Market

Ekonom Curigai Program Bansos Jokowi Bikin Kelangkaan Beras di Pasaran


Kelangkaan beras kelas premium, bisa jadi dipantik derasnya program bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (kg) yang gencar dibagikan Presiden Jokowi, menjelang pencoblosan 14 Februari 2024.

“Ada kaitan antara beras bansos dengan beras di pasaran. Terjadi perebutan dan itu memang benar. Karena tidak masuk akal, pemerintah sudah impor beras besar-besaran dari tahun lalu, tapi sekarang beras di pasaran dibatasi,” kata Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Selasa (13/2/2024).  

Betul memang, beras yang diimpor untuk cadangan beras pemerintah (CBP), kata Bhima, peruntukannya beda dengan beras premium yang ada di ritel. Untuk itu, perlu dilakukan audit terkait aliran beras impor itu.

“Harus diaudit semua, termasuk aliran beras impor itu titik distribusinya ke mana saja. Kemudian, beras bansos selain impor menyerap dari mana saja, volumenya berapa,” papar Bhima.

Dia pun mempertanyakan program bansos beras 10 kg, tiba-tiba dihentikan Presiden Jokowi. Apakah stok beras di gudang Bulog, semakin menipis. Sehingga harus dihentikan. “Upaya dadakan pemerintah setop sementara bansos beras 10 kg itu, menjadi indikasi memang progam bansos beras 10 kg, menjadi biang keladi kelangkaan beras,”  paparnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Syam Arjayanti menjelaskan, pemicu kelangkaan serta kenaikan harga beras di pasaran, karena beberapa faktor. Salah satunya program bansos beras 10 kg yang menguras stok CDP.

“Ada beberapa faktor. Saat ini memang sudah ada yang panen di beberapa lokasi tetapi belum memasuki puncak musim panen. Diprediksi (puncak panen) baru akan terjadi di akhir Maret sampai dengan April,” kata Syam, Senin (12/2/2024).

Kemudian tingginya permintaan. Salah satunya bansos. Sebenarnya kan bansos dah mulai tahun kemarin yaa, tetapi terus ada bansos-bansos lainnya,” imbuh Syam. 

Back to top button