Market

BNI Bagi Dividen ke Pemegang Saham, Negara Untung Rp6,27 Triliun


Pemegang saham Bank Negara Indonesia (BBNI) menyetujui pembagian dividen sebanyak 50 persen dari torehan laba perusahaan sepanjang 2023 lalu. Hal ini telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Secara rinci, nilai dividen per saham yang akan dibagikan adalah sebesar Rp280,49 per lembar saham. Angka ini merupakan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp196 per saham atau setara 40 persen laba bersih perusahaan.

Adapun Negara Republik Indonesia, yang merupakan pengendali dan pemegang saham mayoritas BNI sebesar 60 persen, akan memperoleh Rp6,27 triliun.

“Dengan mempertimbangkan komposisi saham pemerintah sebesar 60 persen maka perseroan akan menyetor dividen Rp6,27 triliun ke rekening kas umum negara,” ujar Direktur Utama BNI RoykeTumilaar.

Terkait kenaikan rasio dividen yang dibagikan BNI, Royke menyebut hal itu dilakukan seiring kinerja perusahaan yang terus postif dengan laba yang konsisten meningkat.

BNI, menurut Royke, berkomitmen menjaga momentum pertumbuhan kinerja berkelanjutan melalui ekspansi bisnis sehat dan berorientasi jangka panjang.

“Hal ini tujuannya memastikan perseroan membukukan profitabilitas yang terus meningkat tangguh dalam menghadapi dinamika tantangan ekonomi serta dapat memberikan return optimal bagi negara dan pemegang saham,” katanya usai RUPST.

Adapun BNI mencatat laba bersih Rp20,9 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut naik 14,2 persen secara tahunan (yoy). Laba perusahaan anak menyumbang Rp419,4 miliar, dengan pertumbuhan 36,2 persen yoy.

Hasil positif tersebut diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9 persen yoy per tahun.

Selain itu pendapatan non-bunga (non-interest income) sepanjang 2023 naik 6,6 persen yoy menjadi Rp21,47 triliun.

Pertumbuhan laba sepanjang tahun lalu seiring dengan meningkatnya profitabilitas. Bank membukukan tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 15,2 persen, naik 120 basis poin (bps) dibandingkan dengan capaian sebelum pandemi COVID-19.

BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20 persen pada tahun 2028. Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.

Sementara itu, BNI mencatat kredit sepanjang tahun lalu naik 7,6 persen yoy, menjadi Rp695 triliun. Angka ini didorong oleh ekspansi di segmen dengan profil risiko rendah, yakni korporasi blue chip baik swasta dan BUMN serta kredit konsumer.

Back to top button