News

Fasilitas dan Pelayanan Disebut Bobrok, Presma hingga Rektor UMM Kompak Bungkam

Pihak Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) enggan berkomentar soal cuitan salah satu mahasiswa bernama Rafi Azzamy yang mengungkapkan sederet kebobrokan fasilitas dan pelayanan kampus.

Inilah.com, telah mencoba menghubungi Rektor UMM, Prof Fauzan untuk mengklarifikasi kebenaran kabar yang disiarkan melalui akun Twitter @Rafilsafat, pada Minggu (25/6/2023). Namun respons yang diberikan adalah penolakan. “Nggak usah,” jawabnya singkat saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, Senin (26/6/2023) malam.

Demikian juga Presiden Mahasiswa (Presma) UMM Rifki Al Akbar, yang menolak berkomentar jika dihubungi dengan sambungan telepon. Ia menegaskan dirinya hanya akan berkomentar jika dilakukan secara tatap muka.

Akan tetapi, ketika ditawarkan sesi wawancara via zoom, ia kembali memberikan penolakan. “Mohon maaf saya belum berkenan berkomentar kalau secara virtual, ketemu langsung saja ya,” tulis dia dalam pesan singkat kepada Inilah.com.

Selain kedua perwakilan UMM tersebut, akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, juga enggan berkomentar. Ia mengaku tidak berani memberikan pandangan soal kabar bobroknya fasilitas dan pelayanan UMM. “Nanti dikira cawe-cawe urusan kampus lain,” jawabnya kepada Inilah.com, di Jakarta, Senin (26/6/2023) malam.

Sementara itu, akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin mengingatkan agar para staf pengajar di UMM memegang teguh Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dosen, sambung dia, juga harus melakukan penelitian menulis jurnal atau karya ilmiah lainnya untuk naik pangkat. Dan yang terakhir seluruh dosen juga dituntut untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.

“Intinya begini dosen itu kan punya tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dijunjung oleh semua dosen. Jadi ya tugasnya mengajar pasti semua dosen pasti mengajar. Karena itu menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan, dilakukan oleh semua dosen di seluruh kampus,” ungkap Ujang kepada Inilah.com.

Terkait dengan penilaian dosen UMM yang lebih mementingkan urusan seremoni ketimbang mengajar, Ujang menyebut urusan tersebut mungkin juga penting. Akan tetapi, ia yakin asas Tri Dharma Perguruan Tinggi juga pasti dijunjung pula oleh civitas academica.

“Jadi saya melihat seremoni dalam konteks tertentu yang mungkin bagi kampus itu penting. Tapi soal Tri Dharma Perguruan Tinggi yang saya tadi jelaskan itu harus itu akan berlaku di semua kampus karena kalau itu tidak dilakukan, maka bukanlah diakui sebagai dosen,” ungkap Ujang.

Ujang tidak mau menanggapi lebih jauh mengenai kasus-kasus di UMM, karena ia tidak memiliki otoritas untuk berkomentar lebih jauh lantara ia belum melihat langsung bagaimana kondisi di sana. “Jadi saya tidak bisa mengomentari secara kritis, secara tajam apa yang terjadi di sana, karena saya tidak tahu buktinya begitu,” tegas Ujang.

Ia hanya berharap pemerintah dan pihak UMM bisa mengevaluasi diri karena jangan sampai dengan mencuatnya satu persoalan ini membuat kampus tersebut dicap jelek oleh masyarakat. Menurutnya, UMM merupakan kampus yang besar dan menjadi salah satu perguruan tinggi yang diperhitungkan baik di Indonesia maupun di dunia.

“Pembangunan kampus UMM itu tentu membutuhkan energi yang besar dari warga Muhammadiyah, tapi karena hal kasus viral tersebut seolah-olah jelek soal tidak bagus kan, kita juga tidak adil menilai itu,” tutupnya.

Daftar kebobrokan UMM

Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) curhat soal bobroknya pelayanan kampus. Begitu bobroknya, membuat ia memutuskan untuk pindah ke Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang.

Diketahui mahasiswa tersebut bernama Rafi Azzamy, curhatannya ia lontarkan melalui beberapa utasan terpisah di akun Twitter @Rafilsafat. Unggahannya sudah dilihat hingga 6,9 juta pengguna dan mendapatkan 6.227 likes.

Awalnya ia mengunggah hasil Seleksi Nasinal Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), yang menyatakan dirinya lulus seleksi dan diterima di Fakultas Antropologi Unibraw. “Banyak orang tanya, mengapa dalam kurun satu tahun ini aku jarang publish tulisan? Singkatnya karena berada di kampus toxic (UMM)—gedung jelek, dosen jarang masuk, birokrat penjilat, dll—itu sungguh menguras tenaga. Iseng-iseng coba tes SNBT, eh lolos, bye kampus durjana (UMM),”cuitnya, dikutip Inilah.com, Minggu (25/6/2023).

Dalam utasan selanjutnya, ia mulai mengungkapkan apa saja kebobrokan kampus UMM. Pertama ia awali dengan masalah kebersihan, di mana sering ditemui kotoran kucing beberapa titik gedung kampus. Ia pun menyematkan video dalam unggahannya. “Okay ada yang ndak percaya kalau UMM seperti itu, coba lihat video kotoran kucing di dalam gedung ini. Bukan sekali atau dua kali saja ada tapi berkali-kali,” tulis dia.

Selain soal kebersihan, ia juga mengeluhkan soal malasnya dosen mengajar. Hal ini bahkan sudah ia keluhkan lewat surat terbuka. Ia mengatakan dosen lebih mementingkan urusan seremoni ketimbang mengajar mahasiswa. Mirisnya, para mahasiswa tidak berani protes karena akan berdampak pada penilaian mata kuliah.

Ia pun juga mengkritik pernyataan Rektor UMM Prof. DR. Fauzan, yang menyebut bahwa lelaki berambut gondrong telah menghilangkan identitasnya sebagai pria, terlihat seperti perempuan. “Demikian alasan UMM mengharamkan mahasiswa berambut panjang. Btw Nabi Muhammad, Issac Newton, Cak Nun itu mirip perempuan kah?” ketus dia.

Rafi turut mengeluhkan keberadaan bebek-bebekan yang dibanggakan pihak kampus, diklaim menambah semangat dan suasana mahasiswa untuk belajar. Menurut dia, keberadaan wahana tersebut justru mengganggu.

“Oh yah! Hal unik dan khas UMM adalah bebek-bebekannya, di mana fasilitas ini ditujukan sebagai hiburan mahasiswa. Tapi demi Tuhan, suara ‘ngik-ngik’ saat bebek ini dimainkan amatlah mengganggu mata kuliah. Kalau enggak percaya, tanya saja anak UMM di GKB 1 atau survei langsung,” bebernya.

Meski memiliki banyak kebobrokan, Rafi mengatakan UMM masih memiliki satu keunggulan. Yaitu fasilitas laboratorium Hubungan Internasional (HI). Keberadaan fasilitas ini disebutnya sebagai setitik cahaya di dalam kegelapan.

“Apakah tidak ada hal baik di UMM? Woh yo jelas ada, Lab Hubungan Internasional ini salah satunya. Kepala Lab, Pak Adim, mengizinkan kami menggunakan Lab sebagai tempat kajian filsafat rutinan dari kelompok belajar kami. Inilah secerah cahaya di dalam UMM yang gelap gulita,” pungkas dia.

Back to top button