Market

Adu Visi 3 Capres, Ekonom Senior Nilai Anies Baswedan Lebih Masuk Akal

Dari tiga calon presiden (capres), Guru Besar IPB, Prof Didin S Damanhuri menyebut Anies Baswedan punya visi realistis, serta eksekusinya masuk akal.

“Kebetulan saya mengikuti acara paparan visi dan misi capres ini, dua Pertama di Silatnas ICMI dan kemarin di sarasehan 100 ekonom. Saya nilai, Anies Baswedan yang paling konkret dan konsisten. Arahnya jelas perubahan,” kata Prof Didin saat berbincang dengan Inilah.com, Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Ekonom senior ini, menceritakan, Anies yang diusung Koalisi Perubahan, begitu tegas membeberkan bagaimana langkah memberangus praktik oligopoli dan oligarkhi ekonomi yang menyengsarakan rakyat. “Misalnya, Anies akan memberdayakan KPPU (Komis Pengawas Persaingan Usaha). Selama ini kan tidak punya wewenang yang cukup kuat. Dia ingin diperkuat,” kata Prof Didin.

Untuk memajukan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), kata Prof Didin, Anies ingin memperkuat koperasi. Selain itu, UMKM didorong untuk masuk ke transformasi digital. “Pemberdayakan UMKM lewat koperasi dan digitalisasi,” imbuhnya.

Yang lebih menarik, lanjut Prof Didin, Anies menyebut satu nusa pada 1928, satu bangsa 1945, satu negara 1950 dan satu kemakmuran pada 2045.

“Di mana, kalau Anies terpilih menjadi presiden, dia bertekad untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan adil dan merata. Tidak seperti saat ini, ketimpangannya ekonomi semakin nyata,” ungkap Prof Didin.

Anies pun, kata dia, concern terhadap good and clean governance. Seluruh aspek pemerintahan harus clean and clear. Di mana, KPK harus diperkuat. “Tujuannya untuk mencegah dan memerangi segala bentuk korupsi politik,” tandasnya.

Bagaimana dengan hilirisasi tambang? Menurut Prof Didin, arah kebijakan Anies adalah memperbaiki. Contohnya, hilirisasi nikel, belum berhasil melahirkan industrialisasi. Justru banyak daerah yang menjadi penopang program hilirisasi, masyarakatnya banyak yang miskin.

Karena, lanjut Prof Didin, hilirisasi tidak melahirkan serapan tenaga kerja yang signifikan. Alhasil, hilirisasi gagal menjadi alat ungkit ekonomi di daerah. “Anies Baswedan begitu jelas menggambarkan kontrksi tanggung jawab negara. partisipasi negara, partisipasi rakyat ditegakkan. Pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Yang paling penting, eksekusinya masuk akal,” pungkasnya. 
 

Back to top button