Aksi unik terjadi di dunia maya, di mana pengguna game online Roblox, yang mayoritas merupakan anak-anak, mengambil inisiatif untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina. Roblox adalah platform game yang memiliki kesamaan dengan Minecraft, dirancang untuk menghibur anak-anak dan dewasa muda.
Mengutip Techcrunch, Jumat (27/10/2023), dalam dunia Roblox yang terbuat dari blok-blok mirip Lego, anak-anak dengan kreatifnya membentuk sekitar seratus avatar kotak-kotak yang berbaris melintasi jalanan virtual, mengibarkan bendera Palestina dengan ukuran yang lebih besar dari avatar mereka. Pemandangan unik ini dimeriahkan dengan kehadiran karakter-karakter yang berpakaian seperti dinosaurus kartun, zombie steampunk, dan bintang pop berwarna merah muda pastel.
Aksi solidaritas ini memunculkan nyanyian bersama yang disampaikan melalui pesan instan dalam bahasa Melayu dan Inggris, mengisi dunia virtual dengan semangat kebersamaan saat mereka tiba di sebuah panggung virtual. Para pemimpin server Roblox kemudian bersama-sama menentukan kapan pawai berikutnya akan dilangsungkan, merencanakan aksi lanjutan di jalan-jalan penuh piksel ini.
Fenomena ini menarik perhatian, mengingat Roblox adalah sebuah platform game yang dikenal sebagai MMO sandbox yang memungkinkan penggunanya untuk membangun server dan pengalaman sosial mereka sendiri. Di masa pandemi, lebih dari separuh remaja di AS tercatat memainkan Roblox, dan popularitasnya tetap tinggi meski anak-anak kembali bersekolah, dengan lebih dari 65 juta pengguna aktif setiap hari.
Peristiwa ini mengingatkan kita pada realitas bahwa platform digital besar memiliki potensi untuk mencerminkan atau bahkan meniru dunia luar. Dalam kasus ini, Roblox menjadi medan bagi generasi muda untuk terlibat dalam aktivitas politik dan belajar tentang peristiwa dunia dalam cara yang aman dan inovatif.
Kisah ini menjadi viral ketika Salsabeel, 23 tahun (nama samaran), memposting tentang bagaimana adik sepupunya berpartisipasi dalam protes ini di platform media sosial X (sebelumnya Twitter). Postingan tersebut mendapat respon besar dan ditonton lebih dari enam juta kali, memicu lebih banyak perhatian terhadap demonstrasi ini. Menurut data terbaru, server Roblox yang berbasis di Malaysia telah dikunjungi lebih dari 157.000 kali.
Namun, aksi ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana platform yang dibuat untuk anak-anak mengatur dan memoderasi dialog politik. Roblox memiliki sistem sensor kata-kata tertentu seperti “Yahudi”, “Hamas”, dan “Bebaskan Palestina”, namun demonstrasi solidaritas terhadap Palestina ini berhasil mengatasi sensor ini. TechCrunch mencoba untuk mendapatkan klarifikasi dari Roblox tentang bagaimana platform ini membuat keputusan moderasi ini, namun belum mendapatkan tanggapan.
Roblox dalam panduan komunitasnya mengatakan menghargai perdebatan persahabatan tentang isu dan topik yang penting bagi komunitas Roblox, namun untuk menjaga lingkungan yang beradab dan saling menghormati, platform ini melarang diskusi atau penggambaran konten politik tertentu. Ini menjadi refleksi lain tentang tantangan moderasi konten di era digital, di mana batasan antara kebebasan berbicara dan moderasi konten terus diuji oleh kejadian-kejadian seperti ini.
