Super Bowl antara Kansas City Chiefs dan San Francisco 49ers tidak hanya menjadi pertarungan sengit di lapangan, tetapi juga mencetak sejarah dalam dunia penyiaran Amerika Serikat. Dengan total 123,4 juta penonton dari berbagai platform, acara ini dinobatkan sebagai “siaran paling banyak ditonton dalam sejarah” oleh Paramount, perusahaan induk CBS.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Allegiant, Nevada, ini menarik perhatian publik tidak hanya karena aksi di lapangan, tetapi juga karena sesi “half time” yang menampilkan deretan bintang seperti Usher, Ludacris, Alicia Keys, dan Jermaine Dupri.
Kehadiran Taylor Swift, yang datang bukan sebagai penampil tetapi untuk mendukung kekasihnya, Travis Kelce dari Kansas City Chiefs, turut meningkatkan rating televisi.
Kemenangan Kansas City Chiefs dengan skor 25-22 atas San Francisco 49ers melalui babak overtime menandai mereka sebagai tim pertama yang memenangkan Piala Lombardi berturut-turut sejak New England Patriots pada 2003-2004.
Kenaikan jumlah penonton sebesar tujuh persen dari tahun lalu menunjukkan betapa pentingnya Super Bowl bagi penonton Amerika.
Meskipun Super Bowl mencetak rekor di AS, jumlah penontonnya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan acara global seperti final Piala Dunia, upacara pembukaan Olimpiade, dan pernikahan kerajaan.
Namun, keberhasilan Super Bowl tahun ini dalam menarik demografi penonton yang lebih luas, termasuk wanita dan generasi muda, menunjukkan pengaruh signifikan acara ini dalam budaya populer Amerika.
