Hangout

4 Sebab Gagal jadi Pelari Bagi Pemula

Meski olahraga lari terbilang murah dan mudah dilakukan setiap orang, namun persoalan yang kerap terjadi bagi para pemula ialah tiba-tiba enggan melakukannya lagi di kemudian hari, alias kapok. Runners dan Sport Influencer, Abdul Rachman, menyebut hal tersebut menjadi salah satu sebab seseorang gagal menjadi pelari pemula.

Penyebab munculnya hal tersebut beraneka ragam. Pertama adalah tidak adanya dorongan dalam diri.

“Jadi, seharusnya motivasi dalam diri itu kuat ya. Memang kebanyakan motivasi itu datang dari luar. Entah itu coba-coba atau teman yang mengajak. Namun yang terpenting adalah harus mampu menumbuhkan motivasi dalam diri, bahwa saya ingin berlari, berolahraga, dan punya gaya hidup sehat,” ucapnya dalam diskusi bertema Lari Sebagai Gaya Hidup & Investasi Tubuh Sehat, yang digelar NoDokter bekerjasama dengan Inilah.com secara virtual, Jakarta, Sabtu (17/12/2022).

Penyebab gagal lari yang kedua, ialah rasa bosan. Rachman menyebut gangguan itu sering muncul apabila olahraga lari langsung menempuh jarak jauh.

“Tapi ini kan bisa banget diakalin gitu. Enggak harus kita termenung saat berlari. Misalnya, kan ada teman, ada musik, yang bisa kita manfaatkan agar tidak mudah bosan,” tambahnya.

Penyebab yang ketiga ialah tidak percaya diri. Pria yang telah berlari sejak tahun 2020 ini menyebut rasa tidak percaya diri juga menjadi salah satu dari penyebab munculnya gagal lari.

“Biasanya kan kalau di tempat lari ada banyak orang yang lebih profesional, sering lari, pakaiannya runners banget, sepatunya bagus-bagus. Dan ketika kita mau memulai, kok kayak ragu-ragu. Malu nih yang lain sudah profesional sementara saya belum tahu apa-apa tentang lari,” ujarnya.

Masih menurutnya, hal tersebut hanyalah perasaan yang datang begitu saja di dalam diri dan tidak baik.

“Namun, ini perasaan atau pemikiran yang sangat tidak bagus. Mulai saja. Semua teman-teman yang sudah profesional, atau yang sudah sering lari, itu semuanya berawal dari pemula. Semulanya berawal dari coba-coba. Jadi jangan ragu untuk memulai (berlari),” paparnya.

Terakhir, adalah berlari tidak sesuai porsi. Maksudnya, banyak pelari yang langsung merasa tertantang untuk mengikuti standar orang lain. Padahal, untuk para pelari pemula, haruslah bertahap.

“Pengalaman pribadi saya seperti itu, sehingga sempat mengalami cidera atau badan jadi sakit-sakit,” tuturnya.

Rachman juga mengingatkan agar para pelari pemula harus mampu mengukur kemampuan diri sendiri terlebih dahulu, sebelum mengikuti standar orang lain. Ringkasnya, berlari saat awal-awal, tidaklah harus melewati batas kemampuan.

“Karena hal ini bisa menyebabkan para pelari pemula menjadi kapok,” ujarnya.

Back to top button