News

Cakradata: Tren Percakapan Cak Imin Meroket, Gibran Tuai Sentimen Positif


Lembaga survei berbasis big data, Cakradata, merilis temuan terbarunya mengenai pantauan digital debat kedua Pilpres 2024, periode 22-23 Desember 2023 pukul 09.00 WIB.

Tren percakapan warganet ini dihimpun melalui Facebook, X (Twitter), Instagram, YouTube, TikTok, berita media online, blog, dan forum.

Netizen lebih banyak membicarakan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang sebelumnya pada periode 20-21 Desember hanya 52.749 percakapan, naik 224 persen menjadi 171.080 percakapan.

Sedangkan Gibran Rakabuming Raka juga turut naik 117 persen dari 88.518 menjadi 192.431 percakapan. Sementara Mahfud MD dari yang sebelumnya 34.356 percakapan hanya naik 4 persen menjadi 35.682 percakapan.

Meski begitu, analisa sentimen yang didapat oleh Cakradata menunjukkan bahwa sentimen positif lebih banyak pada Gibran sebesar 72 persen, disusul Mahfud 66 persen, sedangkan Cak Imin hanya 35 persen.

Sentimen positif terhadap Gibran, dikarenakan menguasai tema ekonomi khususnya digital 35 persen, 28 persen karena strategi hilirisasi dalam negeri, 21 persen menciptakan banyak talenta di masa depan, serta 16 persen optimasi pembangunan melalui dana CSR.

Sementara sentimen positif terhadap Mahfud 28 persen, karena menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen. Kemudian memberantas korupsi sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi 27 persen, infrastruktur regulasi untuk ekonomi digital 27 persen, dan 18 persen kebijakan pajak yang tidak membebani rakyat.

Sedangkan Cak Imin mendapat sentimen positif, karena narasi ‘slepetnomics’ 39 persen, penerapan pajak yang berkeadilan 23 persen, pemberantasan mafia dagang dan sembako 23 persen, serta 15 persen, karena bansos plus.

Di sisi lain, sentimen negatif yang diterpa oleh Cak Imin sebesar 46 persen, disusul Gibran 21 persen, dan Mahfud hanya 15 persen. Penyebab Cak Imin banyak respons negatif, 54 persennya karena gagasan pembangunan 40 kota seperti Jakarta, kemudian inkonsistensi dukungan terhadap IKN 30 persen.

Tak hanya itu, Cak Imin sempat terjebak istilah SGIE 22 persen, dan penyampaian narasi normatif 16 persen. Sedangkan sentimen negatif terhadap Gibran, karena IKN menjadi beban keuangan APBN 62 persen, bias pernyataan analogi ‘kebun binatang’ 16 persen, serta 11 persen, karena wacana menaikkan pajak.

Mahfud mendapat sentimen negatif dari warganet sebesar 38 persen, karena terlalu berfokus pada sudut pandang hukum, 29 persen penyampaian gagasan narasi kurang komprehensif, 17 persen karena tidak menguasai istilah CCS, dan 16 persen target pertumbuhan ekonomi terlalu memaksakan.
 

Back to top button