News

Endus Indikasi Kecurangan, TKN Prabowo-Gibran Bakal Kirim Saksi ke TPS Luar Negeri


Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran akan mengirimkan sejumlah saksi untuk memantau Tempat Pemungutan Suara (TPS) di luar negeri, buntut pihaknya menemukan indikasi dugaan kecurangan pemilu di Malaysia.

“Saat ini TKN dalam proses untuk pemberian mandat ke para saksi untuk memantau di TPS. Jadi saat ini ada 180 TPS di luar negeri, sekarang kami sedang melakukan listing terhadap para saksi, yang akan menjadi saksi di TPS,” ujar Wakil Komandan Tim Alpha TKN Prabowo-Gibran, Fritz Edward Siregar di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Para saksi tersebut, kata dia, bertugas untuk membuat laporan saat melakukan pengawasan di TPS. Nantinya, para saksi juga diminta akan menuliskan bila ditemukan adanya kejadian khusus selama pemungutan suara berlangsung.

“Kan di luar negeri ada dua tahapan ya, pertama tahapan untuk menghitung kertas suara yang dari pos dan juga pada saat mereka melakukan proses pengawasan pada hari pencoblosan. Jadi mandat tersebut akan kami berikan pada mereka,” ucapnya.

Saat ini saksi-saksi tersebut, tutur dia, dalam proses persiapan. Fritz menyampaikan para saksi yang dikirim akan dibekali dengan video dan buku manual terkait apa saja dugaan pelanggaran pemilu. “Misalnya untuk cek yang hadir itu ada di DPT kemudian melihat isu-isu penting misalnya setelah jam 12.00 itu hanya boleh, hanya untuk pemilih yang masuk daftar pemilih khusus atau titik-titik krusial misalnya pada saat penghitungan suara apa yang terjadi misalnya surat suara gak sama dengan jumlah yang hadir, apa yang harus dilakukan,” katanya.

Tak hanya itu, para saksi yang akan dikirim, nantinya akan melakukan pelatihan terlebih dahulu. Pelatihan akan mulai dilakukan pada Senin pekan depan. “Kemudian diajari bagaimana untuk menentukan surat sah atau tidak sah, itu sudah kami buat didalam video dan juga dalam manual yang kami sampaikan,” tutur dia.

Sebelumnya, Fritz mengungkapkan pihaknya menemukan dugaan kecurangan pada PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) di Malaysia. Adapun kecurangan yang ditemukan yaitu lebih dari 90 persen data pemilih di Malaysia sudah tidak lagi bekerja di Malaysia. Sehingga dirinya menilai, 90 persen datanya sudah bukan merupakan DPT yang berada di Malaysia. Tak hanya itu, Fritz mengatakan ada upaya untuk mencuri surat suara.

“Terdapat upaya mencuri surat suara yang dilakukan oleh PPLN Kuala Lumpur dugaan temuan 3.000 surat suara via pos yang dikirimkan ke satu alamat yang berjarak 100 meter dari salah satu PPLN Kuala Lumpur,” katanya.

Back to top button