Market

Baca Laporan Kredit UMKM, Dahi Sri Mulyani Langsung Berkerut

Membaca laporan kredit untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari perbankan nasional, dahi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berkerut. Yang jelas, Sri Mulyani kecewa berat.

Ya, lantaran porsinya masih minimalis. Hanya 20 persen dari total kredit perbankan. Wajar saja Sri Mulyani kecewa. Lembaga keuangan formal seperti bank di Indonesia, belum memberikan dukungan penuh terhadap sektor UMKM.

“Kalau kita tahu UMKM itu penting, namun dari sisi persentase saja Indonesia hanya sebesar 20 persen total pinjamannya dari lembaga keuangan untuk UMKM,” kata Sri Mulyani dalam BRI Micro Finance Outlook 2023 secara virtual di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Ke depan, dia meminta seluruh pihak terutama lembaga keuangan bisa membantu UMKM lantaran pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri.

Mantan direktur pelaksana Wolrd Bank ini, lantas membandingkan dengan lembaga keuangan di negeri tetangga. Dukungan kredit untuk UMKM mencapai 50 persen dari total kreditnya. “Bahkan lembaga keuangan di Korea Selatan bisa menyalurkan kredit hingga 80 persen kepada sektor tersebut,” ungkapnya.

Berkat pembiayaan yang cukup besar dari lembaga keuangan di Negeri Gingseng itu, UMKM Korea Selatan memiliki potensi untuk bertumbuh yang sangat besar karena likuiditas dan akses modalnya cukup.

Berdasarkan analisis Bank Rakyat Indonesia (BRI), sekitar 45 juta pelaku UMKM di Tanah Air masih membutuhkan tambahan pembiayaan. Dari jumlah tersebut, 18 juta pelaku UMKM termasuk nasabah ultra mikro belum mendapatkan akses pembiayaan.

Kredit usaha rakyat (KUR) diarahkan kepada pelaku UMKM yang sampai dengan saat ini belum mendapatkan akses pembiayaan perbankan yang sebanyak 18 juta tersebut, maupun yang baru dapat mengakses pembiayaan informal.

Sri Mulyani berharap, inklusi keuangan di Indonesia yang terus meningkat bisa mendorong pembiayaan yang lebih besar kepada UMKM lantaran UMKM saat ini terus menjadi fokus pemerintah.

“Namun tidak hanya pembiayaannya saja yang didorong, tetapi kualitas dan produktivitas UMKM di Indonesia pun perlu ditingkatkan,” tegasnya.

Back to top button