Ototekno

Apple Rilis iPhone 15, Didamba di Negara Berkembang, Bermasalah di Negara Maju

Apple Rilis iPhone 15, Didamba di Negara Berkembang, Bermasalah di Negara Maju

(Foto: The Indian Express/Nandagopal Rajan)

Apple resmi merilis iPhone 15 dengan berbagai pembaruan spesifikasi. Produk baru ini heboh dan dinanti-nanti para penggemarnya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Namun sebaliknya di negara maju banyak mengalami masalah.

Peluncuran seri terbaru ini ditayangkan secara langsung dari berbagai media live streaming Apple, Rabu (13/9/2023). iPhone 15 langsung dirilis CEO Apple Tim Cook dan timnya dalam event ‘Wonderlust’, yang dihelat dari markas mereka di Cupertino, California, AS. 

Varian termurah untuk perangkat anyar ini ditawarkan dengan harga US$799 atau sekitar Rp12,3 juta. Belum ada keterangan resmi berapa harga versi baru smartphone buatan Apple ini di Indonesia namun dipastikan akan jauh lebih mahal. iPhone 15 hadir dengan ‘anggota’ yang sama seperti generasi sebelumnya, yakni iPhone 15 sebagai versi paling rendah, iPhone 15 Plus, iPhone 15 Pro, dan iPhone 15 Pro Max sebagai varian teratas.

“IPhone 15 memiliki desain yang sepenuhnya baru. Ini sangat cantik. Mulai dari bagian depan, terdapat Dynamic Island, yang telah menjadi favorit para pengguna pro kami,” ujar VP iPhone Product Marketing Kaiann Drance dalam acara Apple Event ini.

Para penggemar produk Apple ini atau sering diistilah dengan Apple Fanboy sudah lama menantikan dan mereka-reka seperti apa produk iPhone 15 terbaru ini. Sama seperti peluncuran seri-seri sebelumnya, para Apple Fanboy ini begitu semangat menunggu produk baru muncul.

Lihat saja saat rilis seri sebelumnya yakni iPhone 14, penjualan mencapai 26,09 juta unit dalam dua bulan setelah dirilis. Angka ini mirip dengan seri iPhone 13. Khusus penjualan seri Pro yang paling mahal mencapai 18,14 juta unit, ini merupakan 70% dari total penjualannya.

post-cover

Analis menunjukkan bahwa Apple iPhone 14 Pro Max dan iPhone 14 Pro menempati urutan pertama dan kedua dalam penjualan global pada bulan Oktober tahun lalu. Selain itu, seri iPhone 14 kelas atas memimpin penjualan ponsel andalan di atas US$800, ini adalah rekor tertinggi baru.

Selain itu salah satu indikasi bahwa Iphone 15 sangat dinantikan oleh banyak kalangan adalah sudah ada hampir lima miliar hasil pencarian Google untuk frasa “iPhone 15”. Antusiasme publik tidak dapat disangkal.

Karena itu meskipun ada sedikit keraguan tentang rekor penjualan baru di seri terbaru iPhone 15 ini, terkait tren penjualan global yang menunjukkan penurunan dalam pertumbuhan, namun optimisme tetap menyala. Entah karena kecanggihannya sebagai produk baru atau memang karena gengsi merek yang sudah terkenal di dunia sebagai kelas smartphone mewah.

Di Negara Maju Malah Bermasalah

Di negara berkembang seperti Indonesia, kehadiran iPhone 15 cukup dinanti. Akan tetapi hal berbeda terjadi di beberapa negara maju di dunia. Beberapa negara di antaranya China, belum lama ini telah memberlakukan aturan ketat kepada PNS mereka. 

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Beijing telah mengeluarkan arahan yang melarang pejabat pemerintah pusat menggunakan perangkat Apple. Sementara Bloomberg melaporkan bahwa larangan tersebut juga mencakup lembaga-lembaga yang didukung pemerintah dan perusahaan-perusahaan negara dan akan diperluas ke berbagai organisasi yang dikendalikan pemerintah.

Imbas dari kebijakan tersebut, saham Apple anjlok lebih dari 6 persen atau hampir senilai US$200 miliar (Rp3.060 triliun) selama dua hari terakhir. Hal itu karena China adalah pasar terbesar ketiga bagi raksasa teknologi Apple, menyumbang 18 persen dari total pendapatan pada 2022. 

Langkah Tiongkok, yang belum diumumkan melalui saluran resmi, adalah serangan terbaru dalam perang dagang dan teknologi yang sedang berlangsung antara Washington dan Beijing. Padahal Apple membutuhkan China sebagai pasar yang signifikan, dan perdebatan antara kedua kekuatan global ini akan terus menjadi faktor yang mempengaruhi dinamika industri teknologi. 

Sebelumnya larangan terhadap iPhone 15 sempat dilakukan juga oleh Uni Eropa. Masalahnya terletak bukan pada sistem keamanannya tetapi pada konektornya yakni harus menggunakan USB tipe C. Undang-undang Uni Eropa mewajibkan produsen ponsel untuk mengadopsi koneksi pengisian daya yang umum pada bulan Desember 2024 untuk menghemat uang konsumen dan mengurangi limbah.

Perwakilan Apple tahun lalu sempat mengatakan kepada BBC News bahwa aturan tersebut hanya akan menghambat inovasi. Peraturan ketat yang mewajibkan hanya satu jenis konektor akan menghambat inovasi daripada mendorongnya, yang pada gilirannya akan merugikan konsumen di Eropa dan di seluruh dunia, kata mereka.

Apple akhirnya menyerah dan mau tidak mau mereka memenuhi ketentuan agar bisa menjual produk mereka ke Eropa. Salah satu perubahan besar pada seri kali ini adalah perusahaan menghapus penggunaan lightning port dan menggantinya dengan USB-C sesuai aturan Uni Eropa.

Topik
Komentar

BERITA TERKAIT

Back to top button