News

Beda Sikap Kemenag-DPR Soal Izin untuk Umrah Backpacker


Kementerian Agama (Kemenag) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menunjukkan perbedaan sikap terkait kebijakan pelarangan umrah backpacker bagi warga Indonesia. Kemenag menegaskan larangan tersebut demi melindungi jemaah, sementara DPR mengusulkan revisi undang-undang untuk memberi ruang bagi umrah mandiri.

Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, pelarangan umrah backpacker berdasarkan pertimbangan keamanan dan keselamatan jemaah. 

“Ada aturan peribadatan yang harus dipenuhi, dan tidak semua umat memahami aturan-aturan tersebut,” kata Menag Yaqut saat ditanyai media di Jakarta, Jumat (23/2/2024). 

Oleh karena itu, pemerintah menginginkan agar jemaah umrah mendapatkan bantuan dan panduan dari biro perjalanan umrah yang profesional.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR-RI sekaligus Anggota DPR-RI Komisi VIII, Hidayat Nur Wahid, mengusulkan agar aturan penyelenggaraan umrah yang tertuang dalam UU Nomor 8 Tahun 2019 segera direvisi. 

Hal ini menyusul kebijakan baru Pemerintah Arab Saudi yang membolehkan pelaksanaan umrah menggunakan visa turis, memungkinkan umrah mandiri atau yang populer disebut sebagai umrah backpacker.

“Secara umum, kebijakan Haji dan Umrah Saudi semakin terbuka lebar untuk kedatangan jamaah, sehingga Pemerintah Indonesia harus antisipatif dengan menyiapkan aturan yang juga memudahkan jamaah,” ujar HNW dikutip dari laman resmi mpr.go.id.

Di sisi lain, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis sebelumnya juga menilai umrah backpacker layak dicoba. Terutama dengan segala kemudahan akses yang ditawarkan Arab Saudi khususnya dalam hal penerbitan visa turis untuk umrah.

“Saya pikir ke depan memang kita makin mudah untuk akses keliling di dunia, apalagi cuma umrah gitu kan, lebih dekat dari kita, orang bisa berangkat sendiri, melaksanakan–apalagi ibadahnya ibadah sunnah,” katanya selepas acara Halaqah Dakwah di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

Meski begitu, Kiai Nafis mengimbau masyarakat yang ingin mencoba umrah backpacker untuk memastikan persiapan, khususnya tempat tinggal. Selain itu, jangan sampai pergi ke sana tapi tidak bisa pulang.

“Saya berharap meminta kepada masyarakat yang ingin umrah backpacker berangkat sendiri silahkan dicoba. Saya sudah pernah mencobanya asyik dan nyaman. Yang kedua, tapi perhatikan, tolong bawa nama Indonesia yang baik, jangan sampai pergi ke sana, tidak bisa pulang,” imbaunya.

Back to top button