Hangout

Frugal Living: Kelebihan, Kekurangan, dan Tips Menerapkannya

Ditulis oleh: Dyan Arfiana A.P 

Belakangan ramai di media sosial perihal gaya hidup Frugal Living. Berdasarkan penelusuran, tren frugal living menjadi populer sejak seseorang membagikan kisah suksesnya membeli mobil di usia 25 tahun berkat gaya hidup hemat yang ia terapkan.

Dalam bahasa Indonesia, ‘frugal‘ berarti hemat. Sedangkan ‘living‘ merujuk pada tindakan yang dilakukan seseorang untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, frugal living dapat diartikan sebagai gaya hidup hemat seseorang.

Sejatinya, frugal living bukanlah konsep gaya hidup hemat yang baru. Frugal living lahir dari adaya kecemasan bahwa jika gaya hidup konsumtif dibiarkan, maka akan berdampak terhadap masa depan yang buruk, misalnya tidak memiliki tabungan hingga kemungkinan hidup boros yang berujung pada terlilit hutang.

Sejarah Frugal Living

Awalnya, pada tahun 1992, ada sebuah gerakan di Amerika Serikat yang menggagas suatu metode terkait cara kemandirian finansial saat pensiun.

Gerakan tersebut dikenal dengan gerakan Financial independence Retire Early (FIRE). Gerakan ini kemudian dibukukan oleh seorang ahli finansial bernama Vicki Robin dan Joe Domingues. 

Selanjutnya pada tahun 2007, tepatnya setelah krisis ekonomi global di Amerika Serikat, masyarakat dituntut untuk dapat bertahan hidup dengan sedikit pengeluaran.

Saat itulah gerakan FIRE semakin populer dan kemudian dikembangkan menjadi pola hidup frugal living.

Konsep Frugal Living

Saat seseorang menjadikan frugal living sebagai gaya hidupnya, maka ia akan mengalokasikan 50 hingga 70 persen gajinya untuk menabung. Selanjutnya, sisa gajinya akan dipergunakan secara cermat untuk bertahan hidup. 

Para penganut frugal living hanya akan membeli barang jika benar-benar dibutuhkan, Mereka juga akan menghindari kegiatan atau aktivitas yang bersifat menghamburkan uang, seperti traveling, makan di restoran ataupun pergi ke pusat perbelanjaan.

Sederhananya, frugal living mengharuskan seseorang untuk bisa menahan diri dan disiplin dengan uang yang dimiliki, sehingga tidak asal beli hanya karena ‘lapar mata’.

Gaya hidup frugal living memberikan berbagai kelebihan bagi orang yang menerapkannya. Salah satunya yaitu menjamin seseorang memiliki simpanan di masa yang akan datang.

Dengan adanya simpanan tersebut, para penganut frugal living tak perlu khawatir dengan finansial mereka.

Kemudian, gaya hidup frugal living juga dapat menjauhkan pelakunya dari jerat hutang. Berkat hidup cermat dan sederhana yang mereka jalani, para penganut frugal living tak perlu berurusan dengan pinjaman yang berpotensi membuat mereka kehilangan aset jika gagal bayar.

Selain itu, frugal living dapat membuat seseorang menjadi cermat. Para penganut frugal living terbiasa memilah-milah pengeluaran mana yang mendesak dan mana yang tidak mendesak. Dalam hal berbelanja pun mereka senantiasa cermat untuk menemukan harga yang lebih murah.

Gaya hidup frugal living juga cenderung lebih sehat karena mereka menghindari fast food dan lebih memilih mengolah sendiri makanan yang akan mereka makan. Sehingga, kebersihan makanan yang mereka konsumsi lebih terjamin.

Terakhir, frugal living juga dapat membuat seseorang menjadi kreatif. Demi menghemat pengeluaran, tak jarang penganut frugal living membuat sendiri barang yang sebenarnya dijual di toko. Mereka akan memanfaatkan barang bekas dan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Kekurangan Frugal Living

Bukan hanya kelebihan frugal living, gaya hidup hemat ini juga memiliki kekurangan. Pertama, frugal living membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi. 

Saat seseorang menerapkan gaya hidup frugal living, ia cenderung membatasi dirinya untuk berkumpul bersama dengan kawan maupun rekan kerja.

Para penganut frugal living menganggap kegiatan kumpul-kumpul tersebut membuat mereka harus mengeluarkan uang lebih.

Selain membatasi diri untuk bersosialisasi, gaya hidup frugal living juga rentan terhadap stress. Seperti yang kita tahu, frugal living berarti hidup dengan cermat dan disiplin dalam hal penggunaan uang.

Sayangnya, penerapan frugal living ini tidak semudah yang dibayangkan. Ada saja godaan dan tantangan yang harus dihadapi.

Godaan tersebut dapat berupa promo produk, keinginan-keinginan untuk membeli sesuatu atau bersenang-senang. Sementara tantangannya yaitu adanya label ‘pelit’ dari orang-orang di sekitar terhadap para penganut frugal living.

Tips Sukses Frugal Living

Supaya kebebasan finasial yang menjadi tujuan utama frugal living ini dapat tercapai, diperlukan adanya tekad yang kuat dari para pelakunya. Sehingga, godaan yang mungkin timbul dapat diatasi dengan baik.

Selain itu, frugal living tak cukup hanya sekadar mengalokasikan sebagian besar pendapatan saja. Yang tidak kalah penting adalah kemampuan dalam memilah pengeluaran, serta bersikap cermat dalam perilaku ekonomi.

Maka, agar sukses menjalani gaya hidup frugal living, seseorang harus memahami terlebih dahulu pos-pos pengeluaran mendesak apa saja yang perlu diperhatikan. Sehingga, kebutuhan hidup tetap dapat terpenuhi meskipun dengan cara yang sederhana. 

Gaya hidup frugal living bukan berarti pelit. Frugal living juga tidak berarti dengan sengaja menyiksa diri untuk melakukan penghematan.

Namun, frugal living berarti menghemat uang untuk hal yang sangat diperlukan saja. Sehingga, pemasukan bisa diinvestasikan agar mencapai kebebasan finansial.

Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.

Back to top button