Market

Kombinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal, Menkeu Harap Bisa Mitigasi Rupiah Jatuh

Dengan pelemahan rupiah terus berlanjut mendekati, Rp16.000 per dolar AS, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan langkah mitigasi untuk mencegah pelemahan berlanjut pada perdagangan ke depan.

Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.994 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.873 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut melemah ke posisi Rp15.943 dari sebelumnya Rp15.856 per dolar AS.

“Kita akan terus menyinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemacunya adalah negara seperti AS, dampaknya bisa kita mitigasi dan kita minimalkan baik terhadap nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan,” kata Menkeu Sri Mulyani usai menghadap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (23/10/2023).

Menkeu menjelaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal secara intensif atas kondisi perekonomian di Amerika Serikat yang masih cukup kuat. Namun menkeu tidak secara detail menjelaskan kebijakan tersebut yang akan diambil ke depan.

Sri Mulyani menilai pelaku pasar saat ini membaca kebijakan suku bunga global di level tinggi dalam jangka waktu panjang atau “higher for longer” akan terjadi.

Kondisi tersebut menyebabkan banyak investor menarik modal asingnya ke Amerika Serikat sehingga membuat indeks dolar AS menguat secara global.
 

Back to top button