tidak berhenti pada sepak bola saja. Dalam upayanya untuk membangun pengaruh di dunia olahraga, PIF telah merambah ke ranah golf, membentuk entitas baru bersama LIV Golf dan menciptakan kompetisi baru yang akan mulai beroperasi di paruh kedua tahun ini.

Dengan investasi besar ini, PIF tampaknya siap untuk melakukan apa saja yang dibutuhkan untuk meningkatkan profil Liga Saudi, baik di dalam maupun di luar lapangan. Mungkin hanya masalah waktu sebelum klub Saudi bersaing dalam perang tawaran harga dengan klub Eropa besar pada bursa transfer musim panas.

Pakar Timur Tengah,Christopher Davidson mencatat bahwa langkah-langkah ini menunjukkan keinginan Putra Mahkota untuk menandingi pengaruh dan kemakmuran Qatar dan Uni Emirat Arab. “Dengan mengambil alih aset, terutama aset budaya, menjadi cara Saudi untuk memperkuat pengaruh kekuatan lunak Saudi di dunia,” kata Davidson kepada The Athletic.

Namun, apakah investasi besar ini akan cukup untuk membawa Liga Saudi ke tingkat berikutnya, hanya waktu yang akan menjawab. Yang pasti, mata dunia sekarang tertuju pada Arab Saudi, menunggu untuk melihat hasil dari investasi besar ini di lapangan.

Back to top button