Market

Biayanya 3 Kali Lebih Mahal dari Palembang, Berapa Harga Tiket LRT Bali?


Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mempertanyakan mahalnya proyek LRT (Light Rail Transit) Bali, hingga US$592,28 juta. Atau sekitar Rp9,10 triliun (kurs Rp15.360/US$).

Padahal, kata Matnur, sapaan akrabnya, panjang rute LRT Bali itu, hanya 5,32 kilometer. Kalau dirata-rata, biaya pembangunan LRT Bali sekitar Rp1,71 triliun/kilometer.

“Dengan tingginya biaya investasi LRT Bali, menimbulkan pertanyaan kritis mengenai harga tiket yang mungkin harus ditetapkan. Apakah nanti rakyat kecil bisa menikmatinya,” kata Matnur, Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Matnur benar. Biaya investasi LRT Bali memang termahal ketimbang LRT Jaboedebek, apalagi LRT Palembang. Di mana, LRT Jabodebek yang panjang rutenya 44,43 kilometer, menelan biaya Rp32,5 triliun. Atau setara Rp731 miliar/kilometer.

Sedangkan LRT Palembang, panjang rutenya 24 kilometer dengan biaya Rp12,5 miliar. Atau setara Rp520 miliar/kilometer. Artinya, biaya LRT Bali dua kali LRT Jabodebek dan tiga kali LRT Palembang.

Ternyata, mahalnya biaya LRT di Bali ini karena desainnya di bawah tanah alias underground sepanjang 4,9 kilometer. Menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Kuta Central Park, biayanya sekitar Rp5 triliun.

Alasan LRT di bali dibangun di bawah tanah, karena ada aturan adat. Bahwa pembangunan gedung atau sarana apapun di Bali, tingginya tidak boleh melebihi pohon kelapa. Dan, dilarang mengusur pura.

Meski demikian, kata Matnur, banyak kalangan mempertanyakan dimensi fungsional di balik mahalnya harga LRT di Bali. Muncul pertanyaan kritis terkait keberlanjutan pembiayaan dalam jangka panjang.

“Selain itu, evaluasi perlu dilakukan dari perspektif manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan dari proyek ini. Penting agar publik tidak gagal paham, apakah investasi ini sepadan dengan manfaat yang dihasilkan,” pungkasnya.

Proyek ini bakal dikerjakan konsorsium asal Korea Selatan yakni Korea Railroad Corporation (Korail), KRC Co Ltd., Saman Co Ltd. dan Dongmyeong Co Ltd. Telah dilakukan penandatanganan kontrak studi kelayakan pada 18 Oktober 2023.

Studi kelayakan dilakukan untuk pembangunan fase pertama LRT Bali sepanjang 5,3 kilometer dengan 4 stasiun pemberhentian. Rencananya, LRT ini, menghubungan Bandara Ngurah Rai ke Kuta. Studinya 10 bulan dimulai Oktober 2023, hingga Agustus 2024.

Back to top button