Kanal

Adu ‘Mekanik’ Tiga Paslon Merayu Generasi Z dan Milenial

“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia,” demikian kalimat Presiden pertama RI Soekarno yang menggambarkan betapa pentingnya peran anak muda bagi bangsa. Baik atau buruknya masa depan Indonesia, berada di tangan pemuda dalam memilih pemimpin yang tepat.

Anak muda menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar. Dari total 205 juta pemilih dalam daftar pemilih tetap Pemilu 2024, generasi milenial mendapat hak suara tertinggi dengan 66,8 juta pemilih. Lalu, generasi Z menyumbang sekitar 46,8 juta pemilih.

Maka jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih atau sekitar 56,54 persen dari total keseluruhan pemilih. Angka yang fantastis itu merupakan pasar (market) politik yang besar bagi pemburu kursi kekuasaan. Maka wajar saja jika peserta pemilu baik itu calon anggota legislatif (caleg) atau calon eksekutif gencar tebar pesona ke pemilih muda.

Segala upaya dan strategi dikeluarkan demi mengeruk lebih dari setengah total pemilih ini. Personal branding akan dilakukan dengan menampilkan sosok yang dekat dengan kalangan muda ini. Memoles diri dan mencitrakan diri sebagai tokoh muda atau tokoh yang peduli anak muda baik secara tampilan ataupun melalui komunikasi yang bergaya anak muda pun akan dilakukan demi menarik ceruk pemilih muda ini.

Namun, tentu tidak segampang itu menggaet suara anak muda. Kita tahu golongan generasi muda memiliki karakter, sikap, serta orientasi politik yang berbeda dengan generasi lain yang lebih tua. Dengan sebagian besar dari mereka tumbuh dan beranjak dewasa di era reformasi, daya kekritisan mereka lebih tinggi ketimbang generasi yang besar dan dewasa di zaman Orde Baru. Dengan begitu, cara pendekatannya pun semestinya berbeda.

post-cover
Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden memegang nomor urut peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU RI Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa (14/11/2023). (Foto: Inilah.com/Agus Priatna).

Di lapisan yang lain, memang banyak pula anak muda yang masih cenderung apatis, bahkan apolitis. Ada juga kaum muda yang memandang keterlibatan mereka dalam politik, sekalipun hanya sebagai pemilih dalam pemilu, sebagai opsi terakhir. Mereka condong menomorsatukan urusan gaya hidup dan kebebasan.

Dalam benak mereka, politik yang kadang tak mengenal belas kasihan biarlah menjadi urusan orang tua. Tentu dengan realitas tersebut sudah seharusnya partai politik dan para paslon capres-cawapres harus berubah dengan narasi yang baru dan approach yang kekinian. Meminjam istilah anak zaman sekarang, ketiga paslon Pilpres 2024, mesti ‘adu mekanik’ alias beradu jurus jitu untuk meraih simpati para anak muda.

Ajak Haters Desak Anies

Dalam meraih suara kawula muda, Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus, berkeinginan melakukan pendekatan yang elegan.

Ia tak ingin anak muda hanya dijadikan objek. Sebatas lumbung suara semata. Menurutnya sudah jadi kewajiban untuk turut aktif dalam meningkatkan literasi sekaligus ketertarikan anak muda terhadap politik. Syaugi menegaskan, paslon nomor urut 1, ingin menghadirkan politik yang kekinian dan kompatibel dengan anak muda.

“Berlomba memperebutkan pilihan anak muda sah-sah saja, tapi juga jangan asal berebut. Berpacu untuk memenangi hati anak muda boleh, tapi jangan pula dengan cara yang kebablasan. Strategi untuk menarik suara anak muda tidak cukup hanya dilakukan dengan menebar gimik, idiom, narasi, ataupun menyorong-nyorong ikon yang menyimbolkan kelompok muda,” ujarnya saat berbincang dengan Inilah.com, di Jakarta, dikutip Minggu (19/11/2023).

post-cover
Momen Anies Baswedan berdiskusi dengan salah satu hadirin acara Desak Anies. (Foto: Akun X Anies Baswedan).

