News

Tanggapi Kritik, BRIN: Kami Fokus Lisensi bukan Inovasi

Nama Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Laksana Tri Handoko belakangan ini sedang jadi buah bibir. Banyak yang mendesak dirinya untuk mundur dari jabatan. Menanggapi segala kritik, Laksana pun menjawab apa saja yang sudah ia lakukan selama dua tahun terakhir.

Ia mengatakan sejak dibentuk pada April 2021, instansi yang dipimpinnya selalu terfokus lisensi dari hasil riset yang peneliti BRIN lakukan. Maka jangan heran bila sering tak terlihat hasil kerjanya.

Laksana menjelaskan lisensi jauh lebih penting dari pada inovasi. Menurutnya penerbitan lisensi sebuah riset akan jauh lebih berguna lantaran dapat mendatangkan royalti.

“Jadi setiap tahun melansir dan menyerahkan royalti yang diberikan ke teman-teman kita itu, yang patennya sudah dilisensi dan itu cukup lumayan dan jauh lebih konkret efek ekonominya,” jelasnya di Jakarta, Jumat (10/2/2023).

Sementara soal inovasi, Laksana memandang inovasi hanya ajang pamer belaka. Dirinya tidak begitu memamerkan hasil kerja melalui agenda peluncuran produk inovasi, yang sifatnya hanya seremonial semata tanpa efek konkret.

“Kita kalau ditanya hasil inovasi, nanti dia bikin launching-launching saja. Kalau bicara launching itu gampang, buat pameran doang kan. Tapi apa betul itu bisa jadi masuk industri?” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, anggota Komisi VII DPR Mulyanto meminta agar Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri dapat turun tangan langsung, mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk segera mengganti Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

Laksana dipandang Mulyanto tidak becus dalam memimpin BRIN, tak mampu menjaga arah agar lembaga riset dan inovasi itu tetap konsisten dengan cita-cita pembentukannya.

“Kita tidak ingin, BRIN yang menjadi lembaga sentral bagi pembangunan riset dan inovasi nasional ini oleng dan terpuruk, karena tidak terkelola dan terkonsolidasikan dengan baik,” tegas Mulyanto, Selasa (7/2/2023).

Back to top button