News

Etilen Oksida dan Etilen Glikol, Duet Heboh yang Sama-sama Berbahaya

Dua zat kimia berawalan etilen ini membuat heboh jagat kesehatan di Tanah Air. Keduanya yakni etilon oksida dan etilon glikol, berbahaya bagi kesehatan. Apa saja perbedaannya? Lalu bagaimana bahaya kedua jenis senyawa ini bagi tubuh?

Nama etilon oksida muncul akhir-akhir ini setelah otoritas Kesehatan Taiwan menyebut mie instant asal Indonesia yakni Indomie rasa ayam special mengandung senyawa berbahaya ini. Sontak saja produk langsung ditarik dari pasar Taiwan dan beberapa negara seperti Malaysia dan Nigeria ikut menyelidiki varian mi instan pabrikan Indonesia itu.

Sementara nama satu lagi yakni etilen glikol juga tak kalah menggegerkan menjelang akhir 2022. Zat terakhir ini yang terkandung dalam obat batuk cair ternyata menyebabkan gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia yang menyerang 131 anak. Senyawa ini ditemukan dalam obat sirup anak dengan kadar yang jauh melebihi batas yang dianjurkan.

Baik etilen oksida maupun etilen glikol sama-sama berbahaya untuk kesehatan. Keduanya merupakan senyawa yang berbeda. Dari bentuknya pun, keduanya jelas berbeda. Etilen glikol berbentuk cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau, tapi memiliki rasa manis. Sementara etilen oksida adalah senyawa berbentuk gas, tidak berwarna, dan mengeluarkan bau amis saat berada di dalam suhu ruang.

Apakah Etilen Glikol?

Mengutip situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) AS, etilen glikol adalah senyawa industri yang berguna yang ditemukan di banyak produk konsumen. Terutama sebagai senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester, indutri fabrik, serta polietilena tereftalat (PET) pada botol plastik.

PET digunakan untuk membuat wadah minuman untuk soda, air dan jus, dan serat poliester untuk pakaian, pelapis, karpet, dan bantal. Etilen glikol memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai aplikasi industri lainnya, termasuk pembuatan fiberglass digunakan untuk membuat produk seperti jet ski, bak mandi dan bola bowling. Juga pembuatan tinta untuk pulpen dan tinta lainnya.

Zat ini juga digunakan sebagai cairan transfer panas seperti pendingin mesin untuk kompresor gas, pemanas, ventilasi, dan sistem pendingin udara dan arena seluncur es. Senyawa ini dipakai untuk bahan campuran pendingin mesin, karena titik bekunya sangat rendah dan titik didihnya lebih tinggi daripada air. Senyawa ini tak berwarna dan tak berbau.

Etilena glikol, cukup beracun dengan LDLO = 786 mg/kg untuk manusia. Bahaya utama terletak pada rasa senyawa ini yang manis. Karena itu, anak-anak dan hewan sering tak sengaja mengonsumsinya melebihi dosis maksimal yang diperbolehkan.

Ketika terhirup, etilena glikol teroksidasi menjadi asam glikolat dan kemudian menjadi asam oksalat, yang bersifat racun. Etilena glikol dan produk sampingnya yang beracun akan menyerang sistem saraf pusat, jantung dan ginjal serta dapat bersifat fatal jika tidak segera ditangani. Menelan dalam dosis yang banyak dapat menyebabkan kematian.

Toksisitas etilen glikol sistemik dapat terjadi melalui konsumsi yang dapat menyebabkan penyakit serius. Gejala pertama menelan etilen glikol mirip dengan perasaan yang disebabkan oleh minum alkohol (etanol). Gejala lain mungkin termasuk mual, muntah, kejang, pingsan atau tidak sadarkan diri.

Menghirup uap etilen glikol dapat mengiritasi mata dan paru-paru tetapi tidak mungkin menyebabkan toksisitas sistemik. Etilen glikol tidak menyerap dengan baik melalui kulit sehingga toksisitas sistemik tidak mungkin terjadi. Sementara paparan mata dapat menyebabkan efek kesehatan lokal yang merugikan tetapi tidak mungkin mengakibatkan toksisitas sistemik.

Sejauh ini belum ada penelitian lengkap tentang penggunaan etilen glikol pada produk-produk yang beredar di Tanah Air. Padahal bahayanya cukup menakutkan. Meskipun tak perlu panik, namun kewaspadaan penggunaan produk yang aman bagi kesehatan anak harus menjadi perhatian.

Apa bedanya dengan dietilen glikol? Dietilen glikol (diethylene glycol) memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan etilen glikol. Pada dasarnya, dietilen glikol terdiri dari dua molekul etilen glikol yang melekat satu sama lain.