Terkait bagaimana strategi dan urusan teknisnya, ia menyerahkan sepenuhnya kepada para deputi, tim di daerah dan para relawan. Karena menurutnya, yang paham medan pertarungan sesungguhnya adalah para rekan-rekan yang barada di lapangan. Timnas, sifatnya hanya mengkoordinasikan agar segala upaya yang dilakukan on the track.

“Tidak harus sama dengan tim pusat , misalnya apa yang lebih menonjol di daerah tersebut. Jadi yang harus disampaikan kepada mereka-mereka generasi muda itu, supaya mereka ‘oh iya ya’ ingin berubah pastinya, kan sekarang mendapatkan pekerjaan susah, pendidikan susah, kan kira-kira begitu,” tutur dia.

Senada, Juru bicara (Jubir) muda Timnas AMIN, Usamah Abdul Aziz alias Sami, menegaskan dirinya dan tim ingin menghadirkan pergerakan pemenangan sebagai proses yang berpendidikan untuk mencerdaskan generasi muda.

Selama ini, tutur dia, pihaknya telah membuat kegiatan rutin bertajuk ‘Desak Anies’ untuk menjadi wadah menguji seorang Anies Baswedan. Sami mengatakan, sasaran dari kegiatan ini adalah para anak muda yang bingung memilih dan bahkan kaum pembenci Anies.

“Kami bikin acara bukan hore-hore atau terpuji. Tapi ini calon yang kami anggap, kami percayai, kami tawarkan kepada haters untuk menguji langsung. Mereka bebas bertanya apapun, tentang Anies dan bisa menguji dan mengkaji Anies baswedan,” kata dia kepada Inilah.com.

Kredit Startup si ‘Gemoy’

Untuk mendekati anak muda, tentu tidak bisa lagi dengan gaya garang dan menggebrak-gebrak meja, anak muda tentu lebih senang dengan gaya komunikasi yang bersifat senang dan ‘santuy’. Hal ini ditangkap dengan baik oleh capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.

Kini ia tampil beda, tidak seperti dua pemilu sebelumnya. Menteri Pertahanan itu kerap memperlihatkan aksi-aksi lucu. Seperti ketika Prabowo berjalan melewati barisan wartawan yang menunggunya. Ketika melewati barisan itu, Prabowo sambil hormat dengan gayanya yang lucu lalu berlari kecil seperti akan meninggalkan awak media. Prabowo pun disebut si ‘gemoy’ sekarang ini oleh anak-anak muda.

post-cover
Prabowo berjoget saat acara pengundian nomor urut peserta Pilpres di kantor KPU. (Foto: JPNN).

Wakil Komandan Tim Bravo, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Cheryl Anelia Tanzil menilai istilah ‘gemoy’ dan ‘santuy’ (santai) disematkan para anak muda ke Prabowo karena mereka bosan dengan sosok pemimpin yang berpura-pura. Para anak muda, menghendaki sosok pemimpin yang apa adanya.

Dari julukan ‘gemoy’ itu, Cheryl berpendapat para anak muda melihat Prabowo sebagai sosok yang tampil apa adanya dan tidak berpura-pura. Ia memastikan Prabowo sejak dulu memang humoris.

“Pemilih hari ini sekarang bosan dengan pemilu yang dibawa ke arah saling serang, saling tuding. Istilah ‘gemoy’ dan ‘santuy’ jadi oase bagi pemilih sekarang bahwa berpolitik ternyata bisa dibuat asyik dan gembira” kata Cheryl.

Namun strategi Prabowo tidak hanya sebatas bertingkah ‘gemoy’, Jubir TKN Rian Ernest mengungkapkan akan fokus dalam mendorong anak muda menjadi pengusaha. “Dan bicara khusus soal generasi muda memang kita akan melaksanakan kredit untuk startup khususnya startup bagi generasi Z dan milenial,” ujar Rian dalam diskusi Mimpi Bonus Demografi, Talenta Muda Masih Bisa Cari Kerja di warung WOW, Jakarta Selatan, Sabtu (18/11/2023).

