Kanal

4 Cara Jepang dalam Menghadapi Gempa Bumi

Ditulis oleh: Diyah Nur Alifah

Bagi masyarakat Negeri Sakura, gempa bumi merupakan bencana alam yang sudah tak lagi terdengar asing di telinga. Saking seringnya terjadi, hingga berhasil memunculkan mitologi yang cukup populer di kalangan masyarakat Jepang bernama Namazu.  

Namazu sendiri dianggap sebagai salah satu makhluk pengundang bencana yang kerap bersembunyi di suatu tempat di bawah daratan Jepang. Bentuknya menyerupai ikan lele, berkumis namun dengan ukuran raksasa. Saat makhluk tersebut menggoyangkan ekornya, saat itulah gempa bumi terjadi.   

Tentulah dalam pendekatan ilmiah, rawannya gempa bumi di Jepang terjadi bukan sebab ekor Si Namazu ini, kondisi geografis di negara itulah yang mengundang gempa bumi untuk datang. Jepang sendiri terletak di wilayah ring of fire atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cincin Api Pasifik.  

Lantas apa itu Cincin Api Pasifik?

Cincin Api Pasifik dapat diartikan sebagai jalur rangkaian gunung berapi aktif di sepanjang Samudra Pasifik. Banyaknya gunung berapi aktif membuat wilayah yang dilewati jalur tersebut rawan akan gempa bumi dan letusan gunung berapi.   

Sekilas kondisi geografis Jepang terlihat miris dan kurang menguntungkan, meski begitu Pemerintah Jepang tak lantas angkat tangan dan menyerah pada nasib dengan kondisi geografis wilayah mereka ini. Terdapat beberapa mitigasi gempa ala Jepang yang terbilang cukup unik dan menarik. 

Mitigasi Gempa di Jepang

1. Rumah Tahan Gempa

Di Jepang sendiri, terdapat aturan yang cukup ketat ketika hendak mendirikan bangunan. Pemerintah menerapkan aturan bahwa bangunan yang hendak dibangun harus memenuhi dua syarat utama, yaitu :

  • bangunan dibangun agar tahan dalam menghadapi gempa kecil yang kerap terjadi tiga sampa empat kali selama masa pakainya. Kerusakan pada bangunan sekecil apapun tak bisa ditoleransi. Adanya kerusakan menunjukkan bahwa unsur kelalaian dan ketidakpatuhan turut serta dalam pendirian bangunan.
  • Yang kedua, bangunan dibangun agar tahan dalam menghadapi gempa besar yang jarang terjadi. Dalam masalah yang satu ini, kualitas ketahanan bagunan bukan lagi menjadi masalah, yang menjadi prioritas adalah kontruksi bangunan tersebut berhasil meminimalisir korban jiwa.  

Tentulah konstruksi bangunan di Jepang bukanlah konstruksi bangunan biasa. Mengingat kontruksi yang ada dirancang khusus agar tahan gempa.  

Terdapat beberapa prinsip yang membuat bangunan-bangunan tersebut cukup kokoh menghadapi guncangan. Melansir situs resmi Universitas Tokyo, prinsip-prinsip tersebut di antaranya struktur sistem antiseismik, redaman, dan struktur seismic terisolasi.     

2. Peringatan Gempa di Ponsel

Seluruh ponsel di Jepang memiliki sistem peringatan khusus ketika bencana seperti gempa dan tsunami akan terjadi. Untuk meminimalisir korban jiwa, 5-10 detik sebelum terjadinya gempa bumi, sistem ini akan memperingatkan penggunanya untuk mengamankan diri.  

Tentu, edukasi menyelamatkan diri dari gempa sudah ditanamkan sejak dini di Jepang. Melansir laman Kids Web Japan yang berada di bawah naungan Kementrian Luar Negeri Jepang, simulasi gempa bumi merupakan kegiatan rutin yang diadakan di sekolah dasar Negeri Matahari Terbit ini.   

3. Siaran TV

Siaran televisi merupakan salah satu hal yang dimanfaatkan Pemerintah Jepang sebagai mitigasi gempa. Setiap kali gempa datang, seluruh stasiun televisi akan beralih pada siaran gempa yang tengah berlangsung.

Hal ini diupayakan agar warga tetap waspada karena ditakutkan akan terjadi gempa susulan atau bahaya bencana tsunami bagi warga yang tinggal di pesisir.  

4. Kereta Supreme

Baru-baru ini, Jepang meluncurkan jenis kereta api peluru (shinkansen) model terbaru, yang dikenal dengan sebutan Supreme. Kereta cepat ini bukan hanya mengutamakan kenyamanan penumpangnya, tapi juga keamanan setiap orang yang ada di dalamnya.  

Terdapat sistem peningkatan kontrol dan rem otomatis yang memungkinkan kereta untuk berhenti lebih cepat ketika dalam kondisi darurat.

Adanya baterai ion lithium sistem propulsi yang diterapkan pada kereta untuk pertama kalinya di dunia, juga menjadi keunggulan tersendiri. 

Teknologi satu ini memungkinkan kereta dapat bergerak dalam jalur pendek saat terjadi pemadaman listrik. Yang mana memberi kesempatan lebih pada kereta untuk berpindah ke lokasi yang lebih aman apabila terjadi keadaan darurat. Contoh keadaan darurat yang mungkin saja terjadi adalah terjebak di terowongan saat gempa bumi melanda.  

Dengan ini dapat dipastikan, bahwa Jepang telah menerapkan mitigasi gempa hingga ke ranah transportasi publik berupa kereta. 

Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.

Back to top button