Hangout

WFH Tidak Solutif, Polusi Udara di Jakarta Tetap Sama Bahkan Berisiko Sebabkan Bronchitis Kronis

Masyarakat seakan tidak bisa berharap banyak dari kebijakan yang diputuskan pemerintah untuk menekan tingkat polusi udara di Jakarta yang semakin buruk.

Kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Work From Home (WFH) atau kerja dari rumah yang diumumkan oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) mulai 21 Agustus – 21 Oktober 2023 dinilai tidak berpengaruh bagi tingkat polusi udara yang terjadi di Jakarta saat ini.

Kritik pedas datang dari dokter sekaligus influencer Tirta Mandira Hundhi, pada akun sosial medianya yang inilah.com kutip pada Selasa, (22/08/2023). Hal tersebut terlihat saat Tirta mengeluarkan unek-uneknya usai melakukan perjalanan dari Mataram menggunakan pesawat dan tiba di Bandara Cengkareng, Banten (CGK).

Dia melihat perbedaan langit yang sangat signifikan antara Mataram dengan Jakarta yang dipengaruhi polusi udara.

Dalam foto yang ia unggah, terlihat langit Ibukota Jakarta berwarna abu-abu. Hal tersebut ia sampaikan ketika landing di Bandara CGK.

“Berangkat dari Mataram tadi jam 06.15 WITA, udara bersih, segar uenak jos. Landing barusan di CGK berasa lagi shooting film Walking Dead. Ini bukan kabut yo, tapi jelas polusi,” ujar Tirta.

Kemudian, ia mempertanyakan solusi dari pemerintah untuk mengatasi polusi yang meningkat karena jika sampai terhirup dapat berisiko membahayakan kesehatan.

Menurutnya, dengan hanya menerapkan kebijakan WFH untuk sebagian Aparatur Sipil Negara di Jakarta sangat tidak efektif untuk mengurangi polusi yang ada. Apalagi dengan menggunakan kendaraan listrik, juga tidak berpengaruh.

“Ini serius solusinya cuma WFH sama EV (Electric Vehicle) ya? Keburu bronchitis kronis orang-orang di Jabodetabek,” ucapnya.

Masih menurutnya, akibat polusi yang tinggi di Jakarta dan sekitarnya bisa mengakibatkan keluhan anak terkait penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang juga semakin meningkat.

Dia juga menyoroti soal penyakit TBC di Indonesia yang juga masih tinggi dibandingkan di negara lain. Jika polusi udara tidak bisa tertangani dengan baik, penyakit TBC ini bukan tidak mungkin akan semakin bertambah banyak.

“Yang paling kasihan dalam kondisi seperti ini adalah anak-anak. Pasti sekarang banyak dari dokter spesialis anak yang lagi ruwet karena keluhan anak soal Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang meningkat. Belum lagi batuk kronis, yang ditambah penyakit TBC (Tuberkulosis) juga masih tinggi,” tambah Tirta.

Ia menyarankan bagi masyarakat yang ingin melakukan aktivitas di luar rumah untuk menggunakan masker.

Sedangkan, bagi yang ingin berolahraga diharapkan untuk saat ini melakukan olahraga di dalam ruangan untuk meminimalisir terhirupnya polusi udara.

Tirta dengan tegas mengimbau kepada pemerintah untuk cepat melakukan kebijakan untuk masyarakat agar tidak terjadi timbulnya penyakit yang lebih banyak.

“Tapi, solusi yang utama adalah kebijakan publik yang harus segera dilakukan,” tegasnya.

Back to top button