Tak hanya itu, kata Rian dalam program yang akan dibawa oleh Prabowo-Gibran, pihaknya juga akan membuat program kredit usaha bagi UMKM. “Nantinya kita akan ada berbagai macam kredit usaha UMKM disiapkan, kredit usaha startup disiapkan, terus kredit usaha khusus milenial disiapkan dan kredit khusus pada bisnis teknologi dan inovasi,” katanya.

Menurutnya, generasi saat ini membutuhkan bantuan pemerintah untuk memajukan sektor ekonomi dalam lapangan kerja. Sehingga, dia berharap program yang ditawarkan bisa memudahkan generasi muda, yang selama ini kesulitan dalam mencari kerja.

Terkait besaran target untuk menggaet suara generasi Z dan milenial, Komandan Tim Fanta (Pemilih Muda) M. Arief Rosyid Hasan menyampaikan, pihaknya akan membidik sekitar 22 juta suara untuk memenangkan satu putaran Pilpres 2024. “Pada masa kampanye, Tim Fanta juga akan merangkul 1.000 caleg dan satu juta relawan muda untuk mengelaborasikan dukungan bagi Prabowo Gibran,” ujarnya kepada Inilah.com.

Konser, E-Sport dan Papa Online

Berbicara soal pendekatan dengan anak muda, bisa dibilang kubu capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, jauh lebih dulu bergerak melalui organisasi relawannya. Sebut saja organisasi relawan, Sahabat Ganjar. Tercatat, mereka rutin melakukan konser musik bertajuk ‘Pesta Rakyat’, dan turnamen e-sport di berbagai daerah, kurun lima bulan terakhir.

post-cover
Ganjar Pranowo saat membuka Kejuaraan Daerah Esports Jawa Tengah di Pendapa Balai Kota Surakarta, Sabtu (26/11/2022). (Foto: Dok. Pemprov Jateng).

Bisa dibilang Ganjar memang identik dengan hal-hal seperti ini, khususnya e-sport. Mengingat anaknya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, adalah seorang CEO Pigmy Esport, yang sudah sering terlibat di turnamen nasional dan intenasional. Alam juga merupakan Ketua Harian E-Sport Indonesia (ESI) Jateng.

“Kegiatan e-sport itu sudah sering dilakukan Mas Alam dan banyak orang yang mengenalnya dari kegiatan itu,” ujar Jubir TPN Ganjar-Mahfud, Aryo Seno Bagaskoro, kepada Inilah.com, dikutip Minggu (19/11/2023).

Selain mendekati anak muda dengan cara seperti ini, kubu Ganjar juga memanfaatkan faktor ketokohan yang berada dalam barisan pendukungnya. Contohnya, Ketua Bappilu PPP, Sandiaga Uno yang memang dekat dengan anak muda, dan aktif juga bermain media sosial. Di media sosial, sosok Sandiaga memang cukup dikenal oleh kalangan anak muda. Bahkan para netizen sering memanggilnya dengan sebutan papa online.

“Kelebihan Bang Sandi Uno salah satunya adalah merupakan tokoh yang sosoknya dekat dengan anak muda. Sehingga Bang Sandi dapat mengawal suara pemilih dari kalangan milenial dan gen Z baik untuk Mas Ganjar dan Pak Mahfud, maupun untuk PPP sendiri,” ujar Jubir Sandiaga, Denny Suryo Prabowo kepada Inilah.com.

Lewat jaringan relawannya, Sandiaga pun disebut siap mengawal suara dari kalangan milenial dan gen Z untuk PPP dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Denny mengklaim, Sandiaga memiliki basis suara kuat dari kalangan muda. “Seperti yang kita tahu, Bang Sandi Uno punya kekuatan di kalangan milenial dan gen Z. Banyak relawan Bang Sandi yang sampai sekarang masih aktif dari kelompok anak muda,” tutur dia. [Rez/Reyhaanah/Clara/Rizki]

Back to top button