Hangout

Anak Penderita Diabetes Melonjak, Bagaimana Penyebab dan Pencegahannya?

Anak-anak penderita diabetes mengalami lonjakan. Hingga 31 Januari 2023, tercatat ada 1.645 anak mengidap diabetes. Jumlahnya berpotensi terus bertambah mengingat gaya hidup anak-anak saat ini yang sering mengabaikan kesehatan. Bagaimana gejala dan pencegahan penyakit ini terhadap anak-anak?

“Per 31 Januari 2023, data anak diabetes sudah mencapai 1.645 orang. Jumlah ini meningkat 70 kali dari data di 2010 lalu. Data sebenarnya bisa lebih dari angka tersebut karena ini hanya laporan dari 15 kota,” ujar Muhammad Faizi, Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rabu lalu (1/2/2023).

Dari data tersebut, sebanyak 46,23 persen berada di usia 10 sampai 14 tahun dan 31,05 persen lainnya didominasi oleh usia 5 sampai 9 tahun. Pasien diabetes anak juga didominasi oleh anak perempuan. “Kebanyakan perempuan, tapi selisihnya memang tidak terlalu besar. Paling banyak berasal dari kota besar, yakni Jakarta dan Surabaya,” kata Faizi.

Menurut catatannya, diabetes memang semakin meningkat sejak COVID-19 terjadi pada 2020 lalu. Anak-anak yang kurang beraktivitas di luar ruangan membuat mereka kurang bergerak dan lebih banyak menonton televisi atau bermain gadget.

Selain itu, pola makan anak juga semakin tidak teratur. Tentunya, para orang tua harus lebih memperhatikan asupan makanan anak, agar lebih seimbang. “Bukan dipantang, makanan itu apapun tidak apa-apa yang penting harus balance. Teratur dan jangan berlebihan,” kata dia.

Tidak diobati berisiko serius

Diabetes pada anak-anak adalah penyakit serius yang dapat berdampak lama pada kesehatan mereka. Diabetes merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi cara tubuh menggunakan glukosa, atau gula. Jika tidak diobati, diabetes dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang serius.

Penting bagi orang tua untuk mengetahui tanda dan gejala diabetes pada anak, dan mencari bantuan medis jika mencurigai anak mereka menderita diabetes. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting dalam mengelola diabetes dan mencegah komplikasinya.

Ada dua jenis diabetes, tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1, juga dikenal sebagai diabetes remaja, adalah bentuk paling umum dari diabetes pada anak-anak karena merupakan kondisi genetik. Diabetes tipe II, yang lebih sering terjadi pada orang dewasa, juga bisa terjadi pada anak-anak.

Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 sebagian besar berhubungan dengan gaya hidup dan berkembang dari waktu ke waktu. Pada kedua jenis diabetes, tubuh tidak mampu membuat cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar. Insulin adalah hormon yang membantu tubuh menggunakan glukosa untuk energi.

Diabetes dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang serius pada anak-anak. Ini termasuk penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan amputasi. Diabetes juga dapat menyebabkan kondisi yang disebut ketoasidosis, yang bisa berakibat fatal.

Ketoasidosis terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk energi dan mulai memecah lemak untuk bahan bakar. Proses ini menghasilkan keton, yaitu asam yang menumpuk di darah dan urin. Jika tidak diobati, ketoasidosis dapat menyebabkan koma dan kematian.

Tips mengurangi risiko diabetes pada anak

Cara utama untuk melindungi dari kondisi tersebut adalah menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat. Mengutip NDTV, ada beberapa cara untuk dapat mengurangi risiko anak terkena diabetes:

1. Pertahankan berat badan yang tepat

Anak-anak yang kelebihan berat badan juga lebih rentan terhadap resistensi insulin, terutama jika memiliki lemak perut yang cukup banyak. Faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2 adalah resistensi insulin.

Meskipun beberapa anak melihat bercak kulit yang menebal, hitam, seperti beludru yang dikenal sebagai acanthosis nigricans, yang biasanya muncul di lipatan dan lipatan tubuh seperti bagian belakang leher atau ketiak, resistensi insulin biasanya tidak menunjukkan gejala.

Selain berbagai kondisi yang terkait dengan resistensi insulin, mereka mungkin juga menderita hipertensi, PCOS atau gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur, serta kolesterol tinggi.

2. Pola makan yang sehat

Semua anak harus mengikuti pola makan yang sehat, dan anak-anak yang berisiko lebih tinggi terkena diabetes harus memberi perhatian khusus. Diet kaya buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dianggap menyehatkan.

Membatasi asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol juga penting. Makanan olahan juga harus dihindari, begitu pula minuman manis dan makanan ringan. Anak-anak mencari makanan olahan yang lebih berbahaya karena mereka memiliki tambahan gula, garam, perasa, dan zat yang secara artifisial menimbulkan rasa enak.

3. Olahraga teratur

Olahraga dapat berupa olahraga atau aktivitas fisik lainnya yang dapat dinikmati anak Anda bersama teman sebayanya. Olahraga secara teratur sangat penting untuk mencegah diabetes. Kadar gula darah dan berat badan keduanya terkendali lebih baik dengan olahraga.

Anak-anak harus melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 60 menit setiap hari. Pastikan untuk memasukkan aktivitas yang benar-benar disukai anak Anda.

4. Pastikan cukup tidur

Setelah hari yang melelahkan, tidur itu perlu. Fungsi insulin, glukosa, dan metabolisme semuanya dipengaruhi oleh gangguan tidur. Kurang tidur secara teratur dapat menyebabkan obesitas, penambahan berat badan, dan peningkatan kemungkinan terkena dan memperburuk diabetes.

Anak kecil membutuhkan hingga 13 jam tidur nyenyak per malam. Remaja masih membutuhkan 9 hingga 10 jam tidur yang menyegarkan dan tak terputus per malam, sedangkan remaja harus mendapatkan hingga 12 jam.

5. Bicaralah dengan dokter

Jika menurut Anda ada kemungkinan anak Anda menderita diabetes, Anda harus memeriksa kadar gula darah anak Anda dan mencari bantuan medis.

Diabetes dapat diobati dan konsekuensinya dapat dihindari dengan diagnosis dan pengobatan dini. Silakan hubungi dokter Anda jika Anda mencurigai bahwa anak Anda menderita diabetes.

Back to top button