Arena

Zainudin Amali soal Mundur dari Menpora: Saya Dapat Izin Presiden Fokus di Bola

Zainudin Amali mengisyaratkan dirinya mundur dari kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) selepas menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI.

Hal tersebut disampaikan Amali selepas mendatangi Istana Kepresidenan bersama jajaran Exco dan juga Ketua Umum PSSI Erick Thohir (Etho) Senin (20/2/2023).

“Tadi saya secara pribadi sudah melapor ke pak presiden, tentu beliau sudah mengetahui tentang saya terpilih sebagai salah satu waketum PSSI,” kata Zainudin memulai.

Amali menyebut dirinya memang berniat fokus pada sepak bola saja. Dan hal tersebut telah ia sampaikan langsung kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Gayung bersambut, Jokowi kata Amali memahami dan memberi lampu hijau akan keinginan dari dirinya untuk fokus berkutat di kursi federasi.

“Dan beliau menyerahkan kepada saya, karena saya menyampaikan kepada teman teman harus memilih, dan saya sampaikan ke presiden ‘bapak saya akan fokus dan berkonsentrasi untuk menjadi pengurus PSSI,” ujar Amali.

“Dan itu dipahami oleh beliau, dan beliau menyampaikan kepada saya, saya diizinkan untuk konsentrasi dan fokus mengurus sepak bola,” lanjutnya.

Namun demikian, Amali belum menjelaskan lebih lanjut isyarat tersebut. Termasuk penegasan bahwa dirinya secara sah mundur dari kursi Menpora atau tidak.

“Udah jangan dijelasin penjang-panjang. Beliau sudah mengizinkan untuk fokus dan konsen urus sepakbola, mendampingi pak Erick Thohir, Ratu Tisha dan teman teman Exco,” tutur dia.

Semula, Amali merespons desakan sejumlah pihak agar dirinya mundur dari jabatan Menpora karena terpilih sebagai Waketum PSSI, Amali menyerahkan kepada Presiden untuk memberikan arahan selanjutnya.

“Tidak, saya mau lapor dulu. Tunggu setelah itu. Kita lapor dulu dong, kan kita pembantu presiden. Nggak ada kita memutuskan sendiri walaupun ada keinginan,” kata Amali.

Secara etika, kata Amali, dia akan melaporkan dahulu ke Presiden, dan menunggu arahan dari Presiden untuk ditindaklanjuti.

“Kalau toh itu menjadi keinginan, tapi etikanya sebagai pembantu presiden harus lapor dulu kepada presiden, kita Kongres Luar Biasa, kemudian kebijakan beliau seperti apa,” ujar Amali.

Back to top button