Dietilen glikol banyak digunakan dalam produk rumah tangga. Namun, zat ini juga dapat digunakan sebagai pelarut dalam obat sirup untuk menggantikan gliserin karena harganya yang lebih murah. Berbeda dengan gliserin, etilen glikol dan dietilen glikol dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi melebihi batas aman.

BPOM telah menetapkan semua produk obat sirup untuk anak maupun orang dewasa yang beredar di Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Sesuai standar baku di Indonesia, ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran etilen glikol dan dietilen glikol adalah sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari. Konsumsi melebihi TDI dapat berakibat fatal jika tidak segera tertangani.

Bagaimana dengan etilen oksida?

Etilen oksida adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida, fumigan atau agen sterilisasi. European Chemicals Agency (ECHA) mengklasifikasikan zat ini sebagai mutagen, karsinogen dan racun reproduksi. Konsumsi makanan yang mengandung etilen oksida memang tidak menimbulkan risiko akut bagi kesehatan, tetapi ada peningkatan risiko kesehatan jika makanan yang terkontaminasi zat ini dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

Tubuh kita sendiri sebenarnya menghasilkan etilen oksida saat memetabolisme etilen meskipun dalam jumlah kecil. Namun, etilen mudah hilang dari tubuh melalui pernafasan, yang membatasi jumlah etilen oksida yang dihasilkan.

Etilen oksida banyak digunakan sebagai pengawet rempah-rempah dan kosmetik. Ada juga yang digunakan untuk memerangi jamur dan bakteri serta menggunakannya untuk mengawetkan buah kering. Penggunaan ini sesuai dengan peran etilen oksida yang dapat membunuh virus, bakteri, spora bakteri dan jamur. Zat pada etilen oksida membunuh mikroorganisme dengan merobek membran sel.

Senyawa ini sebenarnya serbaguna dan dapat digunakan untuk membantu membuat produk sehari-hari yang tak terhitung jumlahnya. Seperti membuat pembersih rumah tangga dan barang-barang perawatan pribadi, membuat kain, serta membuat bahan mentah menjadi bentuk yang lebih berguna.

Etilen oksida juga sangat penting untuk sistem perawatan kesehatan modern, karena digunakan untuk mensterilkan hampir setengah dari semua peralatan medis untuk membantu mencegah infeksi dan penyakit. Setiap hari, etilen oksida mensterilkan lebih dari 50 juta perangkat medis di seluruh negeri. Etilen oksida juga digunakan untuk mensterilkan alat pelindung diri yang digunakan oleh dokter dan rumah sakit di seluruh negeri selama pandemi COVID-19.

Etilen oksida penting untuk pengembangan cairan otomotif yang memungkinkan mobil berjalan di iklim panas dan dingin. Antibeku, minyak rem, dan tempat duduk otomotif hanyalah beberapa dari sekian banyak elemen kendaraan yang terbuat dari etilen oksida.

Di Indonesia sendiri, etilen oksida digunakan untuk melakukan sterilisasi rempah-rempah yang terkontaminasi kotoran hewan, bulu hewan pengerat, dan bagian serangga pada rempah-rempah. Kontaminasi tersebut, dapat menyebabkan rempah-rempah mudah membusuk.

Mengutip Consumernotice.org, efek samping dari paparan etilen oksida dapat terjadi hingga 72 jam setelah paparan akut pada dosis tinggi. Efek samping yang lebih parah dapat menyebabkan munculnya seperti cairan di paru-paru yang dapat menyebabkan kolaps paru, koma, kolaps kardiovaskular dan kelumpuhan pernapasan, lebih mungkin terjadi pada dosis yang lebih besar dan pada durasi paparan yang lebih lama.

Efek samping dari paparan etilen oksida mungkin termasuk kanker, diare, sulit bernafas, mengantuk, kelelahan, mata seperti terbakar, radang dingin, sakit kepala, serta iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, kulit dan paru-paru. Ada juga yang menyebabkan pingsan, kegugugan, mual, mati rasa, efek reproduksi, kulit terbakar, kejang, hingga muntah-muntah.

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) mengklasifikasikan etilen oksida dalam grup B1 (senyawa bersifat karsinogenik). Apabila mengutip GeneCraft Labs, kandungan etilen oksida dapat menyebabkan seseorang mengalami lemas otot, mual, muntah, diare, sesak napas, sakit kepala, dan disfungsi neurologis. Untuk efek berkelanjutannya, etilen oksida dapat menyebabkan leukimia, aborsi spontan, neurotoksisitas, serta sindrom saluran napas akut.

Karena gas etilen oksida tidak berwarna dan tidak berbau, orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah menghirupnya atau mengonsumsinya. Karena itulah sebaiknya kita lebih berhati-hati mengonsumsi makanan dan memastikannya tidak mengandung zat ini.

Back to top button