Hangout

Berkah dari Karomah Habib Husein di Masjid Jami Keramat Luar Batang

Sejumlah jemaah anak muda terlihat duduk lesehan bersebelahan di beranda Masjid Jami Keramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/07/2022) siang lalu. Dari tempat duduk mereka, tampak ruangan makam seorang ulama, Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus, atau lebih dikenal dengan nama Habib Husein.

Anak-anak muda itu lebih banyak diam daripada bercengkerama. Beberapa menit kemudian, mereka bergegas keluar dan memakai alas kaki untuk menuju lokasi makam berikutnya yang juga berada di Jakarta Utara. “Niat kami ke sini untuk berziarah. Ini adalah tradisi di Nusantara,” ucap Mardiansyah, salah seorang di antara mereka. Ketua organisasi Majlis Aswaja dari Banten itu datang berombongan bersama komunitas lain.

Mungkin anda suka

Menurut Mardiansyah, berkunjung ke para penyiar agama Islam memiliki banyak hikmah. Pertama, mengingatkan tentang kematian. “Bahwa hidup ini tidak hanya di dunia, tapi juga ada kelanjutannya,” ujarnya.

Kedua, dia ingin meraih berkah. Ketiga, dengan berziarah, Mardiansyah bisa lebih merendah dan mengingat bahwa hidup ini tidak serta-merta tentang harta, melainkan ada hal-hal yang bersifat non-materi. “Di sini juga kami kembali mengenang sejarah pahlawan Islam ketika menyiarkan agama Islam,” ucapnya.

Ketua Majlis Lekar Jabodetabek,Ismail Marzuki, mengatakan sudah menjadi kebiasaan di komunitasnya untuk berziarah ke makam Habib Husein di Masjid Luar Batang. “Setiap kali selepas Idul adha dan jelang Tahun Baru Islam, kami pasti berziarah ke sini,” ucapnya.

Dia berharap bisa meraih keberkahan setelah mengunjungi wali Allah. “Kami yakini setiap orang yang mati di jalan Tuhan sesungguhnya mereka masih ‘hidup’,” ucapnya.

Masjid Luar Batang dikenal sebagai bangunan ibadah bersejarah di Jakarta. Para ulama dan habib kerap berkumpul di masjid ini. Para pendatang atau musafir juga ada yang menyempatkan datang ke masjid ini untuk beribadah atau berziarah.

20220726 123057 - inilah.com
Pintu masuk makam Habib Husein (Foto inilah.com)

Masjid Jami’ Keramat Luar Batang memiliki arsitektur khas masjid tua di pulau Jawa sebelum abad ke-20. Yaitu dengan memiliki atap tumpang, dan menara dengan bulan-bintang di atasnya. Hanya ada atap lancip atau sebuah cungkup seperti bangunan Hindu-Jawa.

Masjid ini mempunyai denah dasar segi empat bujur sangkar yang ditopang dengan soko-guru yang masih asli serta beratap tumpang, memberi ciri sebagai bangunan tua serta di sebelah utara terdapat ruang Keputren.

Gerbang Masuk Masjid Jami Luar Batang (Foto inilah.com)
Gerbang Masuk Masjid Jami Luar Batang (Foto inilah.com)

Begitu melihat Gerbang masuk yang berupa gapura berada di sisi timur kompleks masjid, berupa bangunan sekitar lebar 3 m dan tinggi 5 m. Bangunan gapura seakan dibagi dua, bagian bawah dan bagian atas. Pada bagian bawah terdapat lubang pintu masuk berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi sekitar 2 m.

Masjid Luar Batang terakhir direnovasi pada tahun 2021, pada masa jabatan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, Masjid Jami’ Keramat Luar Batang telah selesai renovasi dan revitalisasi untuk menyambut hangat para Penapak yang melakukan perjalanan.

Tampak depan Masjid Luar Batang
Tampak depan Masjid Luar Batang

Sekretaris Masjid Luar Batang, Sulaimansyah, mengatakan umumnya masyarakat ramai datang berziarah menjelang Ramadan seperti bulan-bulan lalu. “Mereka hanya iktikaf di sini dan meminta doa kepada Allah SWT,” kata dia kepada Inilah.com.

Makam yang ada di selasar masjid itu adalah makam seorang penyiar Islam yang berasal dari Yaman dan meninggal di Indonesia, yakni, Habib Husein Bin Abubakar Alaydrus, dan makam muridnya yang seorang Tionghoa, Abdul Kadir.

Sejarah Masjid Luar Batang

Kisah Habib Husein, konon, menjadi musabab nama masjid itu kini dikenal dengan Masjid Jami Keramat Luar Batang, pun begitu dengan nama kampungnya, Kampung Luar Batang.

Mengutip situs dinaskebudayaan.jakarta.go.id, ketika datang di Batavia atau tepatnya di Pelabuhan Sunda Kelapa, Habib Husein diberi sebidang tanah oleh warga setempat. Tanah tersebut kemudian dibangun musala yang kemudian menjadi tempat tinggalnya.

Lama kelamaan, surau tersebut yang juga menjadi makam Habib Husein dibangun menjadi Masjid Luar Batang. Sebelumnya, nama Masjid Luar Batang adalah Masjid An Nur. Kini An Nur dipakai menjadi nama Taman Pendidikan Alquran (TPA).

Makam Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus
Makam Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus (Foto inilah.com)

Setelah beberapa lama menyiarkan Islam di tempat itu, Habib Husein wafat pada 1756. Konon, saat jenazahnya hendak dikuburkan di sekitar Tanah Abang, sesampainya di lokasi penguburan, tiba-tiba jenazah Habib Husein yang semula ada dalam kurung batang hilang.

Jenazah kembali ke tempat yang digunakan Habib Husein untuk beristirahat dan mengajar saat masih hidup.

Kejadian tersebut berlangsung hingga beberapa kali. Pengusung bolak-balik ke tempat pemakaman, namun kejadian serupa terulang.

Akhirnya jemaah pun sepakat untuk memakamkan jenazah Habib Husein di tempat sekarang.

Juru dakwah yang datang dari Hadramaut dari keluarga sederhana ini namanya sudah dikenal luas. Pernah pengurus makamnya ingin membuat manaqib (cerita kebaikan amal dan akhlak terpuji) almarhum, tapi belum terwujud hingga kini.

Back to top button