News

Dilarikan ke Rumah Sakit, Korban Penembakan MUI Dapat 10 Jahitan

Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni’am Sholeh, mengatakan salah satu korban insiden penembakan di kantor MUI pada Selasa (2/4/2023) siang, sudah mendapat penanganan medis oleh pihak Rumah Sakit Agung, Manggarai, Jakarta Selatan. Korban bernama Tri (50) mendapatkan 10 jahitan di tangan.

“Update dari korban, barusan saya bersama dengan beliau, sudah memperoleh penanganan, ada 10 jahitan di tangan. Mohon doanya mudah-mudahan cepat membaik,” katanya di Kantor MUI Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023).

Dia menuturkan, saat ini Tri sudah bisa bercerita secara utuh tentang kronologi penembakan. “Dia bercerita, saat itu posisinya berusaha menghindar dari tembakan di balik kaca, karena kaca terkena peluru, kemudian pecah berserakan, dia jadi terkena serpihan,” ujar dia.

Sementara itu, korban kedua yaitu Bambang, kata Asrorun, memiliki luka pada bagian sekitar bahu dan punggung. Namun, dia belum bisa membeberkan secara rinci seberapa parah luka yang dialami oleh Bambang. “Sekarang lagi visum. Saya belum tau persis, kalau belum ketemu. Tapi sedang diambil visum untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut,” tandasnya.

Diketahui, terjadi insiden penembakan di Kantor MUI, Jakarta Pusat siang tadi, sekitar pukul 10:30 WIB. Pelaku menembakkan ke arah gedung dan mengenai kaca pintu masuk dan bahkan dua orang pegawai dikabarkan mengalami luka-luka.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus penembakan tersebut dan memastikan pelaku juga telah tewas di lokasi kejadian. “Betul (terjadi penembakan), pelaku sudah meninggal,” ujar Komarudin saat dihubungi wartawan, Selasa (1/5/2023).

Aparat kepolisian langsung mengamankan gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) usai insiden penembakan tersebut. Polisi juga mensterilkan seluruh Gedung MUI baik dari karyawan hingga awak media untuk penyelidikan lebih lanjut.

Belakangan diketahui pelaku bernama Mustopa NR, pria kelahiran Sukajaya, Lampung 9 April 1963. Dalam KTP yang ditemukan di lokasi, juga tertera pelaku bertempat tinggal di RT 06 RW 02 Sukajaya, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Komarudin menjelaskan pelaku telah dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi. Pihaknya juga masih belum mengetahui penyebab tewasnya pelaku usai penembakan. “Saat ini sedang mau diotopsi nanti dari sana baru diketahui penyebab meninggalnya kenapa,” katanya.

Selain identitas milik pelaku, polisi juga menemukan sejumlah barang-barang dari dalam tas pelaku seperti buku rekening serta obat-obatan. “Ditemukan juga dalam tasnya barang-barang seperti obat-obatan buku rekening dan beberapa lembar surat-surat,” tandasnya.

Pelaku Masih Hidup saat Ditangkap

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto mengatakan pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat bernama Mustopa (60) masih hidup saat ditangkap polisi. Mustopa justru meninggal dunia saat menjalani pemeriksaan di Puskemas Menteng, Jakarta Pusat.

Karyoto mengatakan, pelaku mencoba kabur usai melakukan aksi penembakan. Namun, petugas keamanan kantor MUI mengejar dan berhasil mengamankan pelaku. Usai diamankan petugas, pelaku sempat pingsan di tempat kejadian perkara.

“Pada saat proses diamankan beberapa saat tersangka ini pingsan dibawa ke Polsek kemudian dibawa ke Puskesmas Menteng dan pada saat diperiksa oleh dokter yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia,” ujar Karyoto di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023).

Lebih lanjut, Karyoto mengungkapkan pihaknya belum dapat memastikan penyebab pelaku meninggal. Saat ini, polisi tengah mendalami apakah pelaku memiliki penyakit tertentu atau tidak. “Kita selidiki apakah yang bersangkutan punya penyakit dan lain-lain kami belum bisa simpulkan,” imbuhnya.

Pemicu Insiden Penembakan

Mustopa, pelaku penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan aksi koboinya karena tak sabar ingin bertemu dengan pimpinan. Sebab pria berusia 60 tahun ini diketahui berdomisili di Lampung.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Arif Fachrudin menjelaskan pelaku datang ke kantor MUI karena ingin bertemu dengan pimpinan. Saat itu, pelaku baru sampai di Jakarta menggunakan travel.

“Yang bersangkutan (pelaku) naik travel, mungkin ditanya staf kita dan sekuriti mau bertemu siapa? Mau ketemu pimpinan. Atau mungkin salah satunya ketemu staf kita,” kata Arif di Kantor MUI, Selasa (2/5/2023).

Lebih lanjut, Arif menjelaskan setelah masuk ke kantor MUI, pelaku sempat diminta untuk menunggu terlebih dahulu di lobi. Namun diduga tak sabar menunggu, pelaku tiba-tiba mengeluarkan senjata api dan menembak ke arah staf. “Terus enggak tahu, dia enggak sabar atau gimana, tiba-tiba mengeluarkan senjatanya itu,” jelasnya.

Back to top button