News

Survei Polling Institute Klaim 60,4 Persen Masyarakat Puas dengan Kondisi Demokrasi

Polling Institute menggelar survei soal tingkat kepuasaan masyarakat terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Hasilnya, mayoritas penduduk menyatakan puas dengan praktik demokrasi di Indonesia.

Demikian diklaim Polling Institue berdasarkan survei yang dilakukan dalam rentang 15-17 November 2023.

“Lebih dari separuh, 60,4 persen, masyarakat merasa puas dengan praktik demokrasi sampai sejauh ini,” ujar Peneliti Polling Institute Kennedy Muslim saat memaparkan hasil survei secara virtual, Kamis (23/11/2023).

Kennedy mengatakan, bila dibedah lebih dalam, terdapat 6,9 persen yang menyatakan sangat puas dengan jalannya demokrasi. Ada juga 53,5 persen yang menyatakan cukup puas.

“Sementara ada juga yang merasa tidak puas, angkanya mencapai 34,5 persen. Yang tidak menjawab sebanyak 5,1 persen,” kata Kennedy.

Menurut Kennedy, terjadi peningkatan kepuasan publik terhadap jalannya demokrasi saat ini. Jika pada temuan Oktober angka masyarakat yang puas baru menyentuh 51,4 persen, memasuki November terjadi peningkatan menjadi 60,4 persen.

“Sebaliknya, terjadi penurunan terhadap penilaian tidak puas, semula (Oktober) 42,3 persen menjadi 34,5 persen,” kata Kennedy.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan dalam dialog terbuka Muhammadiyah di UMS Surakarta, menilai kondisi demokrasi Indonesia saat ini sedang berjalan mundur.

Anies memaparkan, penurunan indeks demokrasi Indonesia sejak tahun 2015 hingga 2022. Indeks demokrasi menurun dari awalnya 7,03 di tahun 2015 turun menjadi 6,71 di tahun 2022.

Anies mengatakan, penurunan indeks demokrasi ini berbarengan dengan indeks kebebasan pers. Ia mengatakan, indeks kebebasan pers dari 59,25 di tahun 2015 turun menjadi 54,83 di tahun 2022.

“Indeks demokrasi kita turun dari 2015 ke 2022, indeks kebebasan pers turun, indeks persepsi korupsi turun,” ujar Anies, dalam dialog yang disiarkan YouTube tvMu Channel, Rabu (22/11/2023).

Sementara itu capres Ganjar Pranowo meminta masyarakat berani bicara secara terbuka jika terjadi penyelewengan demokrasi. Menurut dia, proses demokratisasi dapat berjalan jika masyarakat  memahami hal-hal terkait demokrasi secara baik.

“Kalau dalam proses demokratisasi ini mengarah tidak makin liberal tapi makin bisa merasakan bagaimana nilai persatuan juga penting, maka rasa-rasanya semua harus menjadi agen untuk itu, speak up (bicara) ketika terjadi penyelewengan dan sebagainya,” kata Ganjar dalam Dialog Terbuka di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (23/11/2023).
 

Back to top button