NewsKanal

Arteria Dahlan dan Ngamumule Basa Sunda

Pernyataan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Arteria Dahlan yang meminta Jaksa Agung memecat seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) gara-gara menggunakan Bahasa Sunda ketika rapat kerja, telah menimbulkan ketersinggungan warga Tatar Sunda. Orang Sunda sedunia pun terusik.

Sumber masalah itu muncul dalam Rapat Kerja Komisi III DPR RI bersama Kejaksaan Agung yang dipimpin Jaksa Agung ST Burhanuddin, Senin (17/1/2022). Awalnya Arteria meminta agar jajaran Kejaksaan Agung bersikap profesional dalam bekerja, kemudian terakhir, ia meminta Jaksa Agung memecat Kajati yang menggunakan Bahasa Sunda ketika rapat kerja.

Sontak saja masyarakat Tatar Sunda, baik Suku Bangsa Sunda Asli, Diaspora Sunda, Sunda Perantauan dan Perantauan yang telah berakulturasi dengan budaya sunda bereaksi keras.

Arteria Dahlan sendiri akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat. “Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu,” kata politikus PDIP itu dalam keterangannya, Kamis (20/1/2022).

Bahasa Selipan

Pernyataan Arteria Dahlan sebelumya menggambarkan kesempitan pengetahuan bahwa penggunaan bahasa selipan dalam komunikasi publik bukan merupakan hal yang aneh di seluruh Tanah Air.

Penggunaan bahasa selipan sebagaimana penggunaan selipan bahasa asing terutama Inggris saat rapat atau presentasi bukan karena ingin dilihat lebih pintar. Bisa jadi karena belum ada padanan yang singkat atau yang lebih tepat dalam bahasa Indonesia baku. Bahkan seringkali selipan bahasa ini bernuansa bodor atau humor untuk mencairkan suasana atau mengembalikan fokus audiensnya.

Memang ada Perpres No. 63/2019 tentang kewajiban di kantor pemerintah dan swasta wajib menggunakan bahasa Indonesia. Namun hal itu tidak harus diartikan bahwa jika ada pejabat publik yang menyelipkan beberapa kalimat dan kata (diksi) bahasa ibunya sebagai kejahatan, tindakan tidak profesional bahkan tindakan tidak nasionalis.

Penutur Bahasa Sunda Ketiga Terbesar

Masyarakat Suku Sunda umumnya menggunakan Bahasa Sunda. Masyarakatnya tersebar tidak hanya di Jawa Barat tetapi juga di wilayah DKI Jakarta dan Banten, serta di seantero nusantara bahkan dunia. Hal ini terkait dengan penyebaran orang Sunda yang terus meluas.

Berdasarkan data hingga tahun 2018, ada sekitar 42 juta penduduk Indonesia yang berbicara dengan Bahasa Sunda. Hal itu membuat bahasa ini menjadi bahasa dengan penutur terbesar ketiga di Indonesia, setelah bahasa Indonesia dan Jawa.

Bahasa Sunda yang termasuk cabang dari Bahasa Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia, termasuk salah satu bahasa daerah tertua yang ada di Indonesia. Bahasa ini sudah digunakan dalam prasasti abad ke-14 yang ditemukan di Kawali, Ciamis.

Jati Diri Suku Sunda

Mengapa masyarakat Sunda merasa tersinggung dengan ucapan Arteria Dahlan? Bahasa Sunda bukan sekadar alat komunikasi. Lebih dari itu, bahasa ini juga merupakan jati diri masyarakat Suku Sunda.

Berdasarkan hasil penelitian Guru Besar Nanzan University, Nagoya, Jepang, Prof. Mikihiro Moriyama, ada keunikan yang ditemukan dari bahasa Sunda. Bahasa Sunda tidak bisa dipisahkan dengan budayanya. Hal ini menjadi ciri khas dari orang Sunda dibandingkan dengan etnis lain di Indonesia.

Jika masyarakat Bali identik dengan adat istiadatnya, masyarakat lain identik dengan tradisinya, maka masyarakat Sunda sangat identik dengan bahasanya. “Kalau orang Sunda hilang bahasanya, mungkin jati diri sebagai orang Sunda juga bisa hilang,” kata Prof. Mikihiro yang fasih berbahasa Sunda ini dikutip dari unpad.ac.id.

Hal ini terlihat dari upaya pengajaran bahasa Sunda yang relatif lebih banyak. Setidaknya ada 2.200 buku pengajaran bahasa Sunda yang dipublikasikan pada abad ke-20. Penerbit besar Balai Pustaka pada medio 1920-an ke atas lebih banyak menerbitkan seri buku pengajaran bahasa Sunda ketimbang bahasa daerah lainnya di Indonesia.

Tak hanya Balai Pustaka, buku pengajaran bahasa Sunda juga diterbitkan secara berseri oleh penerbit di Groningen, Belanda, dan Batavia, masih pada pertengahan 1920-an. “Ini bukti bahwa orang Sunda nyaah ka bahasana. Buku-buku pengajaran bahasa Sunda tetap diterbitkan,” kata Prof. Mikihiro.

Ajakan Melestarikan Bahasa Sunda

Ajakan ngamumule atau melestarikan Bahasa Sunda pun terus menggema dari masa ke masa, dari pemimpin ke pemimpin penerusnya di Tatar Sunda. Tak heran penutur Bahasa Sunda ini tidak kehilangan kesejatiannya, mewariskan kekayaan bahasa dari para leluhurnya kepada generasi-generasi berikutnya hingga saat ini.

Seandainya Arteria Dahlan memahami semua ini tentu saja tidak akan keluar pernyataan yang menyinggung perasaan penutur Bahasa Sunda ini. Tidak akan ada pula imbauan meminta maaf, baliho kekecewaan warga atau tuntutan pemecatan dari kursi Anggota DPR dan PDIP. Tidak pula Arteria harus meminta maaf atas pernyataannya itu.

Menarik saran yang diungkapkan aktor senior sekaligus seniman Sunda Epy Kusnandar. Tokoh Kang Mus di serial Preman Pensiun ini, dalam dalam Instagram pribadinya mengusulkan untuk mencarikan Arteria Dahlan guru Bahasa Sunda dasar.

Sehingga Arteria tidak takut dengan seseorang yang berbicara dengan Bahasa Sunda dan tidak salah mengerti tentang yang orang Sunda ucapkan.

Dengan mengerti dan mempelajari Bahasa Sunda berarti Arteria juga akan ikut berperan dalam memelihara kesejatian orang Sunda serta Ngamumule Basa Sunda. Cag!

 

 

 

Back to top button