News

Wali Kota Minneapolis Tandatangani UU yang Izinkan Kumandang Azan 5 Kali Sehari

Umat Muslim di Minneapolis kini dapat mendengar kumandang azan lima kali sehari dari masjid-masjid di kota itu setelah diberlakukannya sebuah Undang-Undang (UU) baru.

Minneapolis adalah kota terbesar di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS).

Wali Kota Minneapolis Jacob Frey menandatangani UU baru pada 17 April 2023 yang mengizinkan 20 masjid di kota itu mengumandangkan azan melalui pengeras suara, lima kali sehari.

Peraturan daerah mengenai kebisingan sebelumnya mencegah dikumandangkannya azan subuh dan isya. Wali Kota Jacob Frey mengatakan keputusan ini berkenaan dengan inklusi dan sambutan baik terhadap semua agama.

“Ini tentang kita semua yang memiliki keyakinan atau agama, mulai dari lonceng gereja, tiupan shofar hingga suara azan. Ini mengenai inklusi, perdamaian dan kebebasan beragama,” ucap Frey seperti dikutip dari VOA News, Sabtu (22/4/2023).

Shofar yang disebut Frey adalah semacam terompet yang digunakan untuk tujuan ritual keagamaan Yahudi.

Langkah ini dianggap sebagai kemenangan bagi imigran Afrika Timur di Minneapolis yang kian besar jumlahnya. Sebagian besar komunitas itu adalah penganut Islam. Keputusan ini juga dipuji oleh tokoh-tokoh dalam komunitas Islam. Satu di antaranya adalah Sharif Mohamed, imam Dar al-Hijrah Islamic Center.

“Hari ini adalah hari bersejarah bagi masjid ini, tetap ini juga bagi komunitas Muslim di Minneapolis, juga bagi komunitas Muslim di Minnesota, bagi komunitas Muslim di AS, juga bagi komunitas Muslim di seluruh dunia untuk mengamati dan melihat ini terjadi di dalam sebuah masjid,” ujarnya.

Sedangkan Jaylani Hussein, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Minnesota, mengatakan bahwa mengizinkan azan dikumandangkan lima kali sehari akan mengurangi Islamofobia dan meningkatkan pemahaman mengenai agama Islam.

“Jadi, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk mendidik, peluang bagi orang-orang untuk melihat kami, mendengar kami, suatu kesempatan bagi mereka yang membenci kami, mungkin suatu kesempatan bagi mereka untuk terhubung dengan kami. Dan karena itu, saya sangat senang karena ini terjadi, dan saya pikir ini merupakan sinyal bagus bagi kami di sini, di Minnesota,” ujar Hussein.

Para tokoh Muslim mengatakan mereka belum menerima dan berharap tidak ada reaksi negatif terkait azan subuh dan isya. Mereka mengatakan ini tidak ada bedanya dengan suara lonceng gereja. Tetapi mereka juga menyatakan bahwa mereka paham jika muncul kekhawatiran.

Sedikitnya satu masjid di Minneapolis Selatan akan mengadakan pertemuan warga untuk menjelaskan peraturan baru dan menyimak kekhawatiran mereka.

Back to top button