Market

Appnindo akan Bangun Kesadaran Masyarakat Soal Rokok Elektrik

Sabtu, 11 Jun 2022 – 18:52 WIB

Appnindo akan Bangun Kesadaran Masyakat Soal Rokok Elektrik

Ilustrasi

Asosiasi Pengusaha Penghantar Nikotin Indonesia (Appnindo) sudah menyusun program di 2022 untuk membangun kesadaran masyarakat soal produk Rokok Elektrik (RE) dan Hasil Pengolahan Tembakau lainnya.

Kesadaran masyarakat penting karena saat ini masih banyak perokok aktif khususnya rokok konvesional. Padahal mereka bisa beralih ke rokok elektrik sebelum berhenti menjadi perokok aktif.

“Kenapa tidak mau membuka diri bahwa sudah ada pengganti rokok konvensional yang adalah sebuah evolusi untuk masyarakat yang ingin beralih bahkan berhenti merokok,” kata Ketua Umum Appnindo, Roy Lefrans dalam webinar yang bertajuk “Cigarette VS e-Cigarette” di Jakarta, Sabtu (11/6/2022).

Roy mengaku saat ini memang masih perlu banyak memberikan edukasi bagi masyarakat soal keberadaan rokok elektrik ini. Hal ini agar pengguna rokok elektrik tepat sasaran.

“Agar terjadi penggunaan rokok elektrik yang bertanggung jawab perlu dua regulasi yang penting dan berkesinambungan. Yakni mampu mencegah pengguna di bawah 18 tahun, serta menjamin akses informasi akurat dan perlindungan bagi perokok dewasa,” katanya.

Sementara itu, Konvo sebagai komunitas konsumen rokok elektrik mendukung langkah Appnindo ini. Sebab memang informasi terkait vaping sangat masyarakat butuhkan, termasuk soal kualitas rokok elektrik itu sendiri.

“Komunitas pengguna mendukung program Appnindo sebagai komunitas industri rokok elektrik di tahun 2022 ini,” kata Ketua Konvo Hokkop T I Situngkir.

Kesadaran Masyarakat Soal Batas Aman Pembakaran Rokok

Sementara itu, General Manager RELX Indonesia, Yudhistira Eka Saputra menjelaskan bagaimana perbedaan dari rokok tembakau dengan rokok elektrik.

Sebab keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, khususnya soal pembakaran. Pembakaran rokok tembakau membutuhkan suhu di atas 650 derajat celcius. Saat pembakaran tercipta banyak bahan-bahan berbahaya yang selanjutnya dapat menimbulkan penyakit. Sedangkan rokok elektrik, memakai suhu di bawah 650.

Yudhistira menyatakan pihaknya berupaya untuk bisa menghasilkan produk yang aman bagi masyarakat. Sebab rokok elektrik dengan pembakaran 200 derajat celcius adalah nilai yang dapat konsumen nikmati.

“Setiap ada terobosan baru, pasti berhubungan dengan kualitas. Memasuki tahun keempat, RELX international sudah melakukan ekspansi yang luar biasa serta sudah menjadi market leader di dunia di luar Cina dan US, hal ini dikarenakan RELX berinvestasi yang masif dalam rangka menjamin dan memastikan bahwa produk yang dikeluarkan sudah memiliki standar dan kualitas yg baik,” tambah Yudhi

Dalam kesempatan webinar ini Dr, Drg. Amaliya, MSc. ikut memberikan pandangannya terkait rokok elektrik yang dinilai sebagai produk alternatif bagi para perokok dewasa yang ingin beralih atau berhenti merokok.

“Ternyata tidak semua perokok bisa berhenti meski sudah ada warning atas resikonya, sehingga produk alternatif ini adalah sebuah solusi untuk beralih ke produk yang rendah resiko,” katanya.

Namun dia mengakui jika rokok elektrik atau e-cigarette bukan solusi akhir karena masih belum aman bagi kesehatan manusia.

“Meskipun e-cigarette bukan bebas bahaya, namun dapat digunakan sebagai alternatif, hal ini juga berdasarkan riset dari Public Health England yang menyatakan bahwa rokok elektrik sudah 90 persen lebih aman dibanding rokok tembakau,” tambahnya.

Amaliya juga meluruskan soal dampak nikotin yang sering baanvak pikhaak hubungkan dennen penyakit kanker. Menurutnya, nikotin bukan penyebab utama dari kanker.

“Nikotin bukan penyebab kanker, tapi memang menyebabkan adiksi. Namun jika overdosis pun akan berbahaya maka sebaiknya tetap harus berhati-hati dalam pengkonsumsiannya,” tandasnya.

Back to top button