Market

Bantah Mentan SYL Soal Surplus Beras 7 Juta Ton, Mendag Zulhas Ungkap Fakta Ini

Selasa, 27 Des 2022 – 14:47 WIB

Tangkapan layar Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam webinar “Polemik Impor Beras di Akhir Tahun” yang digelar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Jakarta, Selasa (27/12/2022). (Foto: Antara).

Pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tentang surplus beras hingga 7 juta ton, layak dipertanyakan. Sejauh ini, produksi beras menurun, karena banyak permasalahan di lapangan.

Seperti disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas, data surplus beras yang disampaikan Kementan, beberapa waktu lalu, tidak sesuai dengan kenyataan. Di mana, produksi beras terus mengalami penurunan.

“Jadi saya juga enggak percaya itu ada stok 7 juta itu. Lahannya aja semakin berkurang, bukan tambah lebih. Jadi kalau produksi naik-naik itu dari mana dasarnya?” kata Mendag Zulhas dalam acara Polemik Impor Beras di Akhir Tahun yang digelar ICMI secara virtual, Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Mendag Zulhas tak yakin, Indonesia mengalami surplus beras hingga 7 juta ton. Saat ini, banyak kendala yang dihadapi petani di Indonesia. Mulai dari persediaan hingga harga pupuk yang semakin mahal. Ditambah lagi minimnya obat-obatan, masalah irigasi, hingga tingginya konversi lahan pertanian.

“Di dua kali rapat, saya tidak setuju karena Menteri Pertanian mengatakan kita surplus. Dan, surplusnya tidak sedikit, yaitu 7 juta ton. Meski dalam hati, saya tidak percaya,” ujar Mendag Zulhas.

Masih kata Mendag Zulhas, sistem irigasi pertanian di Indonesia, saat ini, belum bisa menandingi sistem di masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Semua itu, tentu saja berdampak kepada anjloknya produksi beras nasional. “Produksi itu, akan produktif kalau pupuknya lengkap dan cukup. Kalau obat-obatan ada, irigasi bagus. Lah ini, pupuknya kurang bagus, irigasinya tidak pernah menyaingi zaman Soeharto. Obat-obatan tidak terkendali,” ucapnya.

“Jadi, kalau produksi padi naik terus, dari mana dasarnya? Bahwa kita tidak impor beras karena cukup, itu soal lain lagi. Data lain menunjukkan, kita makan gandum. Tahun 2004, makan gandum cuma 3 juta ton, sekarang kita (makan gandum) 13 juta ton. Orang cuma pindah aja, dulu sarapan nasi goreng, sekarang mie atau roti,” imbuh Mendag Zulhas.

Sebelumnya, Mentan SYL menegaskan bahwa Indonesia pada tahun ini, mengalami surplus beras hampir 7 juta ton. Namun klaim itu, langsung dibantah Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso yang akrab disapa Buwas.

Menurut Buwas, Perum Bulog telah memverifikasi data surplus beras yang disodorkan Kementan. Ternyata, hasilnya malah sebaliknya. Persediaan atau stok beras di dalam negeri, sangat rendah. Sehingga, pemerintah memutuskan untuk mengimpor karena stok cadangan beras pemerintah (CBP) di bawah batas aman, yakni 1,2 juta ton.

Back to top button