News

Emak-emak Digigit Komodo, Seberapa Bahayakah Gigitannya?

Seorang ibu-ibu di Pulau Rinca, Manggara Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) digigit seekor komodo sehingga tangannya mengalami luka. Berbahayakah gigitan komodo dan apakah benar berbisa seperti halnya ular dan binatang melata lainnya?

Komodo yang memiliki panjang tubuh 2 meter dan tinggi 80 cm menggigit seorang ibu bernama Ratna berusia 46, Senin (2/10/2023). Ratna ketika itu tengah menjemur ikan dan seekor komodo yang semula mengejar kambing kemudian menggigitnya.

Korban lalu dievakuasi menggunakan kapal cepat milik Taman Nasional Komodo ke IGD RS Siloam Labuan Bajo sekitar pukul 16.30 WITA. Ratna merupakan korban kedua dari gigitan spesies terbesar dari familia Varanidae, sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg sepanjang tahun ini.

Sebelumnya, serangan Komodo menimpa seorang petugas Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) di tahun ini. Petugas BTNK yang diserang adalah mereka yang sedang melakukan patroli. Ia diserang saat berpapasan dengan komodo. BTNK mencatat terdapat 36 kasus gigitan komodo selama rentang waktu 49 tahun, sejak 1974 hingga 2023. Dari 36 korban gigitan komodo itu, lima orang di antaranya meninggal dunia. 

Serangan fatal pernah terjadi yang menimbulkan kematian seorang anak laki-laki berusia 8 tahun di Pulau Komodo pada tahun 2007. Anak laki-laki itu meninggal karena luka-lukanya dan pendarahan hebat. 

Pada tahun 2009, seorang pria berusia 31 tahun yang sedang mengumpulkan srikaya di Pulau Komodo jatuh dari pohon. Dia jatuh menimpa dua komodo, yang kemudian membinasakan dirinya. Korban dilaporkan mengalami gigitan di bagian tangan, kaki, leher, dan sekujur tubuh. Pria itu meninggal tak lama setelah serangan itu. 

Jauhi Berhadapan dengan Komodo

Komodo merupakan salah satu kadal terbesar dan paling berbahaya di dunia. Dengan tubuhnya yang besar, berotot, dan gigitannya yang sangat berbisa, komodo dapat memangsa hewan yang lebih besar darinya, seperti rusa, babi, kerbau, dan bahkan manusia. Komodo sangat berbahaya sehingga hal terbaik yang harus dilakukan adalah menjauhi mereka.

Mereka bukanlah ide terbaik untuk memelihara hewan peliharaan karena mereka adalah pemburu yang ganas dan sulit dijinakkan. Mereka bisa sangat berbahaya jika berada di dekat anak-anak atau bahkan manusia dewasa. Kadal besar jenis ini tampak menakutkan karena 60 giginya yang tajam dan bergerigi. Namun gigitannya tergolong lemah dibandingkan hewan lainnya. 

Mengutip AZ Animals, seperti spesies kadal lainnya, komodo hanya mampu menghasilkan kekuatan gigitan sebesar 500 hingga 600 PSI atau 39 Newton, lemah jika dibandingkan dengan buaya air asin Australia berukuran sama yang mampu menghasilkan kekuatan gigitan sebesar 252 Newton. Secara teknis, gigitan komodo seharusnya tidak cukup menimbulkan kerusakan atau dampak besar terhadap hewan atau manusia. 

Racun Kuat dengan Gigi Setajam Silet

Gigitan mereka sangat menyiksa. Komodo mempunyai teknik unik dalam menggigit dan merobek daging korbannya. Komodo menggunakan strategi gigitan dan tarikan yang disesuaikan saat menggigit mangsa atau menyerang manusia.

Mereka melakukan ini dengan menggunakan otot leher yang kuat yang membantu dalam melakukan gigitan. Komodo memiliki mulut predator alami dengan gigi mirip hiu menggigit binatang atau terkadang manusia, menarik kembali dagingnya sambil mengeluarkan racun dari mulutnya ke luka korbannya dalam serangan yang kuat.

Kemudian ia meninggalkan luka besar dan menganga berisi racun kadal. Racunnya mempercepat proses kehilangan darah dan membuat korbannya lesu atau syok. Racun ini bisa membunuh manusia dalam waktu beberapa jam.

Para peneliti telah lama mengira bahwa komodo, yang hidup di Indonesia ini, membunuh melalui keracunan darah yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dalam air liur komodo. Namun “keseluruhan bakteri hanyalah sebuah dongeng ilmiah,” kata Bryan Fry, peneliti racun di Universitas Melbourne di Australia, mengutip National Geographic.

Fry dan rekannya mempelajari biokimia racun Komodo setelah mereka mendapat kesempatan langka untuk memeriksa dua komodo dari kebun binatang yang keduanya harus dimusnahkan karena penyakit mematikan. Tim menemukan bahwa racun naga dengan cepat menurunkan tekanan darah, mempercepat kehilangan darah, dan membuat korban mengalami syok, sehingga membuatnya terlalu lemah untuk melawan.

Dalam racunnya, beberapa senyawa yang menurunkan tekanan darah sama kuatnya dengan yang ditemukan pada ular paling berbisa di dunia, yaitu ular Taipan di pedalaman Australia barat.

Yang mengejutkan, kata Fry, adalah sistem pengiriman racun komodo yang rumit. “Ini sistem saluran paling rumit yang pernah ditemukan pada reptil hingga saat ini,” aku dia. Ular biasanya memiliki saluran racun tunggal yang mengarah ke taringnya. Namun, Komodo memiliki banyak saluran yang terletak di antara giginya. Namun, kata Fry, sistem ini membuat pengeluaran racun komodo tidak seefisien ular.

Penelitian menyebutkan bahwa racun Komodo dapat membunuh manusia dewasa dalam hitungan jam. Selain itu, gigitan komodo dapat meninggalkan luka yang dalam hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Back to top button